2

23.4K 641 42
                                    

Gimmelwald, Swiss. Itulah tempat yang sudah dipilih Jerry untuk Lucy. Sebuah desa kecil yang terletak di dataran tinggi. Tepatnya di bawah gunung Stechelberg dan Murren pada ketinggian 1.363 meter.

Berlatar belakang pegunungan Alpen serta rumah-rumah tradisional dari kayu menjadikan desa Gimmelwald semakin tampak menakjubkan di mata Lucy. Segala umpatan dan cacian yang tadi sempat dia lontarkan saat diperjalanan lenyap sudah.

Ya, untuk sampai ke desa itu, dia bahkan harus menaiki kereta gantung yang membentang di antara Gimmelwald dan gunung Murren. Disekitar desa, Lucy tidak menemukan adanya lalu-lintas mobil, yang ada hanya para warga yang sedang beraktivitas di ladang atau beberapa turis yang sedang bersepeda. Hal itu justru membuatnya semakin tersenyum lebar.

"Sudah ku bilang, kau tidak akan kecewa dengan pilihanku." Melihat binar di mata Lucy, Jerry sang manager pun berbicara sombong.

Mengabaikan keberadaan Jerry, Lucy tetap melanjutkan perjalanan dengan mata berbinar. Sibuk mengamati tempat yang akan dia tinggali selama masa pelariannya. Jerry yang merasa terabaikan merengut kesal.

"Ya, ya, ya, dia masih Lucy yang lama. Nyatanya gemerlap dunia Hollywood dan profesinya sebagai supermodel tetap tidak merubah watak aslinya. Jika begini, aku justru merasa wajar jika seorang billionaire muda seperti Damian Mills menjadi gila,"  Jerry membatin sambil menatap Lucy dalam.

Setelah hampir satu jam berjalan kaki, akhirnya mereka sampai di depan sebuah rumah berdinding kayu yang cukup besar. Di depan rumah, tampak sepasang suami istri sekitar umur lima puluhan menyambut mereka hangat.

"Selamat datang di Gimmelwald, Mr. Bellucci dan Miss. Blackstone. Saya Josh Ranweld dan ini istri saya Anna Ranweld, pengurus rumah ini. Maaf karena anak saya Emily sedang sakit flu akibat cuaca yang mulai semakin dingin, jadi dia tidak bisa menyambut kedatangan kalian." Sang pria yang bernama Josh tersenyum sopan. Lucy dan Jerry hanya mengangguk memaklumi.

"Kami sangat senang saat mendapat kabar bahwa anda dan kekasih anda akan berkunjung ke sini." Sekarang giliran sang istri yang bernama Anna bersuara. Membuat Lucy langsung mengernyitkan keningnya bingung.

"Ah tidak perlu seformal itu. Kalian membuat kekasihku malu." Jerry menjawab santai sambil mengedipkan mata, sementara Lucy hanya diam memperhatikan sambil mengumpat dalam hati.

"Kekasih? Hal gila apalagi yang coba dia mainkan."  batin Lucy kesal.

"Ah maafkan saya. Saya tidak bermaksud begitu Miss." Anna menjawab dengan ekspresi penuh sesal.

"Tidak masalah, lagipula kami...."

"Ah sayang ayo masuk. Bukankah tadi kau bilang kalau kau lelah dan haus?" Jerry memotong cepat. Tidak memberikan kesempatan untuk Lucy menyelesaikan kalimatnya.

Melotot, wajah Lucy memerah menahan amarah.

"Apa maksudmu bodoh?"  Lucy berbisik pelan.

"Itu demi keselamatanmu. Kau tidak mau kedokmu terbongkar sebelum waktunya kan?" Jerry membalas tak kalah pelan.

"Tapi aku kan tidak harus menjadi kekasihmu. Aku tidak mau selalu bermimpi buruk selama menyandang status kekasih palsumu."

"Yang mimpi buruk kan kau, lalu apa peduliku."

"Kau ingin ku kebiri ya?"

"Tidak, tapi aku mau langsung transgender di Thailand."

"Kau gila Jer."

"Dan kau jauh lebih gila karena mempekerjakan orang gila sepertiku."

Bla...bla...bla...

My ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang