Satu minggu berlalu, tapi kata-kata Ara masih menjadi tanda tanya besar di otak Bitha. Ia masih penasaran dengan cowok yang menolongnya waktu pertama kali masuk sekolah itu.
Sekarang mereka tengah ada di taman sekolah, duduk duduk santai melingkar di atas rumput taman itu sambil melihat anak-anak yang bermain basket di lapangan. Karena kebutulan taman itu bersebelahan dengan lapangan basket.
Baru saja mereka meletakkan pantat di atas rumput hijau, tiba-tiba Ara datang dengan nafas terengah-engah.
"anjirr!! Gila tuh anak!" Ara langsung mengambil posisi duduk di dekat Bitha. Berusaha mengatur nafasnya.
"nih minun dulu" Qila yang melihat Ara begitu langsung melemparkan botol minum ke Ara.
Ara langsung menangkapnya dengan sigap dan meneguk habis botol yang berisi air mineral itu.
"habis lari maraton lo?"
"ini mah lebih parah"
"kenapa lo lari kenceng banget? Kaya di kejar setan aja"
"ini mah dedengkotnya setan,"
"siapa?"
"elah siapa lagi kalo bukan Rastra? Anjir gila bener tuh anak!"
"emang dia ngapain?" kali ini Bitha angkat bicara
"lo tau gak? Tadi kan pelajaran biloginya di lab. Suruh mbedah kodok, semua kodoknya kan dalam keadaan mati, nah punya Rastra tuh masih hidup. Kelompoknya dia kan prakterknya sebelahan sama kelompok gue, masak kodok punya kelompok dia di lemparin ke arah gue, kena muka gue, terus gue histeris, sempet nangis juga. Kan gue jijik banget tuh sama kodok. Liat gue nangis di ambil deh tuh kodok, gue kira tuh kodok di amanin, ternyata malah di pegang, di acung acungin ke gue, terus gue di kejar-kejar sambil tangannya bawa kodok. Ya udah gue lari deh. Gila. Dia larinya tuh cepet banget. Untung ada bu Rina, jadi dia di omelin deh. Gila tu anak!" terang Ara panjang lebar
"ada-ada aja ya tuh Ulahnya" Qila menggeleng-gelengkan Kepalanya pelan.
"banyak akal kayaknya buat ngerjain elo"
"noh, lihat, orangngnya lagi maen basket bareng anak kelas 3" Nurul menunjuk ke arah lapangan basket dengan dagunya.
"emang separah itu ra?" tanya Bitha penasaran
"wah lebih parah deh tha,"
"kok dia gak maen sama anak kelas 1?"
"kalo dia mah gaulnya emang sama anak kelas 3, itu tu awalnya gara-gara waktu mos"
"mos? Emang dia ngelakuin apa?"
"lo beruntung banget tha, gak ikut mos" kata Qila
"waktu mos sebagai acara penutupan kita di suruh lari keliling lapangan upacara 6 kali, gila gak tuh!? Semua murid baru patuh, tapi tiba-tiba Rastra maju ke depan, lalu dengan lantangnya ngomong kasar sama ketos kita kak Gibran. Katanya sekah tuh bukan ajang balas dendam kaya gini. Ngapain lari segala? Emang mau wajib militer apa pake kaya ginian segala? Gitu katanya. Kak Gibran marah, terus di situ terjadi perdebatan sengit. Yang akhirnya di menangkan oleh Rastra. Sejak saat itu semua anak satu sekolahan segan sama dia. Kelas 3 yang ngelihat kejadian itu langsung merekrut Rastra untuk bergabung dengan mereka"
"woalah, gitu, berani juga ya?"
"itu sih gak seberapa tha, dia sama guru aja berani, sama kepsek aja berani"
"beneran?" Bitha membelalakkan matanya tak percaya.
"he'eh, tau gak? Dia itu doyan banget tawuran, katanya sih perokok berat gitu, ah pokoknya minus banget deh kelakukan dia tu, sampe guru-guru pada kuwalahan ngadepin dia. "
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN
Teen Fiction(ON GOING) Awalnya hidup Bitha baik-baik saja. Mulus seperti jalan tol.Tak pernah ada sesuatu yang mengusik hidupnya selama ini. Dia di besarkan di keluarga yang berkecukupan. Mempunyai orang tua yang senantiasa mendukungnya dan kakak laki-laki yan...