16

6K 348 42
                                    

Di dalam sebuah kamar yang didominasi warna hitam, terbaring sesosok siluet ramping yang tengah terlelap dalam. Di sampingnya, duduk seorang pria yang memegang segelas anggur sambil menatapnya tajam.

Wanita itu masih terlelap dalam. Tak menyadari sang predator tengah mengawasinya dengan ketat. Bunyi ponsel yang mengganggu kesunyian kamar membuat sang pria mengerutkan kening dalam.

Merasa terganggu, sang pria merogoh kantong jas dan menatap tajam nama yang tertera di layar. Sebelum memutuskan untuk mengangkat telpon, terlihat sunggingan sinis keluar dari bibirnya.

"Dimana dia?"

"Dia? Siapa?"

"Berhentilah bermain-main denganku Tom, kau jelas tahu dengan pasti siapa yang kumaksud."

"Apakah kau pikir aku terlalu menganggur sehingga menjadikan mu subjek permainan?" Menaikkan satu alis, pria yang di panggil Tom membalas tenang.

"Tom, dia belum siap. Jangan seperti ini."

"Aku tidak butuh kesiapannya."

"Tapi dia butuh! Kau yang datang tiba-tiba hanya akan membuatnya kaget dan berniat melarikan diri."

"Cih, seperti dia bisa saja melarikan diri dariku." Tersenyum sinis, Tom mengalihkan tatapannya ke arah wanita yang masih tertidur lelap.

"Tom, dengar. Aku sangat menyayanginya karena bagaimanapun dia tetap adikku. Jadi, jika kau berani__"

"Apakah kau sedang mengancamku?"

"Ya."

"Lalu apa yang membuatmu berpikir bahwa ancamanmu akan berhasil mempengaruhiku?"

"Tom, kau__"

"Apakah kau ingin menjilat ludahmu kembali?"

"No, i'm not. Aku hanya__"

"Kalau begitu hanya duduk tenang dan jangan membantah."

"Tom __"

tuuttt...

Sambungan diputus sepihak begitu saja. Sang pelaku yang tak lain adalah Tom langsung mematikan ponsel dan beranjak naik ke ranjang. Menatap wajah damai sang wanita yang sejak lama dia rindukan.

Tanpa sadar, tangan kokohnya menyentuh kulit halus sang wanita. Dimulai dari matanya yang tertutup rapat, hidung mancungnya, bibir tipisnya yang sangat menggoda dan tubuhnya yang selalu membuat jiwa liar seorang Tom Antonio Harley bergejolak.

Menundukkan kepala, Tom mengecup bibir tipis kemerahan sang wanita. Awalnya hanya kecupan biasa, lama kelamaan kecupan itu berubah menjadi hisapan dalam yang membuat Tom melayang. Tidak tinggal diam, tangannya mulai meraba dada sang wanita.

"Eeggghh..."

Merasa ada yang mengganggu tidur damainya, kesadaran sang wanita perlahan kembali. Membuka mata, samar dia melihat seorang pria tak asing tepat berada di atas tubuhnya. Yang lebih membuatnya kaget adalah sang pria yang ternyata kini tengah menciumnya dalam sambil meraba payudaranya yang masih tertutup baju tidur sutra tipis.

Menyadari sang pria adalah orang yang dia incar, sang wanita justru membalas ciuman itu tak kalah panas. Pria yang tadinya memejamkan mata terkejut dan langsung membuka mata menatap wanita di bawah tindihannya yang tengah bersemangat mengabsen rongga mulutnya.

Melepaskan ciuman, sang pria menatap dalam wanita yang kini tengah menatapnya dengan tatapan berkabut penuh hasrat. Sesaat, senyuman hangat tercetak di wajah adonis Tom.

Kesal karena kesenangannya dihentikan, sang wanita yang tengah dilanda birahi tak tersampaikan langsung menarik leher sang pria dan kembali melumat bibirnya dalam. Tom yang menyadari wanitanya tengah dilanda nafsu tinggi hanya pasrah dan mengabulkan keinginan sang wanita.

Saat tangan kecil sang wanita mulai meraba dan masuk ke area bawahnya, tangan Tom juga tidak tinggal diam, tangannya mulai kembali bekerja meraba dan meremas dada yang membuatnya menggila.

"Sstt Sean, Ahh..."

Tok... tok... tok...

Benerapa saat berselang menyadari ketukannya tak diacuhkan, orang diluar tetap tak menyerah. Ketukan pintu di luar kamar semakin kuat terdengar, membuat sang pria menggeram kesal.

"Wait princess, aku buka pintunya dulu sebentar."

Sambil mengatur napas, wanita yang masih dilanda birahi terpaksa melepaskan pelukannya dengan enggan.

Turun dari ranjang, sang pria membuka pintu dan keluar. Di luar, terlihat sosok pria berstelan jas hitam membungkuk hormat.

"3 menit."

"Persiapan pernikahan untuk besok sudah berjalan sesuai rencana
Tapi__"

"Tapi?" Mengerutkan kening, sang pria menatap tajam sang bawahan yang kini mulai memucat.

"Tapi, ada beberapa hama pengganggu yang berniat__"

"Hancurkan."

Sebelum sang bawahan menyelesaikan kalimatnya, sang pria yang dipanggil Tuan memotong cepat.

"Dan aku tidak mau ada kekurangan sekecil apa pun terhadap pernikahan ku besok, atau__"

Sengaja menggantung kalimatnya, sang pria mendekat. Membisikkan sesuatu ke telinga sang bawahan, "kau akan melihat pemakaman anak dan istrimu 1 jam setelahnya."

"B_baik Tuan."

" Bagus, pergilah."

Setelah mengatakan itu, sang pria kembali masuk ke kamar. Tatapan nya semakin menajam saat melihat sang wanita yang tadi menatapnya berkabut kini tengah berdiri kaku sambil menatapnya waspada.

"Kau, siapa kau sebenarnya?"

Satu kalimat tanya langsung meluncur dari bibir sang wanita. Membuat sang pria menyunggingkan senyuman sinis berjuta makna mendalam.

Mengabaikan pertanyaan sang wanita, sang pria memilih berjalan ke arah jendela dan menatap pemandangan hutan di luar area mansionnya.

"Hai aku bertanya__"

"Menurutmu siapa aku princess?"

"Berhenti memanggilku princess! Dan apa maksudmu dengan pernikahan yang bawahanmu katakan tadi?"

"Ahh ya, aku akan berhenti memanggilmu princess karena besok, kita akan menikah."

"Apa? Hei Sean, apakah otakmu bermasalah? Kapan aku setuju untuk menikah denganmu." Emosi, sang wanita yang tak lain adalah Lucy mulai tak sabar.

Membalikkan badan, sang pria yang dipanggil Sean menatap Lucy tajam dengan rahang mengeras. Udara dingin membekukan mendadak memenuhi atmosfir kamar. Perasaan takut perlahan menyelinap di relung hati Lucy yang selama ini tak kenal kata takut.

"Apa yang membuat otak kecilmu itu berpikir bahwa untuk menikahimu, menjadikan mu milikku dan ibu dari anak-anakku, aku membutuhkan persetujuanmu?"

"Kau__"

"Dengar, dengan atau tanpa persetujuanmu sekalipun pernikahan kita tetap akan berlangsung besok. Atau__"

"Atau?" Suara Lucy mencicit, tak bisa menyembunyikan ketakutan yang mati-matian dia tekan.

"Jika kau berani melakukan hal bodoh untuk menggagalkannya, aku tidak keberatan mengundurkan pernikahan sampai kau mengandung anakku."

Degh...

***

Tbc,

Pendek ya, maaf keun...

Di tunggu vote + comment nya ya. Semoga kalian masih setia ma cerita saya ini.

Terimakasih,
De_An




My ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang