Eksplore with Mantan

810 29 0
                                    

Setelah selesai makan, mereka mencari becak untuk kembali ke mobil.

"Mau kemana lagi?" Tanya Praditya

"Jam berapa sih ini?" tanya Rania

"Jam 2.30, bukit bintang mau?"

"Yaudah lah"

Mobil melesat hingga sampai ke bukit Bintang. Rania tertidur di mobil, kopi yang tadi ia minum ternyata tak berpengaruh baginya.

"Ran, bangun. Udah sampai" ucap Praditya lembut.

Rania mencoba membuka matanya, ia keluar dari mobil dan...
"Oh may god. How beautiful it is!" ucapnya kagum.

"Duduk di atap mobil aja, biar tambah keren. Saya cari jagung bakar dulu"

Rania mengangguk,

"Saya bantu naik nya" ucap Praditya siap mengangkat Riana. Tangan praditya sudah di pinggang Rania, tak ada jarak yang membatasi mereka, hanya pakaian mereka saja.

Praditya menatap dalam Rania, begitu juga dengan Rania. Kemudian perlahan Praditya mengangkat tubuh Rania.

"Saya tinggal dulu, ya" ucap Praditya

Rania mengangguk dan memperbaiki posisi duduknya melihat pemandangan yang begitu indah.

Tak lama kemudian, Praditya kembali dengan membawa dua jagung bakar ditanganya.

Ia menaiki atap mobilnya dan duduk disebelah Rania.

Ia melepas kemejanya dan memakaikannya pada Rania yang kedinginan.

"Makasih" ucap Rania

"Sama - sama" ucapnya sambil mengacak - acak rambut Rania.

Praditya mengambil ponselnya dan memutar lagu Banda Neira - Sampai Jadi Debu.

Badai Tuan Telah berlau
Salahkah ku menuntun mesra
Tiap pagi menjelang kau disampingku
Ku aman ada bersamamu

Tangan kiri Praditya mulai merangkul Rania. Rania pun meletakkan kepalanya dipundak Praditya.

Selamanya sampai kita tua
Sampai jadi debu
Ku diliang yang satu
Ku di sebelahmu

Lirik lagu itu telah mewakili perasaan Praditya. Tapi tidak dengan Rania. Ia membuka handphone nya dan melihat banyak pesan masuk dari Ares dan juga panggilan tak terjawab dari Ares.

Rania, lo dimana?

He kunti

Lu kemana aja sih

Apa lu diculik sama Mas - Mas tadi

Rania

Ran gue khawatir

Cepet pulang, ya, Ran

Night Rania

"Astaga" ucap Rania pelan

"Kenapa, Ran?" tanya Praditya bingung.

"Hehe, nggak papa kok mas"

Rania tak bisa berhenti memikirkan Ares.

Gue baik - baik saja, tapi untuk nggak mikirin lo, gue nggak bisa.

"Udah puas liatnya?" Tanya Praditya.

"Udah, mas. Dingin disini" ucap Rania.

Mereka berdua Turun dari atap mobil dan segera pergi dari Bukit Bintang

Kini pukul 3 dini hari. Praditya mengantar Rania pada sebuah destination lain.

"Kamu sudah punya pacar baru?" Tanya Praditya tiba - tiba

"Belum, mas" ucap Rania singkat.

"Kenapa kamu nggak nyari pacar?"

"Semua cowok tuh sama" ucap Rania cuek.

"Wah. Berarti saya mirip dong sama joe taslim?"

"Apaan sih, Mas. Garing tau" ucap Rania dengan senyum tipis.

"Susah ya bikin kamu senyum"

Ares.

Pikiranku mendadak padamu lagi

Selang 7 detik "Gampang, kok" ucap Rania.

"Ran, kalau saya tidak dapat membuatmu tersenyum lagi, saya ikhlas kamu dengan orang lain yang bisa membuatmu tersenyum. Siapapun itu, asal kamu bisa tertawa bahagia bersamanya" Ucap Praditya serius.

Rania hanya terdiam.

Pukul 4 pagi mereka sampai di kebun buah mangunan. Untuk sampai di puncak bukit kebun buah mangunan harus berjalan kira - kira setengah jam.

Disetiap jalan, lelaki yang disebut mantan Rania itu pun selalu menggandeng tangan Rania.

"Capek nggak?" Tanya Praditya melihat Rania yang mulai berkeringat.

"Lumayan, Mas. Hehe" ucap Rania.

Tangan Praditya menyentuh kening Rania lembut dan mengusap keringat yang ada di wajah Rania.

Rania menatap Dalam Praditya.

"Lanjut lagi?" Tanya Praditya

Rania mengangguk.

Setelah sampai di pucuk, Rania bersandar pada pagar menatap keindahan yang ada di bawah sana. Matahari terbit.

Ditengah kekaguman Rania, Praditya menyentuh tangan Rania.

"Keren, kan?" Tanya Praditya.

"Kok Mas bisa tau daerah sini?"

"Dari instagram hehe" Ucap Praditya santai.

Rania tertawa kecil. Praditya beranjak berhadapan dengan Rania. Rania terkejut.

"Ran, maukah kamu bertunangan dengan saya?" Ucap Praditya sambil memberikan sebuah cincin kepada Rania.

Astaga

"Mas, Aku masih mahasiswa . Dan aku belum siap untuk menikah"

"Yang ngajak kamu nikah siapa? Kita tunangan dulu, habis itu nikahnya saya akan nunggu kamu"

Oh my god! Mimpi apa gue?

"Rania tanya Mama dulu, ya mas" ucapnya

"Saya akan selalu menunggu kamu"

Once Again (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang