Smile Maker

866 40 0
                                    

Kamu tidak perlu berbohong untuk sebuah perasaan
Cukup katakan saja
Jangan siksa hati kamu dibalik selimut
=Ares 2017=
.


.
.

"Aduh. Kok Rania belum dateng juga sih? Udah setengah jam ditungguin" gerutu Vivi. "Apa jangan - jangan, Rania Nyasar? Astaga! Aku harus bilang Ares!" Vivi pun berlari menuju base camp.

"Aresss!!! " Teriak Vivi mengejutkan Ares.

"Ada apa, Vi?" tanya Ares panik.

"Ran..." ucap Vivi terengah.

"Rania kenapa??" Ares semakin panik

"Rania Hilang!" ucap Vivi.

"Kok bisa sih? Terakhir dimana?"

"Tadi dia kebelet pipis. Di kamar mandi pos 2"

"Yaudah kita kesana sekarang" Ares mengambil jaket dan senternya dan berlari bersama Vivi menuju pos 2.

"Harusnya dia disini. Dan sekarang kamar mandinya kosong!" ucap Vivi menunjukan kamar mandi yang ada di Pos 2

"Yaudah kita cari bareng!" Ucap Ares.

Tes tes tes

Air mulai turun dari Awan. Malam yang dingin saja sudah cukup membeku kan Rania. Apalagi kejadian ciuman tadi. Dan sekarang malah turun hujan. Sungguh kasiah Rania.

"Rania!" Teriak Ares dan Vivi bergantian. Mereka pun berpapasan dengan Luna dan Leo.

"Luna" Ucap Vivi dan langsung memeluk Luna.

"Ada apa, Vi?" Tanya luna bingung

"Rania hilang, Lun" Ucap Vivi menangis dipelukan Luna.

Ares hanya menatap Leo sinis. Tak ada raut khawatir sedikitpun di wajah Leo.

"Kok bisa sih!" Luna terkejut.

"Ceritanya Panjang. Lebih baik kita cari sekarang sebelum hujan mulai deras" ucap Ares dan meninggalkan tatapan sinis kepada Leo.

Mereka terus meneriaki nama Rania. Tapi hanya suara jangkrik yang membalasnya.

"Eh Res! Itu apaan? Pinjem senter mu" ucap Vivi dan mengarahkan senternya di tepi Jurang. Rania! Itu benar Rania!

"Rania!" Ares terkejut dan berlari menghampiri Rania yang sudah terbaring lemas dipinggir jurang.

"Ran! Bangun Ran!" Ucap Ares panik.

"Ar.. Es" Kata rania terpatah - patah sebelum ia pingsan.

Ares menggendong Rania hingga sampai di Tenda. Semua peserta panik. Ferri pun meminta Ares dan Vivi yang menjaga Rania. Dan yang lainnya tetap mengadakan api unggun.

"Ares" ucap Rania saat ia sudah sadar. Wajahnya sangat pucat. Badannya pun sangat panas.

"Iya, Princess. Gue disini." Ucap Ares.

"Kok kamu biaa nyasar, sih Ran?" tanya Vivi sambil mengelus pipi Rania

"Vi. Boleh gue bicara 4 mata sama Ares?"  tanya Rania pelan.

"Boleh, Ran. Yaudah aku keluar dulu ya. Kalau ada apa - apa bilang aku. Aku pasti ada buat kamu." Vivi mencium ubun - ubun Rania sebelum keluar dari tenda.

"Apa yang mau lo omongin?" Tanya Ares.

Rania malah tidak segera berbicara tetapi malah menangis.

Ares langsung memeluk Rania.

"Pelan - pelan lo cerita. Jangan biarin gue liat lo nangis. Gue nggak sanggup." Ucap Ares. Rania melepaskan pelukannya. Ares pun menyeka air mata Rania.

Once Again (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang