Hari ini mungkin hari yang lumayan menegangkan bagi Bitha, karena hari ini adalah pengumuman pengisian jabatan sekretaris dan bendahara yang kosong. Bitha tidak banyak berharap dengan hasilnya, mengingat Bitha juga anak baru di sana, kemungkinan besar menjadi bagian dari OSIS inti tidak begitu banyak. Walaupun begitu, apapun yang terjadi dengan hasilnya nanti Bitha akan menjalankan semuanya dengan senang hati.
"tha, turun tha sarapan!" itu suara Bundanya
"iya nda otewe turun" teriak Bitha dengan suara lantang.
Bitha menuruni anak tangga sambil menenteng tasnya menuju meja makan.
"loh nda? Bang Gavin belum bangun?"
"belum deh kayaknya, mungkin kuliahnya siang"
"abang mah kebiasaan suka gitu, lha Bitha bareng siapa berangkatnya?" Bitha mencebikkan bibirnya.
"ke atas gih, bangunin tu abang kamu"
Tanpa menjawab apapun, Bitha menaiki tangga menuju kamar abangnya.
Tanpa mengetuk, Bitha langsung membuka pintu, dan Bitha melihat abangnya itu sedang tidur seperti orang tak punya dosa sama sekali.
Bitha mengela nafasnya "untung ganteng lu!"
Bitha mendekati tempat tidur abangnya, pertama Bitha menggoyah goyahkan tubuh abangnya sambil menyebut nama abannya itu, tapi hasilnya nihil, abangnya itu tidak terusik. Terpaksa Bitha mengambil jalan pintas.
Di ambilnya air dari dalam kamar mandi, lalu di ciprat cipratkan ke muka abangnya.
"bocor bocorr!!" dan benar saja, Gavin terbangun dengan muka panik.
Bitha terkikik geli "makan tu bocor!"
Gavin menatap Bitha dengan tatapan khas bangun tidur "ck, ganggu aja lo dek!"
"Ih abang, anterin Bitha sekolah, liat ni udah jam setengah tujuh!"
"sono berangkat sendiri, ngantuk nih, baru tidur jam 3 tadi" jawab Gavin sambil matanya setengah merem.
"nyebelin! Suruh siapa begadang!"
"brisik deh dek!"
"ih aba-"
Suara Bitha terhenti oleh notif yang masuk di handphonenya. Bitha mengecek notif itu. Tertera jelas di sana nama cowok yang akhir-akhir ini masuk ke kehidupannya.
Rastra Perdana Putra
Berangkat bareng yuk? Saya jemput?
Bitha mengerutkan keningnya, detik berikutnya ada pesan lagi
Rastra Perdana
Kamu jawab gitu aja lama, saya anggap iya, karena sekarang saya udah di depan rumah kamu.
Bitha membelalakkan matanya.
Dia udah di depan rumah? Gila, nekat amat ya tu anak batin Bitha
"heh! Kok lo mendelik gitu sih liat hp nya, liat foto pocong lo sampe segitunya?"
"brisik lo bang! Gue mau berangkat sekolah udah telat!"
"lah? Bareng siapa?"
"bareng pocong!"
"lah?"
"udah ah, bye! Dasar lo abang gak berfaedah, gue marah pokoknya smaa lo! Titik! "
Bitha berjalan dengan langkah panjang, menutup pintu kamar abangnya dengan agak sedikit keras sampai berbunyi "brakkk!!!"
"buset! Galak bener punya adek, bisa berabe noh kalo marah beneran"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN
Teen Fiction(ON GOING) Awalnya hidup Bitha baik-baik saja. Mulus seperti jalan tol.Tak pernah ada sesuatu yang mengusik hidupnya selama ini. Dia di besarkan di keluarga yang berkecukupan. Mempunyai orang tua yang senantiasa mendukungnya dan kakak laki-laki yan...