CHAPTER 37 ◆ A Graduation Day That Feels Empty

64 3 0
                                    

          VALERIE memeluk Elliot erat-erat dan sahabatnya itu balas memeluknya tak kalah erat. Dia merasa terharu karena lulus dari Heartbury High School, dan sedang menggunakan toga berwarna biru navy. Bukan hanya Valerie dan Elliot yang sedang berpelukan, rata-rata murid senior yang lain juga melakukan hal yang sama karena dilanda suka cita.

          “Valerie! Elliot!” Winona muncul bersama Quinton. Bethany mengikutinya dari belakang.

          Valerie dan Elliot melepaskan pelukan mereka. Bethany merentangkan tangannya untuk para sahabatnya itu. Suasana di sekitar mereka dipenuhi rasa haru dan gembira. Setelah tadi mendengarkan pidato Bennett di atas podium yang dinobatkan sebagai murid dengan nilai terbaik, mereka langsung saling berpelukan dengan teman masing-masing.

          “Kalian sudah memutuskan akan masuk ke universitas mana?” Quinton bertanya dengan sedikit penasaran.

          “Aku dan Valerie akan berada di universitas yang sama.” Elliot berkata dengan nada senang sembari merangkul Valerie yang mendadak terdiam dengan senyuman getir.

          “Aku akan ikut kemanapun kalian berada.” Winona berujar sangat antusias seraya menatap Valerie maupun Elliot bergantian.

          “Aku juga.” Bethany tak kalah antusias.

          “Kalau begitu aku akan ikut denganmu, Sayang.” Quinton mengecup singkat pipi Winona.

          Mitchel, Oakley dan Zayden mendadak muncul. Mereka menertawakan sesuatu kemudian menuju ke arah Valerie dan teman-teman yang lainnya. Pandangan Mitchel mendadak sendu ketika melirik Valerie. Hatinya sekarang berkecamuk antara senang dan sedih; senang karena sudah lulus dari Heartbury High School, sedihnya adalah mungkin saja dirinya dan Valerie akan terpisah universitas sehingga membuatnya tak bisa bertemu dengan Valerie terus menerus.

          Valerie juga bisa merasakan kesedihan yang tak ingin diungkapkan oleh Mitchel. Namun pada kenyataannya, Valerie lebih menyedihkan dirinya sendiri karena suatu keputusan yang sengaja dia sembunyikan—rahasianya. Mereka akhirnya memutuskan untuk mengambil foto bersama-sama dengan toga mereka sebagai foto kenang-kenangan.

          Claire tiba-tiba saja datang dan menghampiri Mitchel dengan senyuman lebar. Suasana berubah menjadi tontanan lucu ketika Claire memaksa Mitchel untuk berswafoto bersamanya.

          “Sekali lagi, Mitchel.” Claire menarik Mitchel untuk semakin mendekat padanya. Ia memajukan sedikit bibirnya yang diberi lipstik merah menyala.

          “Kau akan masuk universitas di mana, Claire?” Oakley iseng-iseng bertanya.

          Claire tersenyum konyol sembari melirik genit pada Mitchel. “Aku akan ikut kemanapun Mitchel berkuliah. Aku tak ingin meninggalkannya. Dia tak boleh sendirian, karena aku harus menemaninya.”

          Mereka bersorak heboh sembari menertawakan Claire yang terlalu percaya diri luar biasa karena beranggapan jika Mitchel itu menyukainya. Elliot yang memang menyukai Mitchel secara diam-diam hanya bisa mendengus kesal di dalam benak mendengarnya.

          “Menggelikan!” Valerie terang-terangan mengejek, tapi sepertinya Claire tak mau ambil peduli.

          “Mitchel, kau rela berada di satu universitas bersama Claire?” Oakley menggoda sembari menaikturunkan alisnya sehingga Mitchel hanya memutar matanya dengan jengah.

          “Aku bahkan mungkin akan satu fakultas bersama Mitchel demi bisa berduaan dengannya.” Claire terkekeh senang.

          “Kau seperti penguntit, Bloody Mary.” Valerie merasa kasihan pada Mitchel yang bisa saja tertekan jika harus melihat Claire terus menerus.

Heart BlackenedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang