Part 11

103 25 13
                                    

♡Langit Bersalju Pembawa♡ Pesan



"Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku?"

Pernyataannya membuatku seakan ingin melemparkan diri ke dalam lautan samudera, aku tidak habis pikir bahwa ia benar-benar membuatku ingin menghabisi diriku tuk kedua kalinya, hatiku seakan berkata bahwa 'aku siap jatuh cinta kepadamu', tapi bibir ini enggan tuk berkata...

....

Pagi !

Kabut salju tampak sedang berjatuhan mengitari langkahku, tepatnya mengitari langkah kami yang terlihat saling beriringan satu sama lain.
Dan kemudian Jeny tanpa sengaja melihat tangan Jimin yang tengah terluka itu, tanpa diketahui Jeny bahwa kemarin malam tangan Jimin ikut teriris oleh pecahan beling origaminya.

"Em..Jimina..!"

Jeny tampak ragu, ia mulai memainkan jari-jemarinya.

"Em, mianhae atas kejadian tadi malam, kau tahu? Eomma tidak bermaksud berkata seperti itu."

Tampak memelas wajah Jeny, dan tiba-tiba langkah Jimin terhenti karena mendengar ucapan Jeny itu.

"Oh yah, lukamu?..

Ucapnya Jeny seraya menengok tangan Jimin yang terluka.

Seketika mata Jimin kembali menatap evil kakak kembarnya itu, ia terlihat kesal dan juga marah karena ia kembali mengingat kejadian tadi malam dimana ia hendak menghabisi dirinya karena frustasi.

"Yak, apa kau tidak bisa membiarkanku sendiri? Kenapa kau selalu saja merusak mood ku? Bisakah kau berpura-pura melupakan kejadian itu eoh."

Pekiknya Jimin terdengar kasar, sambil memasang lagi-lagi mata tajamnya itu.

"Jimina, mianhae...."

terpotong..

"Maaf! ,maaf!, maaf !, aku bosan mendengar kata maaf, bisakah kau jangan mengatakan hal itu? kau membuatku tampak seperti orang jahat tahu . "

Jimin terdengar membentak kakaknya itu, tak terelakkan lagi wajah mulus Jeny pun tampak mulai basah karena air matanya yang terlihat tumpah, menetes membasahi separuh wajahnya.

"Kau tahu, aku sangat membencimu Jenya, aku sangat iri padamu! kau selalu saja mendapatkan perhatian lebih dari Eomma sedangkan aku! aku tidak pernah merasakan itu. Aku harap kau pergi saja dari kehidupanku."

Pekiknya Jimin dengan datar, tampak menyembunyikan matanya yang sudah mulai berkaca-kaca , atas perkataan kasarnya kepada Jeny, dan disisi lain ia tidak dapat menahan rasa kesalnya karena mengingat kejadian malam itu .

.
.

Dengan memasang wajah yang tampak sumringah itu Saewon hendak menghampiri mereka berdua yang terlihat sedang berbincang, entahlah apa yang mereka sedang perbincangkan? Tapi wajah mereka terlihat menatap tajam satu sama lain, dan tampak terlihat memilukan.

Tiba-tiba Jimin terlihat berjalan meninggalkan Jeny, ia pun berjalan menuju ke arah sebuah stasiun.

__

Saat ini, Saewon terlihat begitu bingung ia bingung harus menemui Jeny terlebih dahulu ataukah Jimin yang mungkin hendak menghabisi diri lagi.

Terlihatlah raut wajah Jeny yang sedang pilu, tampak wajahnya basah karena air mata. Saewon yang tengah melihat Jeny itu tampak bingung, dan ragu. Siapakah yang harus ia temui terlebih dahulu? Ia tahu bahwa Jeny sangat-sangat membutuhkan dirinya kali ini  untuk menenangkan hatinya yang sedang rapuh itu, ataukah sekedar hanya menghapusi air matanya yang tengah membanjiri wajahnya.

Twins Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang