Finaly

830 34 0
                                    


Ribuan detik berlalu melewati aliran waktu
Sebuah cinta berhenti di titik lelahnya
Hatimu

=Ares 2017=

Mentari telah menampakkan dirinya, sinarnya menembus jendela kamar Rania. Perlahan Rania membuka kedua matanya.

"SELAMAT PAGI RANIA!" Teriak Ares, Vivi, Luna dan Reyhan bersama diatas kasur Rania

"Aaarghh" Rania mengabaikan mereka dan menutup kepalanya dengan selimut.

"Ran, ayo main!" Ajak Luna gembira.

Rania diam.

"Rania, aku punya kabar baik buat kamu." Vivi mencoba membangunkan Rania. "Kamu, ditawari endorse Distro!" Kata Vivi sedikit berteriak.

Rania masih diam.

Cekrek. Ares menjepret Rania yang masih tertidur dengan kamera barunya. Mendengar suara kamera, Rania membuka selimutnya.

Ares. Pandangan yang pertama ia tujukan kepada Ares. Sedangkan Ares masih asik - asikan menjepret Rania.

"Mau nggak?" tanya Reyhan

Rania mengalihkan pandangannya dari Ares. Ia hanya menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Reyhan.

"Kayaknya lo capek banget, sih Ran"  ucap Ares tiba - tiba.

Rania menatap dalam Ares. Res, gue pengen meluk elo.

"Apaan sih! Kalian keluar aja sanaa. Gue nggak mau maen. Gue ngga mau endorse!" Rania menutup kan selimut kewajahnya kembali.

Tanpa banyak kata - kata, Luna Cs pun segera meninggalkan kamar Rania. Termasuk Ares. Kamar Rania yang awalnya ramai menjadi sepi.

Selang setengah jam, Rania bangkit dari kasurnya, ke kamar mandi untuk menyikat gigi kemudian keluar dari kamarnya.

Perlahan langkah kaki Rania menuruni tangga. Sesampainya di dasar tangga ia segera ke dapur untuk meminum air.

Ia berniat kembali ke kamar, namun kemudian ia melihat pemandangan yang mengejutkan di ruang tamu. Ares dan Praditya.

Rania menghampiri mereka. Pandangan mata dua lelaki itu tertuju pada Rania yang tengah berdiri di antara mereka berdua.

"Selamat pagi, Rania" kata Praditya lembut dengan senyuman yang membuat wanita manapun akan jatuh hati.

Rania hanya membalas senyuman tipis yang durasinya hanya seper sekian detik. Kemudian memindah pandangannya ke Ares.

"Ngapain lo masih disini?" ucap Rania jutek dengan berkacak pinggang.

"Nih. Ngobrol sama pak Dosen" balas Ares. Maksud pak dosen tersebut adalah Praditya.

"Anjir!" Rania menahan tawanya.

Praditya mengerti kalau Ares dan Rania mengejek penampilannya yang seperti orang tua dengan kemeja masuk ke celana. Namun ia hanya pura pura tersenyum agar terlihat dewasa.

"Oh iya, Mas Praditya mau ngapain kesini?" tanya Rania sopan.

"Saya hanya mampir saja. Kamu baru bangun, ya?"

Mendengar kata "saya" Ares menahan tawanya.

"Hahaha iya, nih mas." ucap Rania kemudian mengarahkan matanya ke Ares. "Heh Lo!" bentak Rania. "Mau ngapain lagi? Ada urusan apa lagi?" nada nya sangat berbeda ketika ia berbicara dengan Ares.

"Ooo iyaa gue lupa" Rania menepuk jidatnya dengan lebay. "Kita ada tugas dari Pak Budi! Kerjain di balkon aja, yuk" Ucap Rania berdusta.  Ia mengedipkan sebelah matanya untuk memberi kode kepada Ares.

Once Again (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang