Hidden [DUA PULUH SATU]

399 21 0
                                    

Hari ini mungkin hari yang menguras pikiran Bitha. Karena hari ini ada rapat osis untuk membahas proker baru. Dan Bitha sebagai juru ketik alias sekertaris merangkap sebagai penyumbang ide masih berkutat dengan laptopnya. Jemari jemari lentiknya menari nari di atas keyboard. Rambut yang biasanya di urai kini di cepol ke atas, menyisakan anakan rambut yang berjatuhan di leher jenjangnya.

Saking fokusnya, Bitha sampai tak sadar kalau Gibran yang ada di samping tempatnya duduknya mengamati dengan seksama.

"ah akhirnya kelar juga" Bitha menghela napas lega, di tutupnya laptop itu.

Bitha lantas menengok ke samping kanannya "eh? Sejak kapan kak Gibran di sini? "

"emm, sejak 20 menit yang lalu mungkin? " Gibran mengendikan bahunya

"kenapa gak bilang? "

"gakpapa, asik aja liat kamu sibuk sendiri" Gibran tersenyum, " eh, pergi yuk tha? "

"hah? Kemana kak? " Bitha kaget

"adadeh, mau gak? "

"emm gimana ya kak? " Bitha nampak berpikir

"ayolah tha, gabut nih, lumayan sore-sore jalan santai" bujuk Gibran

"yaudah deh, tapi aku beresin barang-barang dulu"

"oke, gue tunggu di luar"

Tak ada lima menit, Bitha sudah selesai mengemasi barang barangnya dan menyusul Gibran ke depan.

"ayo kak"

"eh udah? "

Bitha mengangguk pelan

"oke, yuk ke parkiran"

Dan Bitha mengekori Gibran dari belakang.

Tak butuh waktu lama, mereka sampai di parkiran sekolah.

Gibran membukakan pintu mobil untuk Bitha, setelah itu baru dia naik.

Sepersekian detik mobil itu sudah meninggalkan parkiran sekolah.

Sepanjang perjalanan tak ada yang membuka percakapan, hanya saling diam.

Sedangkan Bitha asyik mengamati jalan melalui kaca mobil.

Dua puluh menit mereka sampai di tempat tujuan.

"tha udah sampe"

"eh iya kak"

Bitha dan Gibran turun dari mobil.

"ini Malioboro ya kak? "

"Iya, tapi bukan ini yang mau kita tuju"

"lha terus? " Bitha mengerutkan dahinya samar

"ke 0 kilometer"

"hah?"

"iyaa, kamu gak keberatan kan jalan kaki dari sini? Soalnya macet juga"

"it's okay kak, no problem" Bitha tersenyum manis

Dan akhirnya mereka menyusuri jalan pinggiran malioboro di tengah tengah hiruk pikuk orang-orang di sore hari.

Tanpa kata apa-apa, tangan Gibran sudah menggandeng tangan Bitha, hal itu membuat Bitha sempat kaget. Namun Bitha hanya diam.

Mereka menyusuri jalan demi jalan, sesekali mereka tertawa karena hal kecil yang mereka lihat di sekelilingnya. Dan sampailah mereka di tempat yang di maksud Gibran.

Gibran dan Bitha duduk di bangku panjang. Ketika sudah duduk, Gibran yang sadar masih menggandeng tangan Bitha cepat-cepat di lepas.

"maaf"

HIDDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang