Sabrang Kali Leri

2.7K 366 4
                                    

Sepanjang perjalanan menuju Kali Leri, ketiga Klenting terus berbicara tidak seperti Klenting Kuning yang hanya diam, ngintil mbakyu-mbakyunya.

"Kalau aku terpilih menjadi istrinya nanti, aku rela kalau kalian berdua menjadi istri kedua dan ketiganya." kata Klenting Abang sambil tertawa kemayu.

"Ah, mbakyu ini. Sendainya mbakyu ditolak dan dia memilihku, bagaimana?" kata Klenting Biru.

"Ya kamu bujuk dia agar mau menikahi kami juga. Hahaha." Klenting Ijo menimpali dan membuat semua tertawa kecuali Kenting Kuning.

"Dan kamu, Dhi. Kami tak akan sudi berbagi suami dengan kamu."

"Huh," Klenting Kuning melirik dan mendengus, "iya kalau dia memilih kalian, kalau ternyata aku yang dipilih, bagaimana?"

Ketiga Klenting berhenti berjalan dan merasa terkejut dengan ucapan Klenting Kuning. Mereka berbisik-bisik sebentar lalu menghampiri saudari angkatnya itu.

"Kalian mau apa?"

Klenting Ijo dan Klenting Biru memegangi kedua tangan Kenting Kuning, dia meronta namun tenaganya tidak kuat.

"Akan kami buat kamu lebih cantik, Dhi. Hahaha."

Klenting Abang mengambil lumpur yang sudah terkotori oleh kotoran burung dan dioleskannya ke wajah Klenting Kuning. Klenting Kuning diam menahan marah, bisa saja dia melawan dengan menggunakan bambu gading pemberian Ki Swarta, namun dia menahannya.

Tawa ketiga Klenting semakin menjadi saat mereka mengacak-acak rambut indah Klenting Kuning. Bahkan, Klenting Biru merobek kain adiknya itu hingga ke pangkal paha.

Klenting Kuning terduduk dan berusaha menutupi sebagian tubuhnya, bahkan sobekan kainnya menampakan sedikit kemaluan Klenting Kuning.

"Sekarang dia tidak akan memilihmu, Dhi."

Mereka kembali berjalan, dan Klenting Kuning tetap mengikuti dari belakang. Berjalan dengan berusaha memegang kain jariknya agar tidak tersingkap.

Klenting Kuning tetap bersabar, untuk melihat pelangi, bertahanlah dalam hujan badai. Dia yakin akan ada kebahagiaan yang menantinya, dan dia pun sama sekali tidak menyimpan dendam pada ketiga saudari angkatnya.

Sampailah mereka di pinggir Kali Leri, sungai itu tidak deras, tapi sangat dalam dan banyak buaya.

"Yuyu Kangkang!" teriak Klenting Ijo.

"Hush! Kamu itu kok malah langsung memanggil makhluk itu." sergah Klenting Biru.

"Ya, bagaimana lagi. Kita membutuhkan dia untuk menyeberang."

"Apa kamu tidak takut kalau ternyata dia itu makan orang?"

Seketika wajah Klenting Ijo pucat dengan perkataan Klenting Biru. Tiba-tiba arus sungai berubah, Kali Leri yang tenang kini muncul jeram-jeram. Dan dari tengah arus sungai, perlahan muncul sosok bercangkang dengan tubuh manusia dan memliki capit.

"Eladalah! Ada manusia yang berani kemari rupanya. Hahaha." suara makhluk itu begitu keras dan berat, membuat Ketiga Klenting yang berdiri di depan saling merapatkan badan.

...

Ngintil : mengikuti dari belakang.

Ande-ande Lumut : Yuyu Kangkang & Klenting Kuning [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang