Hidden [SEMBILAN BELAS]

380 35 0
                                    

Rastra memarkirkan mobilnya di tempat biasa. Dia berjalan memasuki gerbang sekolah dengan santainya seperti memasuki rumahnya sendiri. Baru saja ia beberapa langkah masuk ke gerbang, tangannya di tarik oleh seseorang.

"Rastra Perdana Putra!"

Mendengar suara itu Rastra menghela napas. Lalu ia membalikkan badan memasang muka melas.

"apa ibu guru Silvi yang cantik?"

"dari mana aja kamu!?" Bu Silvi pasang muka galak

"lah kan saya tadi pas pelajarannya ibu udah bilang saya mau nyusul Hayati ke rawa rawa" jawab Rastra sekenannya.

"Rastra! Sudah cukup bercandanya!"

"ciee ketahuan nih suka di bercandain gak pernah di seriusin" Rastra menggoda bu Silvi

"keterlaluan kamu! Sudah bolos pelajaran saya, sekarang dateng pergi seenaknya, emang kamu pikir ini apartemen!?" Bu Silvi menatap lekat lekat Rastra

"ibu lagi marahin saya atau lagi curhat sih?"

Bu Silvi menghela napasnya " kok bisa saya punya murid macem kamu ini" Bu Silvi menggeleng gelengkan kepalanya heran.

"kok bisa saya punya guru macem ibu" Rastra ikut geleng geleng kepala.

"astagfirullah, ya gusti, berikan kesabaran" bu Silvi mengelus dadanya

"nanti bu saya bilangin"

"bilangin apa?"

"katanya tadi berikan kesabaran, kebetulan tetangga saya ada namanya pak Sabar, dia jualan bakso deket rumah saya, nanti saya bilangin di cari Bu Silvi" jawab Rastra tak punya dosa. Yakin. Mukanya itu lho. Untung ganteng gitu.

"sudahlah, sana masuk kelas! Pusing saya bicara sama kamu! Oh iya kerjakan tugas yang saya kasih tadi di kelas kamu, tanya sama temen sebangku kamu"

"siap bu! Makasih bu, baik deh, dadah bu guru saya mau nemuin pujaan hati saya dulu" Rastra berkiss bye

Sedangkan bu Silvi menggeleng gelengkan kepalanya, walaupun dia sempat tersipu malu.

Rastra melangkahkan kakinya, melewati lorong-lorong menuju kelasnya. Kedatangannya langsung di sambut oleh kedua sobatnya.

"eitsss bos kita balik dari pertapaannya" Jujur menyambut dengan gembira

"dari mana aja lo tra?"

"kepo lo ah kayak bu Silvi"

"mengingat kata bu Silvi, lo di kasih tugas sama doi, katanya ambil di mejanya" Arvin menunjuk Meja

"maksud lo gue harus ke ruang guru gitu?" Rastra mengernyitkan dahinya

"yups"

Rastra menghela napas

"cobaan apalagi ini" batin Rastra

Rastra bangkit dari duduknya

"mau kemana lo? Barusan juga nyampe maen pergi aja gak ajak ajak"

"mau ke kandang macan, ke meja nya doi, mau ikut lo?"

Juju dan Arvin saling bertatapan lalu menggelengkan kepalanya serentak

"gak ah, sibuk nih gue"

"mager oi mager"

"dasar, temen gak berfaedah lo"

Setelah itu Rastra berjalan meninggalkan kelasnya menuju ruang guru.

Tok tok tok

"permisi bu pak, mejanya bu Silvi di mana ya?"

"Rastra, ke sini kamu" Bu silvi memanggil Rastra

"ini tugas kamu, di kerjakan, di kumpulkan besok" Rastra menerima lembaran sebanyak 10 lembar

"kok banyak banget sih bu? Gak bisa korting apa?"

"kamu pikir ini pasar obralan apa?" Bu Silvi melempar tatapan tajam ke Rastra

"iya bu iya, makasih lho bu"

"oiya ini sekalian kasiin anak X MIIA 2" bu Silvi memberikan lembaran kertas tugas.

Dengan senang hati Rastra menerimanya.

"makasih bu, bu Silvi ngasih bahan buat saya modus sama doi" Rastra berjalan dengan semangat menyusuri lorong demi lorong kelas, hingga dia tiba di depan kelas Bitha.

Tok tok tok

Rastra mengetuk pintu kelas, dan keluarlah seorang cewek yang ternyata di harap harapkan.

"loh? Ngapain?" Bitha kaget

"ini ada titipan tugas dari bu Silvi"

"kok ada di elo? "

"iya, tadi saya di titipin waktu ke mejanya"

Bitha mengangguk angguk

"makasih ya"

"iya, sama-sama, kamu gak papa kan?"

"hah?" Bitha bingung dengan pertanyaan Rastra yang gak nyambung

"iya, kamu gak papa kan?"

"enggak, emang gue kenapa?" Bitha semakin mengrenyitkan dahinya

"enggak, saya tadi keluar bentar cari angin, terus saya balik lagi ke sini"

"lo bolos?"

"enggak, saya cari angin aja, bosen"

"lah terus ngapain balik ke sini?"

"soalnya saya keinget kalo ada seseorang yang harus saya awasi dan saya jaga di sini, dan saya ninggalin dia, saya lalai, padahal saya udah janji"

"siapa?"

"maafin saya ya"

"buat apa?"

"soalnya saya udah khilaf sempet gak ngawasin kamu setengah hari ini"

"apaan sih tra?" Bitha tersenyum kikuk

"untung kamunya gakpapa, coba kalo kenapa napa, bisa bisa saya nyesel"

Bitha hanya tersenyum tipis.

'iya soalnya gue gak mau tha nyesel buat yang ke dua kalinya'

"saya pamit ya"

"iya"

"kamu hati hati ya"

"kan elo yang mau pergi?"

"ya gakpapa, biar beda aja" Rastra tersenyum lalu meninggalkan Bitha yang masih berdiri pada posisinya. Perlahan bibirnya membentuk seulas senyum.

'kenapa dia ngebuat gue inget seseorang?'

🍭🍭🍭

Heii! Pada kangen gak sama Rastra? Kalo kangen bisa dong votement nya (:

HIDDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang