Hidden [DUA BELAS]

559 39 0
                                    

Rastra berhenti di depan gerbang sekolah. Kaca helmnya masih dalam keadaan tertutup. Hari ini dia memang menggunakan motor, karena ban mobilnya itu benar-benar bocor setelah dari rumah Bitha. Mungkin suatu bentuk karma karena Rastra telah beralibi kepada bu Rina untuk membantu Bitha.

Di lihatnya gerbang sekolah itu benar-benar terkunci rapat. Jelas gerbang itu di kunci, karena jam sudah menunjukkan angka 8 pagi. Dan itu artinya Rastra telat. Oke ralat, dia memang sengaja telat. Telat sudah menjadi hobinya. Dan akan tetap dia lestarikan.

Ia memutar balikkan motornya. Menitipkan motor sport merah itu di salah satu angkringan langganannya yang biasa di titipin mobil oleh Rastra.

Ia turun dari motor. Lalu menyebrang jalan, menuju gerbang belakang sekolah. Seperti biasa, jika telat, Rastra akan memanjat gerbang belakang sekolah. Dan..

Hop!

Rastra berhasil masuk. Dia sudah hafal betul Jadwal patroli. Bahkan ia sempat memfotocopy jadwal patroli yang di dapatnya dari satpam penjaga sekolahnya. Jadi dia tidak perlu repot-repot di hukum karena kepergok telat.

Seperti sekarang ini, Dia berjalan santai menyusuri lorong demi lorong untuk mencapai kelasnya.

Dengan santainya Rastra mengetuk pintu dan membukanya.

Sontak kelas yang tadinya hening jadi semakin hening. Di lihatnya bu Ning guru Matematika wajib sedang mengajar di depan kelas. Tapi, ketika mendengar decitan pintu di buka, sontak bu Ning langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Dan ia menemukan Rastra yang berdiri dengan muka polosnya. Seperti biasa, Rastra memakai baju osis yang dua kancing teratasnya tidak di kancingkan, baju osisnya tidak di masukkan. Dan ini satu lagi yang berbeda dari Rastra, hari ini dia memakai jeans warna abu-abu. Melihat Rastra yang tidak seragam, bu Ning melotot ke arah Rastra.

"eh ibu, selamat pagii" Rastra tersenyum. Jenis senyum paling lebar yang biasa tujukan pada guru satu Ini. Perlu di ketahui, Bu Ning adalah guru paling galak sekaligus guru paling muda di sekolahnya. Jujur, bu Ning cantik, jomblo pula. Alhasil banyak siswa siswa yang mengoda Bu Ning terutama Rastra.

"Pagi, dari mana saja kamu!? " Bu Ning menatap Rastra dengan tatapan tajam.

"oh, saya habis mampir nih bu, bentar ya" Rastra mengeluarkan sesuatu dari balik punggungnya " nih bu saya beliin ibu bunga, jadi saya telat, susah lho bu dapetin ini pake ngantri, jadinya telat" Rastra menjelaskan secara detail. Mukanya di buat seserius mungkin.

"cieeeeeeeeeeeeeee" sontak satu kelas langsung heboh dengan bunga yang di beli oleh Rastra untuk bu Ning

"alah, alasan saja kamu! Kemana tas kamu!"

"Tas saya? Ah tas saya gak ada bu, kan semua buku udah saya tinggal di laci, berat bu kalo di bawa"

"kamu itu tau gak peraturan sekolah ini?!"

"tau lah bu"

"celana abu-abu kamu kemana!? Sejak kapan di sekolah boleh memakai jeans!?"

"oh itu bu, aduhh," Rastra menepuk jidatnya sendiri " waktu saya mau jahitin bahan celana abu-abu, bahannya ilang bu. Terus saya tanya sama pembantu di rumah saya, katanya di pakai buat ngepel lantai. Ya udah deh, saya jadi gak punya celana abu-abu. Masak saya mau jahitin kain kotor sih bu?" lagi-lagi Rastra beralibi

Satu kelas langsung tertawa heboh mendengar jawaban Rastra yang jelas-jelas sama sekali gak masuk akal.
"kamu ini! Ada aja alesannya"

"yang penting kan kalo sama ibuk saya gak banyak alesann" Rastra malah mengombali Bu Ning.

Bu Ning sempat tersipu, tapi hanya sekejap saja.

"ciee ibuk malu cieee"

"sudah! Cukup Rastra!"

HIDDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang