Part 20

49 4 7
                                    

Saat kau rapuh yang kau butuhkan adalah pelukan

.........

"Silahkan duduk."

Pekik guru paruh bayah itu, mempersilahkan Jimin untuk duduk bersamanya di dalam  ruangannya, sambil mulai ikut mendudukkan tubuhnya ke atas sofa.

"Sudah sangat begitu lama, saat kau ikut bersama ayahmu kau seperti menghilang, kau tidak pernah datang ke sini lagi Jimina."

Ucapnya lagi guru sambil mengguratkan sebuah senyuman bahagiannya itu yang tampak tergambar dari wajah yang dipenuhi oleh garis-garis kerutan.

"Nae guru! Sejak aku pergi bersama ayah aku tidak pernah lagi menginjak kota seoul, sampai aku mengalami lupa ingatan, dan tak mengingat keluargaku."

"Astaga! Bagaimana hal itu bisa terjadi padamu Jimina?"

Cukup terhenyak saat mendengar bahwa Jimin pernah mengalami lupa ingatan yang sampai-sampai ia lupa akan eomma dan saudara kembarnya itu.

"Ceritanya cukup panjang guru! Lagian aku tidak ingin membahas masa lalu, itu membuatku merasa terpukul."

"Ah maafkan aku Jimina, guru tidak bermak.."

"Aniya guru, kau tidak perlu meminta maaf. Aku jadi merasa tidak enak."

Ucapnya Jimin tersenyum lembut kepada guru TK nya itu.

Lantas garis-garis wajah tuanya itupun mulai tergurat membentuk sebuah senyuman hangat untuk Jimin yang sudah lama ia tak pernah melihatnya.

Author pov

Sekolah taman kanak-kanak Jimin telah berubah menjadi tempat panti asuhan, dan rumah singgah untuk anak para penderita cancer. Setiap bulannya Jeny selalu mengunjungi tempat itu dikarenakan itu tempat masa kecilnya bersama Jimin, tetapi tempat itu juga menjadi saksi bisu dirinya, dan juga para penderita cancer, setelah dirinya mendapatkan vonis oleh dokter ia tampak selalu menyendiri dan tak ingin bergaul dengan teman-temannya, dan guru TKnyalah yang selalu menyemangatinya agar tidak pernah menyerah untuk menjalani hidup.

Dan kemudian, beberapa tahun sudah berlalu Jeny telah sembuh dari penyakitnya itu dan menjadi sosok gadis kecil yang mulai beranjak remaja dengan menjadi seorang motivator, dan penyemangat untuk anak-anak yang menderita kanker sepertinya.

Tetapi beberapa bulan belakangan ini Jeny tak pernah mengunjungi rumah singgah yang eommanya sponsori itu lagi, karena ia kembali mendapatkan vonis dokter bahwa dirinya harus di rawat intensif di rumah sakit.

......

"Apa kau sudah bertemu dengan Jeny?"

Tanyanya guru itu sambil mencoba menatap kedua sorot mata Jimin.

"Iya, aku tinggal bersamanya guru."

"Oh yah? Lantas kenapa ia tidak datang bersamamu? Jeny selalu mengunjungi kami di sini, tetapi beberapa bulan belakangan ini ia tidak pernah datang mengunjungi kami lagi?"

"Apakah ia baik-baik saja?"

Ucap guru yang kembali menatap manik mata Jimin yang lalu Jimin tampak terlihat melas saat mendengar nama Jeny.

Twins Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang