MALAM minggu dengan bertabur bintang-bintang di langit yang cerah dan menjadi malam yang paling ditunggu-tunggu oleh Mitchel akhirnya tiba juga. Kini dirinya berada di dalam sebuah mobil sport mewah miliknya berwarna hitam yang sedang melaju membelah jalanan menuju ke kediaman Valerie dengan perasaannya yang bercampur aduk—antara gugup dan juga merasa senang secara bersamaan.
Mitchel tampak tampan seperti biasanya. Dengan menggunakan kaos hitam polos, celana jeans hitam serta kemeja lengan panjang dengan warna yang senada. Mengingat ini adalah makan malam yang tidak begitu formal jadi tak mengharuskannya untuk menggunakan tuxedo ataupun suit.
Setelah memastikan rumah bergaya Mediterania dan terlihat indah berwarna putih gading dengan taman bunga di halaman depannya itu adalah rumah Valerie, Mitchel mencoba untuk meneleponnya dan menyuruhnya untuk segera keluar dari rumah karena dirinya sekarang sudah berada di halaman depan rumah sang gadis pujaannya itu.
Mitchel segera keluar dari mobil Lamborghini Veneno lalu berdiri di samping mobil mewahnya seraya menunggu kehadiran Valerie yang akan segera keluar dari rumahnya.
Begitu Valerie keluar dari dalam rumahnya, Mitchel tampak terpana melihat penampilan sosok gadis cantik itu malam ini. Tentu saja karena Valerie sangat cantik dengan balutan long cardigan yang dipadukan dengan celana jeans, rambut panjang pirangnya tampak di curly seperti biasa dan make-up gothic ala Avril Lavigne.
Mitchel dibuat selalu takjub sebab Valerie menggunakan pakaian dengan warna yang senada sama seperti dirinya, sehingga mereka terlihat seperti hendak pergi ke pesta halloween bersama-sama layaknya sepasang kekasih.
“Hey, Valerie. Kau terlihat cantik.” Mitchel memuji dengan bersungguh-sungguh.
Valerie tampak tersenyum malu. “Terima kasih, Mitchel.”
“Kita berangkat sekarang?” Mitchel bertanya sehingga Valerie terlihat melirik mobil Lamborghini Veneno di hadapannya itu.
“Menggunakan mobilmu?” Valerie balik bertanya seraya menunjuk mobil sport berwarna hitam milik Mitchel tersebut.
Mitchel malah terlihat bingung. “Ya, tentu saja. Memangnya kita harus menggunakan apa?”
“Aku lebih suka menggunakan motor.” sahut Valerie seraya menunjuk motor sport-nya di dalam garasi yang bersebelahan dengan dua buah mobil.
“Kau ingin kita menggunakan motor?” tanya Mitchel yang terlihat siap menggunakan apapun asalkan ia masih bisa mengendarainya.
“Tidak usah. Aku juga tidak ingin membuat tatanan rambut kerenmu jadi berantakan.” sahut Valerie seraya tertawa pelan. Mitchel tersenyum kecil mendengarnya.
“Ya, sudah. Mari kita berangkat.” ajak Mitchel seraya membukakan pintu mobilnya sehingga Valerie langsung saja bergegas ingin masuk.
“Thanks, Mitchel.” kata Valerie seraya memasuki ke dalam mobil mewah milik Mitchel.
“You're welcome, Princess.” balas Mitchel dengan nada manis. Lalu ia segera menutup pintu penumpang dan beranjak menuju ke pintu mengemudi.
Mitchel sempat tersenyum sangat manis seraya melirik Valerie saat dia duduk di sampingnya. Dengan segera dia melajukan mobilnya menuju ke sebuah restoran mewah yang merupakan milik dari ibunya Zayden.
“Jangan panggil aku princess.” tegas Valerie sehingga Mitchel meliriknya sekilas. “Dulu saat masih kecil, aku lebih suka menonton film horor ataupun action daripada princess.” Ia mengaku dengan jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Blackened
Fiksi UmumKisah cinta segitiga biasanya identik dengan satu wanita diperebutkan oleh dua orang pria. Tapi lain halnya dengan kisah cinta ini. Kisah cinta segitiganya berantai; hal inilah yang dialami oleh Valerie Blackwell, di mana ia sangat menyukai Elliot G...