Hidden [ENAM]

572 33 0
                                    

Dentuman musik memenuhi ruangan, sebagian besar penghuni club berjoget ke sana kemari, meliuk-liukkan tubuhnya sesuai irama yang di bawakan dj ternama di club itu. Vino sedang sibuk dengan gebetan barunya yang baru saja ia kenal dua hari yang lalu, Arvin berjoget di tengah kerumunan orang-orang, Sedangkan Julian dan Nata menemani Rastra duduk.

Rastra sudah sangat akrab dengan kehidupan malam semenjak dia smp. Dunia malam adalah kawan setianya. Selain merokok, ia juga sering pergi ke club. Dua hal itu termasuk bagian dari pelariannya di saat semua terasa hampa dan kosong. Sampai bar tender di club tersebut hafal dengan Rastra, karena Rastra sering memberikan uang lebih kepada bar tender tersebut.

"gimana kabar lo bro?" bar tender itu langsung mengenali pelanggan setianya

"seperti yang lo liat lah"

"mau apa bro?"

"kayak biasanya aja"

Seperti sudah hafal apa yang di maksud Rastra dengan kata biasanya, bar tender itu langsung menganggukkan kepalanya.

Enam gelas vodka tidak akan membuat seorang Rastra tumbang. Bahkan ini sudah gelas ke tujuhnya. Ketika ia akan meneguk cairan memabukkan itu, kantong celananya bergetar panjang, tanda telpon masuk. Diambilnya handphone itu, di layar handphone Rastra tertera nama 'papa'. Tanpa pikir panjang, Rastra langsung menggeser tombol ke arah gambar telpon warna merah, yang artinya reject. Ia melirik jam tangan merk ternama di dunia yang melingkar di pergelangan tangannya. Jam 01.30 wib. Setelah melihat jam, ia langsung bangkit dari tempatnya duduk, di berikannya uang kepada bar tender.

"gak kebanyakan?" Bar tender itu bertanya dengan nada tak percaya dengan uang yang di berikan Rastra. Karena jujur saja, uang yang di berikan Rastra itu terlalu banyak.

"ambil aja sisanya" Rastra tersenyum tipis "Ju, Ta, gue balik duluan"

"bisa bawa mobil kan lo?"

"bisa elah, gue gak mabok kok sante aja"

"ati ati bro"

Rastra hanya mengangukkan kepalanya lalu berlalu meninggalkan club itu. Ia menuju parkiran, menancapkan gasnya, sepersekian detik mobil sport ferarri spider tipe 458 warna merah itu menghilang dari parkiran.

Rastra mengemudikan mobil nya dengan kecepatan di bawah normal, sekitaran 30 km/jam. Bukannya Rastra tidak bisa mengemudikan mobil dengan cepat, bukan juga karena Rastra tidak ahli mengendarai mobil, tapi memang Rastra sengaja melakukannya karena tidak ingin cepat sampai ke rumah. Jalanan sudah lenggang, sepi, hanya satu atau dua kendaraan yang melintasi jalanan. Menambah keleluasaan Rastra menggunakan jalan raya seperti miliknya. Namun, sepelan pelannya Rastra mengendarai mobilnya itu, ia tetap akan sampai di depan rumahnya juga. Dan benar saja, dalam waktu setengah jam Rastra telah sampai di depan rumah megah nan mewah di salah satu kompleks elit di kotanya. Rumah itu di dominasi warna abu-abu. Mungkin di mata orang, rumah yang ada di depannya ini sangat di dambakan semua orang. Bagaimana tidak? Rumah itu tampak mencolok di antara jajaran rumah di kompleks itu, gaya rumahnya yang klasik dan unik membuat semua orang akan betah dan senang hati untuk tinggal di situ.
Tapi tidak dengan Rastra. Jika boleh memilih, dia akan memilih untuk tidak pernah tinggal di rumah itu.

Sekarang ia sedang berdiri tepat di depan gerbang hitam bermotif Bunga mawar. Gerbang itu berdiri kokoh menjulang tinggi.

Rastra menghembuskan nafasnya kasar. Dengan langkah berat ia memasuki gerbang rumah itu. Sesampainya di depan pintu, Rastra terdiam. Di lihatnya pintu itu dengan tatapan yang sulit di artikan.

Perlahan, Rastra membuka pintu rumah itu. Dan yang ia temukan hanyalah ruangan gelap. Mungkin penghuninya sudah terlelap dalam mimpi masing-masing.

Dengan langkah santai, Rastra menaiki anak tangga menuju kamarnya. Baru saja kakinya melangkah ke anak tangga ke dua, tiba-tiba ruang tamu yang baru saja ia lewati menjadi terang, tidak gelap seperti tadi. Dan Rastra menemukan seorang pria paruh baya sedang berdiri tak jauh dari tempatnya bersama seorang wanita yang berdiri di samping pria paruh baya itu.

HIDDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang