part 4

118 36 38
                                    

Jalan menuju kebahagiaan

♡♡♡

Sekian lamanya, dan bertahun-tahun akhirnya aku dapat juga melihat Eomma dan saudaraku. Aku tahu yang aku rasakan adalah kebahagiaan , tapi apakah aku bisa menerima semua ini dengan mudah? Entahlah ? Aku masih bingung dan tak habis pikir saja.

...........

Seoul

Tampak sebuah rumah besar sedang berdiri kokoh menatapku, aku hanya terdiam, dan termangu menyaksikan kekayaan yang dimiliki oleh Eomma dan Jeny, sedangkan aku dan Appa, makan pun syukur-syukur bisa kenyang.

"Eomma kau memang jahat! Kenapa kau hanya memikirkan hidup Jeny ketimbang diriku." Pikirnya Jimin saat itu

"Jimina ayo masuk!"

Seru eomma jimin seraya merangkul Jimin untuk masuk ke dalam rumah besarnya itu.

"Ini kamarmu! Kamar kalian berdua."

Pekik ibu menunjukan kamar
Jimin dan Jeny.

Tampak sebuah 2 tempat tidur mewah, dengan bad cover pink dan biru itu tertata rapi dan mewah, serta meja belajar 2 dengan fasilitas lengkap itu tampak di letakkan di dekat tempat tidur masing- masing.

"Eomma, Apa kau baru saja mempersiapkan kamar ini ?" Tanya Jimin

"Aniyo! dari dulu ibu selalu membuat tempat tidur 2 , lemari, meja belajar itu sekaligus 2 dalam 1 kamar, karena 1 untukmu."

"Baiklah! Kau beristirahatlah, Eomma akan membuatkanmu makan siang."

Pekik ibu Jimin lalu segera berlalu dari hadapan putri kembarnya itu.

Perlahan Jimin mulai mendekati tempat tidurnya, lalu melihat seisi ruangan kamar tidurnya yang cukup luas itu, belum terlalu lama akhirnya pandanganya beralih kemeja belajar Jeny.

Tampak terpampang sebuah foto seorang gadis kembar Jeny dan Jimin ketika kecil dulu, mereka sedang duduk berdua meniup lilin. Dan terlihatlah sebuah wadah cristal yang berisi ribuan burung origami yang bewarna warni.

Jenya, aku sangat membencimu, Kau juga jahat sama seperti Eomma. kenapa kau hanya terdiam dan tidak mau menggapaiku waktu itu. Kalian benar -benar jahat."

Pikirnya Jimin saat itu sambil matanya mulai berkaca kaca.

Disisi lain aku sangat membencimu, sangat, rasa kesalku begitu besar sampai-sampai aku ingin sekali memukulmu. Tapi dilain sisi aku juga sangat merindukanmu Jenya.

Kau tahu? Aku ingin sekali melihatmu. Aku tidak ingin kita berpisah, aku ingin keluarga kita seperti dulu, selalu berbagi kasih sayang dalam keadaan apapun itu.

Pekik Jimin seraya memandang foto kecil mereka.

Dbrakk....

Suara gubrakan pintu tampak terdengar, terlihatlah seseorang yang serupa wajah, dan jugafisik Jimin.

"Jimina!"

Seru seseorang yang berlari menuju kamar dan menghampiri Jimin.

Dan ternyata wajah yang selama ini kutunggu-tunggu dan kurindu ada tepat di depan wajahku, menatapku dengan penuh haru.

"Jimina. " Langsung saja Jeny memeluk erat saudara kembarnya itu.

Jimina nan beogoshippo! Aku benar benar merindukanmu. Kau tahu aku sangat ingin sekali melihatmu."

Pekik Jeny yang matanya tampak berkaca kaca, karena tidak menyangka adik kembarnya itu telah ada di depannya kini.

"kau tahu aku tidak menyangka kita dapat bertemu lagi, ini seperti mimpi."

Twins Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang