Rastra mengemudikan mobilnya dengan kecepatan rata-rata. Berkerumun di antara macetnya sore hari di dekat tugu Jogja. Di tambah suara handphonenya yang sejak tadi berdering tak hentinya. Awalnya Rastra tidak ingin mengangkatnya, tapi berhubung panggilan itu berturut turut dan tidak berhenti akhirnya di angkat juga.
"lo di mana?" suara dari sana
"brisik aja lo! Lagi nyetir nih! Bentar lagi nyampe bego! Tugu macet!" Terang Rastra penuh penekanan.
"cepetan buru"
"bawel lo kayak burung beo!"
"burung gue namanya bukan beo, namanya Juju junior"
"gak nanya! Jangan ganggu gue! Gue baru nyetir! Bye!"
Sambungan di matikan Rastra secara sepihak. Ia kembali fokus menyetir. Butuh waktu 10 menit dari tugu jogja untuk menuju rumah Julian.
Dan akhirnya Rastra sampai di depan sebuah rumah berhalaman luas. Di situ ada taman yang cukup luas, di tengahnya terdapat gazebo. Dan di sanalah tempat tujuannya.
"lama bener tra?"
"tumben telat, gak ngebut lo?"
"baru dateng bawel aja lo semua kayak cewek!"
"wuihh, santai bro! Rastra PMS bro" Julian mencolek dagu Rastra manja.
"jijik ju" Rastra bergidik ngeri "nih, makanannya, yang satu buat kalian, yang satu buat orang spesial"
"wuihhh, apaan nih bro?"
"habis dari mana lo tra?" Arvin yang sedang asyik ngemil kacang, menatap Rastra.
"kepo lu kayak pemandu kuis" jawab Rastra sekenannya.
"roman romannya ada yang bahagia nih" semprot Vino
"gue tau, pasti ya habis ketemu calon ibu negara lah itu" sambar Nata.
"tau aja lo ta" Rastra menaikkan satu alisnya
"tau dong"
"heh, No, rokok no"
"gak ada gue, Arvin tuh" Vino menunjuk dengan dagunya
"nih" Arvin melempar sebungkus rokok beserta koreknya"
Dengan sigap Rastra menangkapnya. Rastra mengambil bungkusan rokok itu. Membukanya dan mengambil satu batang. Satu batangnya lagi di selipkan di telinganya. Korek dinyalakan. Dan di sulutkan ke ujung rokok. Rokok menyala. Dengan penuh perasaan, Rastra menyesap ujung rokok lainnya. Dan membumbungkan kepulan asap rokok tanpa beban.
"eh, club yok?"
"males ah, gak ada cewek cantik" celetuk Vino
"cewek mulu lo nyet otaknya" Arvin menjitak kepala Vino sampai mengaduh.
"mager"
"gabut nih, catur aja yok jul" Nata mengajak Juju bermain catur yang langsung di sambut anggukan oleh Juju.
"elah, sok berbobot lo maennya catur, biasanya bekelan" seloroh Vino
"brisik aja!"
"bibi di rumah gak ju?"
"ada noh, di dalem, temuin ndiri"
"woke, shap. Bentaran ya gue mau apel si bibi" Rastra bangkit dari duduknya sambil menenteng plastik berukuran sedang dan maen ngeloyor masuk rumah Julian.
Rastra melangkahkan kaki menuju dapur, karena biasanya jam segini Bibi lagi cuci piring di dapur (apal bener tra?)
"Bibi, halooo, Bi Sari, bibi dimana? Rastra in heree" teriak Rastra.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN
Teen Fiction(ON GOING) Awalnya hidup Bitha baik-baik saja. Mulus seperti jalan tol.Tak pernah ada sesuatu yang mengusik hidupnya selama ini. Dia di besarkan di keluarga yang berkecukupan. Mempunyai orang tua yang senantiasa mendukungnya dan kakak laki-laki yan...