Bel pulang sekolah yang di tunggu-tunggu berdering keras sebanyak empat kali. Semua siswa siswi berhamburan keluar kelasnya masing-masing bak kawanan bebek yang di lepas dari kandangnya.
Bitha, Vava, Qila, dan Nurul duduk di bangku depan kelasnya. Menunggu Ara yang belum juga keluar dari kelasnya. Mereka sepakat, akan bertemu dengan Ara di sini. Selang lima belas menit kemudian, Ara datang dengan tergopoh gopoh.
"hossss...hosss hoosssss" Napas Ara memburu
"santai mbak santai, tarik nafas terus keluarin,"
"kenapa sih lo? Di kejar anjing herder?"
"kaga, gue lari-larian karena gue mau ngasih tau sama kalian kalo gue gak bisa ikut ke rumah Bitha"
"lah? Kenapa harus lari-lari? Jalan aja kan bisa?"
"gak papa, takut kalian nunggu lama,"
"jadi lo gak bisa ikut nih?"
"he'eh, soalnya gue habis ini mau ngerjain tugas kelompok, di rumah gue pula, masak ngerjain di rumah gue, gue nya kaga ikut?"
"yahh, sayang banget deh Ra padahal kan kita sekalian mau cuci mata liat cogan" Vava pura-pura ikut berbela sungkawa atas ketidak ikutsertaan Ara ke rumah Bitha.
"iya sayang banget ya ra, wahh gak asik nih gak ada elo" Qila ikut-ikutan majang muka sok kasian
"elah! Gak usah di jelek-jelekin tuh muka, bilang aja kalian seneng kan gak ada gue? Jadi gak nambah saingan buat gebet abangnya Bitha?"
Vava, Bitha, Nurul, Qila sontak langsung tertawa keras.
"eh udah telat nih gue, pulang dulu ya, takutnya temen-temen gue udah nyampe duluan ke rumah gue" Ara melambai lambaikan tangannya.
"ati-atii"
"kalo ada semut jan di tabrak"
"ada belokan belok"
"iya! Brisik ae lo pada! Bye bye" Ara meninggalkan gerombolannya.
"kita ke rumah lo naek apaan nih?"
"gak tau, orang gue aja gak bawa mobil, gue cuma di anterin abang+di jemput sama dia, "
"lah? Lo udah bilang sama abang lo kalo hari ini lo gak minta di jemput?"
"udah lah"
"lo naik mobil gue aja tha, biar Qila naik mobilnya Vava" Nurul menawarkan
"gue sih serah, ayok ayok aja"
"tunggu apa lagi? Ayokk ke parkiran!!? Vava dengan semangat 45 nya berlari menuju parkiran. Padahal yang lain jalan santai biasa.
"dasar kegenitan" Bitha menggeleng gelengkan kepalanya.
🍭🍭🍭
Mereka sudah sampai di rumah Bitha. Rumah Bitha tidak besar, namun juga tidak kecil. Rumah Bitha minimalis dengan cat tembok berwarna merah marun. Nyaman untuk di tinggali. Bagaimana tidak? Ketika pertama kali teman-teman Bitha masuk gerbang, mereka langsung di suguhkan oleh miniatur taman yang hijau dan memanjakan mata. Di taman itu banyak sekali tanaman tanaman hias, tapi yang paling mendominasi adalah mawar merah. Ketika mereka memasuki ruang tamu Bitha, mereka semua berdecak kagum. Ruang itu di penuhi lukisan-lukisan bunga mawar, semua perabotannya serba berwarna merah.
"nda, Bitha pulang"
"iya tha, bunda denger, jangan teriak-teriak ah." bunda Bitha menuruni tangga menuju ruang tamu. Dan seketika mendapati teman-teman Bitha telah duduk di ruang tamu.
"eh, Ada temen-temennya Bitha, temen sekelasnya ya?"
"iya tante" jawab mereka serempak
"itu temen-temen kamu di buatin minum dong tha, oh iya, bunda mau pergi ke rumah tante siska dulu ya mau ada arisan"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN
Teen Fiction(ON GOING) Awalnya hidup Bitha baik-baik saja. Mulus seperti jalan tol.Tak pernah ada sesuatu yang mengusik hidupnya selama ini. Dia di besarkan di keluarga yang berkecukupan. Mempunyai orang tua yang senantiasa mendukungnya dan kakak laki-laki yan...