CHAPTER 11 ◆ Seriously?

199 5 3
                                    

          VALERIE dan Felicia sedang melakukan makan malam bersama dengan kedua orang tua mereka. Ini merupakan momen yang jarang terjadi karena selama ini Felicia sudah memutuskan untuk tinggal sendirian di Los Angeles. Orang tua mereka tampak bahagia melihat bahwa mereka makan malam dalam keadaan utuh seperti dulu sebelum mereka beranjak dewasa. Tak lama lagi Valerie yang akan segera meninggalkan kedua orangtuanya untuk hidup mandiri.

          “Lihatlah ayah kalian. Dia tidak bisa berhenti tersenyum sejak tadi.” kata Mrs. Blackwell dengan menggoda pada suaminya. Valerie dan Felicia tertawa mendengarnya.

          “Aku merasa senang melihat kedua putri kesayanganku ada di sini.” kata Mr. Blackwell dengan haru. Felicia langsung memeluk ayahnya ini.

          “Aku selalu merindukan Ayah ketika aku di L.A.” kata Felicia semakin memeluk erat sang ayah.

          “Aku juga merindukanmu.” balas Mr. Blackwell seraya mencium dahi Felicia dengan sayang.

          Valerie dan Mrs. Blackwell saling berpandangan dan tersenyum melihat interaksi kedua orang yang mereka sayangi itu.

          Setelah selesai melakukan ritual makan malam dan membereskan meja makan, Felicia langsung menyeret Valerie untuk menuju ke kamar milik adiknya itu dan menagih cerita yang bersambung di apartemen Elliot tadi.

          “Bagaimana ceritanya kau bisa berkencan dengan Mitchel?” tanya Felicia langsung tanpa basa basi karena sudah merasa penasaran seraya berbaring di ranjang Valerie yang empuk.

          “Itu hanya makan malam biasa, bukan berkencan.” jawab Valerie dengan jenuh. Ia hanya duduk di ranjangnya tepat di samping kakaknya itu.

          “Sama saja.” sahut Felicia merasa jengkel seraya memeluk sebuah boneka beruang berwarna coklat tua.

          “Aku muak sekali menjelaskan sesuatu pada orang bodoh.” balas Valerie dengan ketus. Ia sudah merasa jengkel sekali. Felicia langsung melemparinya dengan sebuah bantal tapi ia cepat menghindar.

          “Kalian makannya hanya berdua saja, bukan? Tidak beramai-ramai, jadi bisa dikatakan bahwa itu adalah kencan.” kata Felicia yang sengaja menggoda Valerie.

          “Terserah kau mau bilang apa.” balas Valerie dengan ketus lagi. Felicia cekikikan kecil mendengarnya.

          “Kenapa juga kau mau menerima kencannya Mitchel kalau begitu?” tanya Felicia yang ingin tahu lebih banyak.

          “Aku memiliki musuh di sekolah. Musuhku itu sangat menyukai Mitchel. Jadi, aku menerima saja ajakan makan malamnya Mitchel agar musuhku itu merasa semakin iri denganku.” jawab Valerie apa adanya. Felicia terlihat mencibirnya.

          “Tidak masuk akal.” Felicia tampak menaikan sebelah alisnya. “Atau karena kau diam-diam menyukai Mitchel?” Ia sengaja menggoda sehingga membuat Valerie mendengus sebal.

          “Aku hanya bisa menganggapnya sebagai teman saja.” tegas Valerie dengan jengkel.

          “Benarkah?” Kali ini Felicia tersenyum miring. “Kalau aku menjadi dirimu, aku mau saja sama dengan Mitchel.” Ia lalu tertawa.

          “Apa-apaan kau ini, Felicia?” gumam Valerie dengan heran.

          “Apa yang membuat kau hanya menganggap Mitchel itu hanya sebagai teman saja?” tanya Felicia merasa penasaran.

Heart BlackenedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang