Intro

4.1K 69 1
                                    

Mas...

Aku lelah

Aku ngga bisa diginiin terus

Mulai sekarang kita jalani hubungan ini sendiri sendiri

Kamu dengan hidup kamu dan aku dengan hidup aku

Cukup

Selamat tinggal

Rania mulai beranjak meninggalkan Praditya. Perlahan lahan berjalan menjauh dari sesorang yang baru saja menjadi mantan kekasihnya itu.

Rania sudah hampir 3 tahun berpacaran dengan Praditya. Tetapi kelakuan Praditya yang selalu membuat Rania ingin berpisah darinya.

Praditya selalu meninggalkan Rania. Tidak lagi memprioritaskan Rania. Berbeda dengan awal kenal dahulu.

"Raniaa! " Teriak Praditya memanggil Rania. Kemudian ia berlari menghampiri Rania dan memeluknya dari belakang.

"Ran, maafin Saya. Saya janji akan berubah. Saya ngga akan ninggalin kamu lagi, Ran." ucap Praditya lirih.

"Mas. Jangan cari aku lagi" Rania melepaskan pelukan Praditya. "Keputusan aku sudah bulat. Aku tak mau menghabiskan air mataku untuk kamu lagi mas. Sudah cukup. Maaf mas." ucap Rania kemudian menaiki taksi dan meninggalkan Praditya.

Air mata Praditya tak dapat ditahan lagi. Dia telah kehilangan perempuan yang sangat menyayanginya. Dia telah kehilangan gadis yang selalu peduli kepadanya.

***

"Sayang? Kenapa mata kamu sembab gitu?" Tanya Vicky-Kakak Rania.

"Gapapa. Gausah sok peduli." jawab Rania jutek.

"Ditanyain baik - baik jawabnya gitu. Gue itu abang elo. Wajarlah gue tanya kenapa adek gue satu - satunya bisa nangis sampai matanya kek gitu" Ucap Vicky sambil meminum jus buatannya.

Rania menghentikan langkahnya untuk ke kamar dan berlari menuju Vicky kemudian memeluknya.

"Kak. Hiks" Rania menangis dalam pelukan Vicky. "Rania putus sama Mas Praditya." ucapnya sambil menangis.

"Udahlah Dek. Buat apa nangis lagi? Udah gede gitu. Jadiin ini air mata terakhir kamu, ya" Ucap Vicky menenangkan.

Flashback on

Rania mulai mengenal Praditya saat dia berumur 17 tahun. Saat itu Rania sedang di bank untuk membuat ATM. Kemudian sesosok pria memanggil nomor Antrean Rania. Iya. Pria itu adalah Praditya.

"B-26" panggil Praditya. Rania melangkahkan kakinya menuju customer service.

"Ada yang bisa saya bantu?" dengan wajah tampannya Praditya mengucapkan kata - kata itu.

"Mau buat kartu ATM, mas."

"KTP nya ada?"

"Ini." Rania memberikan KTP nya.

"Waah baru 17 kemarin ya?" Ucap Praditya menggoda.

"Hehehe iya"

"SMA mana?" ucap Praditya dengan tangan sibuk memasukan data ke komputer.

"SMA Nusa"

"Aku dulu juga mau sekolah disana. Tapi ngga masuk. Passing grade ku rendah."

"Oh" Jawab Rania Singkat.

"Apa SMA Nusa masih ngadain Bunka-Festival Jepang?"

"Masih. kemarin bulan Oktober terakhir." Rania asik memperhatikan wajah Praditya yang sangat serius dan manis saat sedang fokus.

"Kamu pasti jadi Costplay?" Ucapnya sambil melirik Rania

"What?! " Rania terkejut. "Nonton aja enggak."

"Kamu cocok loh, jadi cosplay. Mirip Sakura kamu."

"Ahahaha enggak lah" Tawa Rania cukup keras hingga seisi ruangan itu pun memperhatikannya. Muncul semburat pada pipi Rania. Praditya pun ikut tertawa.

"Rumah mu di Jalan Manggis?" Tanya Praditya.

"Iya, mas. Deket situ."

"Disitu ada rumah makan Ramen kan?"

"Iya bener. Selisih 2 rumah dari timur sama rumahku."

"Nanti kalau aku makan Ramen disitu ikut ya." Lirik Praditya lagi.

"Heh! Yang serius dong, dit. Jangan digodain. Punya gue itu." Customer service sebelah Praditya mendengar percakapan mereka dan menyelanya.

"Punya lu dari Hongkong?" Kata Praditya. Rania Hanya senyum hingga memperlihatkan kedua lesung pipit nya. Praditya baru tau kalau gadis itu memiliki lesung pipit.

Manisnyaa...

Kemudian Hening

"Oiya, Mas. Emang mas dulu alumni mana?" Tanya Rania memecah keheningan.

"SMK Bangsa. Hehe" Ucap Rania.

"Loh. Kan itu samping sekolahku."

"Iya emang. Hehe."

"Angkatan berapa?"

"Yaah. Kalo aku bilangin nanti ketauan dong umurku berapa."

"Ya gapapa, kan?"

"Angkatan 2009."

"Waah berarti Mas umurnya udah 26 tahun?"

"Tuh kan ketahuan" Praditya tersenyum

"Setauku SMK Bangsa ngga ada jurusan administrasi atau yang berbau uang. Dan isinya cowok semua. Kok kamu bisa masuk bank?? "

"Hahaha itu namanya Lintas ilmu. Oiya. Ini di isi ya 6 digit angka yang mudah diinget. Kalo aku boleh saranin sih tanggal hari ini aja."

"emang kenapa mas?"

"Hari ini adalah hari yang ngga bakal kamu lupain. Soalnya kamu hari ini ketemu aku. Hehe." Ucap Praditya menggoda Rania lagi.

"Hahaha ngaco kamu mas." Rania pun memasukkan nomor pin nya.

"Ini tolong diisi nomor telepon kamu. Nomor whatsapp juga boleh. Id line boleh juga. Pin BB apalagi." ucap Praditya

"Ngga mau wek." Rania menjulurkan lidah nya mengejak Praditya.

"Yaah. Yaudah deh. Udah jadi. Ini kartu ATM nya sama buku tabungannya." Pradita menyerahkan buku tabungan dan kartu ATM Rania.

"Kata Abang saya buat Kartu ATM bayar? Ini bayar kemana?" Tanya Rania.

"Ngga usah. Biar aku yang ngurus administrasinya." ucap Praditya.

"Makasih ya, Mas." Rania beranjak dari kursi

"Sama - sama dek. Hati - hati di jalan ya."

"Oke mas"

=Sorenya=

"Raniaaaa" Teriak Mama memanggil Rania.

Rania menghampiri mama di depan pintu "Apa sih mah? Ngga usah teriak teriak kenapa?" Ucap Rania. "Loh. Kok Mas Praditya ada disini? Ngapain mas?"

Rania terkejut melihat Praditya sudah ada di depan pintu rumah Rania.

"Mau ngajak kamu makan Ramen." ucap Praditya kepada Rania. "Boleh kan, tante?" lanjutnya kepada Mama Rania.

"Boleh dong. Yaudah sana kamu ganti baju dulu, Ran" ucap Mama. Rania pun berlari menuju kamar, menutup pintu, menguncinya dan loncat - loncat diatas kasurnya.

"Aduuuh pakai yang mana ini? Aaaaa kenapa baju gue jelek semua." Rania bingun memilih baju yang akan digunakannya. "First date sama Mas - Mas  Ganteng!" ucapnya kemudian keluar dari kamar dan berjalan menuju Praditya.

"Uw cantiknyaa." Ucap Praditya

"Pergi dulu, ya Maa" Ucap Rania.

"Permisi Tante" Ucap Praditya

Flashback Off

Once Again (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang