CHAPTER 18 ◈ Who Is The Mastermind?

233 3 0
                                    

          MEMBER Mysteriarch sengaja membawa Claire untuk disidangkan bersama di dalam sebuah cafe yang tak begitu jauh letaknya dari Heartbury High School. Mereka semua masih menunggu kedatangan Valerie dan teman-temannya untuk membahas seseorang dibalik terunggahnya video memalukan milik Valerie di dalam sebuah klub malam beberapa waktu lalu.

          Yang member Mysteriarch lakukan sekarang hanyalah menatap tajam Claire di hadapan mereka yang duduk dengan elegan seraya menyeruput pelan latte-nya.

          “Aku sudah katakan kepada kalian jika aku bukanlah pelakunya.” seru Claire dengan tegas seraya meletakkan hati-hati cangkir di atas meja.

          “Diamlah, Miss Carroll.” desis Oakley dengan tatapan tajamnya.

          Claire melirik pada Mitchel—berharap Mitchel membelanya. Tak lama kemudian Valerie bersama dengan teman-temannya bahkan rombongan anak-anak tim basket tiba di depan cafe. Beberapa pengunjung wanita langsung melirik ke arah pria-pria tampan itu.

          Valerie seperti hendak ingin menghancurkan pintu cafe yang terbuat dari kaca yang cukup tebal saat dia datang memasuki cafe dengan sangat tergesa-gesa. Semua pasang mata yang ada di dalam cafe meliriknya. Elliot yang tepat berada di belakangnya tampak menggeleng heran melihat tingkah sahabatnya itu. Valerie berjalan dengan cepat menuju ke arah meja member Mysteriarch, tapi fokus utamanya ialah Claire. Dengan geram Valerie hendak menjambak rambut panjang berwarna brunette milik Claire, tapi cepat ditahan oleh Elliot maupun anak-anak tim basket. Member Mysteriarch langsung berdiri dari duduknya untuk ikut menenangkan Valerie yang merasa sangat geram pada Claire yang berusaha tetap terlihat tenang.

          “Kau 'kan pelakunya, Claire!” seru Valerie dengan geram. Claire berdecak sebal mendengarnya.

          “Kenapa kau jadi menuduhku?” tanya Claire dengan jengkel.

          “Siapa lagi orang yang pantas dituduh jika bukan dirimu?” sahut Valerie seraya melototkan mata.

          Claire hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

          “Valerie, tenang dulu. Kita akan berbicara baik-baik. Ini di depan muka umum.” kata Elliot memperingatkan.

          “Aku tidak mau berbicara baik-baik dengan Bloody Mary itu.” sahut Valerie dengan pandangan matanya tak beralih dari Claire.

          Elliot hanya bisa berdecak pelan sembari menggelengkan kepalanya. Sahabatnya itu tak akan bisa berdamai dengan musuh bebuyutannya sampai kapan pun.

          “Bloody Mary?” Oakley hampir tertawa mendengar Valerie menjuluki Claire dengan sebutan Bloody Mary.

          “Tidak bisa. Itu tidak akan menyelesaikan masalah.” kata Elliot yang menyuruh Valerie untuk segera duduk. Untung saja Valerie menurutinya.

          Mereka semua akhirnya duduk tenang sambil menatap ke arah Claire yang sudah terlihat jenuh. Dia mulai memainkan rambut brunette-nya sembari tersenyum masam.

          “Sampai kapan aku akan duduk di sini?” tanya Claire, sebab ia sudah merasa bosan—bosan dituduh, bosan dipandangi dengan jengkel, bosan diomeli oleh Valerie dan bosan segalanya.

          “Diam!” bentak Valerie yang hendak berdiri dari duduknya tapi tetap saja ada Elliot dan Winona yang menahannya.

          “Aku ingin pulang.” sahut Claire seraya melirik jam tangannya.

          “Sabar dulu, Miss Carroll.” seru Quinton.

          Claire mendesah kesal.

          “Claire,” kini giliran Bennett yang bersuara, “kami di sini tidak berniat untuk menuduhmu, tapi kami ingin kau menjawab pertanyaan yang akan dilontarkan oleh kami semua dengan jujur.” Ia berujar dengan serius.

Heart BlackenedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang