Sosok Ares

1.1K 57 0
                                    

From Vivi
Ran. Kamu ikut maen nggak?

From Rania
Kaga deh. Gue capek.

From Vivi
Yaudah deh. Bay bay sayangkuu.

"Rania nggak ikut. Capek katanya?" ucap Vivi kepada CS nya.

"Yaudah deh. Cabut kuy" ucap Reyhan.

"Kuyy!" kata Vivi dan luna serentak.

Sesampainya di rooftop Paragon Mall, Luna dan Vivi langsung mengambil posisi untuk foto.

Ares mempotret Vivi dan Reyhan mempotret Luna.

Vivi adalah teman satu geng Rania saat masih duduk si bangku SMP. Dulu Vivi berambut panjang dan berwana hitam. Sekarang  rambutnya sebahu, belahan samping, dan berwarna coklat. Dia model beberapa distro terkenal. Pernah mencintai Ares tapi memilih untuk tetap bersahabat.

Luna adalah sahabat Vivi saat di bangku SMA. Ia adalah finalis putri solo 2015. Rambut sedada dan berwarna gradasi pirang dan coklat. Anak hits pada masa SMA nya. Dan masih hits saat kuliah. Menjadi model Batik Solo Carnival dan model distro juga. Mantan pacar dari Leo.

Reyhan adalah teman Vivi dan Rania saat di bangku SMP. Tapi sampai saat ini Rania tidak mengingat bahwa ia pernah satu sekolah dengan Reyhan. Fotografer kece dengan tinggi 180cm. Lebih cakep dibanding Ares.

Ares adalah sesosok makhluk yang baru saja Rania kenal di bangku Kuliah. Asal dari Jakarta. Fotografer biasa saja dengan tinggi 185cm. Selalu memakai topi. Berkumis tipis yang kata cewe lain keren tapi menurut Rania biasa aja. Pembawa kebahagiaan di geng nya. Lebih kearah bego daripada kocak. Hobinya adalah mengganggu Rania. Belum pernah suka sama cewek. Tidak punya mantan. Tidak punya pacar.

"Ngapain kamu sok galau gitu?" tanya Vivi mendekati Ares yang duduk di tepi rooftop.

"Kayak makan sosis gapakai saus. Aneh." jawabnya tanpa melihat Vivi disebelahnya.

"Maksudnya?" Vivi memiringkan alisnya.

"Aneh. Walaupun saus itu pedes tapi kalo makan sosis ga pakai saus tetep aneh rasanya. Walaupun Rania itu galak sama gue, kalo ga ada Rania aneh rasanya." jawabnya sambil melahap sosis yang ada di tangannya.

"Jangan bilang lo jatuh cinta sama Rania?" tanya Vivi sambil menunjuk wajah Ares.

Ares diam.

"Sejak kapan Ares ku bisa jatuh cinta?" Kata vivi sambil mengalungkan tangannya ke pundak Ares.

"Ya sejak dia disini lah." Ares melempar tusuk sosisnya.

"Gimana bisa kamu jatuh cinta sama cewek yang benci sama kamu?"

"Kalo jatuh cinta bisa diatur, gue mau deh jatuh cinta sama tetangga lo yang giginya tonggos itu"

"Hehehe bener juga sih ya. Yakin lo mau sama Rania?"

"Yakin lah. Gue bakal luluhin hati nya Rania. Suatu saat dia bakal gamau jauh dari gue." ucap Ares yakin.

Aku tak pernah melihat Ares seserius ini.

"Rania itu baru putus sama cowonya yang di Jakarta. Alasanya sih karena Mantannya itu enggak memprioritaskan Rania. Dan katanya sih, Rania nyari cowo yang cakep."

"Kalo jadi cakep gue kaga bisa, Vi. Kaga boleh oprasi plastik kata pak uztad." Ares menghisap rokoknya.

"Ahahah kamu nih." Vivi tertawa lepas.

"Tapi gue bakal prioritasin Rania. Gue bakal jaga dia dari serangan nyamuk mematikan, jamur, bakteri, dan serangga"

Vivi tertawa "Emang kamu baygon?"

Once Again (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang