Menerima kenyataan pahit itu tidak semudah dalam pengucapannya, nyatanya hatilah yang menolak secara terang-terangan semua itu
¤¤
Eps sebelumnya!
"Bagaimana kondisi anak saya dok? Dia baik-baik saja kan!"Pekiknya eomma yang masih berkaca-kaca matanya.
Dengan membuang nafas pelan dokter itu menggelengkan kepala.
"Maaf saya akan memberitahukan bahwa anak ibu kondisinya sedang tidak baik, pasalnya kanker otak yang pernah tumbuh di kepala anak ibu kini telah tumbuh lagi, dan sudah menjalar hingga mencapai tahap akhir, bisa dikatakan bahwa kanker otak yang bersarang di kepala anakl ibu sudah mencapai stadium akhir."
Pekiknya dokter dengan panjang lebar, sambil memampang wajah yang perihatin.
Kata itu bagaikan pukulan yang kini memukul hatinya kuat, yah kini eomma si kembar hanya bisa menangis, dan meratapi kondisi anaknya itu.
Sementara itu Jimin, iya dia sedang berdiri di balik pintu untuk sekedar hanya mendengar apa yang dokter katakan karena perasaan ingin tahunya itu terus menumbuhinya hingga ia menguping pembicaraan dokter bersama ibunya.
Terkejut pasti saat ia mendengar perkataan dokter bahwa Jeny mengidap kanker otak stadium akhir, dan yang lebih membuatnya terhenyak lagi saat tahu bahwa Jeny memiliki penyakit kanker itu sejak kecil.
"Mwo?"
Pekik Jimin sambil menutup mulutnya, menahan air matanya untuk tidak terjatuh..
"Aniy.. tidak mungkin hal ini bisa terjadi kepada eonniku!."
Ucapnya lagi Jimin, dan kali ini air matanya benar-benar menetes..
Sekujur tubuhnya tiba-tiba saja terasa lemas, ia tidak sanggup untuk hanya sekedar melangkahkan kakinya atau hanya sekedar menarik nafas, dadanya terasa begitu sesak, ia hanya bisa menangis terengah-engah karena tidak percaya bahwa sejak kecil Jeny memiliki penyakit yang mengerikan itu.
*****
"Anak ibu hanya bisa bertahan dalam beberapa minggu saja, sebab pertahanan sel darah putihnya tak dapat lagi melawan sel kanker yang telah bersarang di otaknya."
"Lakukan kemoterapy, atau apalah dok seperti dulu agar Jeny bisa bertahan."
Pekik Eomma mencoba meyakinkan dokter bahwa masih ada kesempatan untuk Jeny hidup.
Dokter hanya bisa terdiam, dan menggelengkan pernyataan eommanya Jeny.
"Kemoterapy sekalipun tak dapat menjamin kehidupannya, pasalnya kanker otak yang menjakit di otakknya kini sudah mencapai stadium akhir.."
Yah pukulan lagi-lagi, dari ucapan sang dokter membuat eomma Jeny tak bisa angkat bicara lagi, bibirnya tiba-tiba saja menjadi keram hingga sulit tuk berkata apa-apa, pasalnya mendengar pernyataan pahit dari sang dokter itu, membuat tubuhnya pun hanya bisa terduduk lemas di kursi sambil menangis meratapi takdir anaknya itu .
Menangis, yah dia hanya bisa menangis saat mendengar berita buruk itu..
"Tidak! Ini semua bohong!.."
Pekik Jimin, mencoba tidak mempercayai kebenaran yang sebenarnya adalah nyata, secara tiba-tiba ia memasuki ruangan dokter, dengan mengejutkan kehadirannya pada eommanya yang tengah duduk menangis mendengarkan ucapan dokter itu.
"Bohong! .. yang kau katakan hanya bualan kan dok? Kau tahu Jeny tidak mungkin menderita penyakit mematikan itu. "
Jimin mengatakannya sambil melihati wajah dokter yang terlihat melas menatap Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Of Love
De TodoAuthor : Feni Diana Asi.A Genre : Korean romance Cast : Park Jeny Park Jimin Kim Saewon ♡ ♡♡ ☆☆☆ ☆☆☆☆ |||