Magnet

761 28 0
                                    

Satu  tahun kemudian

"Seru, kan perjalanan kita! Saksisan Trip Centre setiap hari kamis hanya di MV TV. Bay bayy" Ucap Rania dengan lantang kepada kamera yang tengah merekamnya.

"Cut!" Teriak sutradara untuk menghentikan castingnya.

Rania langsung berlari ke arah Andrew dan langsung memeluknya. Andre mengangkat tubuh Rania dan memutarnya dua kali.

"Lancar?" Tanya Andrew.

"Lacaar sekali" Balas Rania dengan wajah cerianya.

"Main, yuk. Habis ini kamu ngga ada acara lagi, kan?"

Rania menggeleng.

Mobil Andrew telah melesat membawa Rania menuju ke sebuah destinasi. Mobil itu berhenti di sebuah Mall.

Andrew menggandeng tangan Rania menuntunnya hingga berhenti di sebuah tempat untuk Ice Skating.

"Kita nunggu Sarah dulu, ya" Ucap Andrew.

"Siap"

Limabelas menit kemudian, Sarah datang.

"Lama banget sih" Keluh Andrew pada Sarah.

"Hahaha biasalah, kan aku harus ke bar dulu" Jawabnya dengan wajah ceria. Tapi Rania tahu kalau wajah itu tidak murni. Sarah hanya pura - pura bahagia.

"Memangnya, kamu ngapain di bar?" Tanya Sarah.

"Biasalah dia modusin gebetannya" Ucap Andrew.

"Hahaha. Yaudah ayo kita bermain ice skating" Ajak Sarah. Ia berlari menuju lantai es. Terlihat Sarah sedang mengusap air matanya dari belakang.

Mereka meluncur dengan cepat menyusuri arena es itu. Sarah berusaha untuk melukis senyum di bibirnya. Ia tak mau temannya sedih melihat ia sedih.

Sekitar satu jam mereka telah bermain. Andrew Sarah san Rania segera keluar dari Arena.

"Astaga! Aku lupa kalau ada meeting!" Kata Andrew setelah ia mendapatkan pesan. "Ran, sarah, aku pergi dulu, ya. Maaf banget tapi ini penting. See you" Andrew segera berlari meninggalkan dua wanita itu.

"Apa yang akan kamu lakukan sekarang?" Tanya Rania.

"Pulang." Balasnya singkat.

"Temani aku makan"

"Oke"

Setibanya di foodcourt mall itu, Rania dan Sarah segera memesan makanan. Selama makan, Sarah terus melamun.

"Mau berbagi cerita?" Tanya Rania yang menyadari tingkah aneh Sarah sejak tadi.

Sarah tersadar dari lamunannya, "Aku baru saja ditolak." Kata Sarah cemberut.

"Sama lelaki yang ada di Bar?"

"Hehe" Sarah mengangguk. "Aku mengenalnya saat dia bersama temanku. Temanku adalah Pelayan di Bar itu. Setiap ada waktu luang, dia selalu berada di Bar bersama temanku. Itu terjadi tiga bulan yang lalu saat dia datang kesini. Dia dari Indonesia juga"

"Aku mengutarakan perasaan ku kepadanya tadi, tapi ia menolakku. Malah dia mengusir ku dari Bar. Akupun segera pergi meninggalkan dirinya. Tapi aku tak akan menyerah untuk bisa berasamanya."

Rania mendengarkan dengan seksama penjelasan sarah. Ia teringat Ares yang selalu memperjuangkannya. Dan selalu ditolaknya. Ares juga tak menyerah untuk mendapatkan dia.

"Sarah, aku dulu juga mengenal orang yang sama sepertimu." Rania mulai bercerita. "Dia selalu berjuang untuk mendapatkan hati seorang gadis. Walaupun gadis itu selalu menolaknya. Hingga akhirnya, gadis itu bisa luluh karenanya."

Once Again (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang