4

18.6K 566 29
                                    

Beberapa saat berlalu, Lucy masih tetap membeku. Sementara makhluk penyebab kebekuannya sudah lenyap beberapa menit yang lalu.

Mengerjapkan mata, Lucy berusaha mengumpulkan kembali kesadarannya yang sempat menghilang.

Pria itu, benar-benar sudah menjungkir-balikkan kehidupannya. Membuat dia yang selama ini selalu di agung-agungkan mendadak menjadi sampah tak berguna.

"Hahahaha, pria kampung itu, berani sekali dia menginjak-injak harga diriku." Tertawa kencang sambil menggeleng-gelengkan kepala, Lucy benar-benar tidak menyangka. Tidak menyangka bahwa dia telah ditolak mentah-mentah.

Menatap tajam ke tempat sang pria menghilang, dia kembali bergumam samar. Gumaman menyerupai janji kematian yang pasti akan dia laksanakan.

"Lihat saja nanti, aku akan membuatmu bertekuk lutut di bawah telapak kakiku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lihat saja nanti, aku akan membuatmu bertekuk lutut di bawah telapak kakiku. Memujaku di atas segalanya hingga kau bahkan akan lebih memilih kematian dari pada kehilangan diriku."

***

Di tempat lain, sepanjang perjalanan Sean hanya diam. Nea yang sejak tadi memperhatikan menjadi semakin kesal. Kesal karena dia sadar bahwa Sean kembali mengacuhkannya. Menganggap kehadirannya tak nyata.

"Sean," Nea bersuara memecah keheningan.

"Hm," seperti biasa, Sean menjawab seadanya.

"Kau mengenal wanita kampung tadi?" Nea bertanya menyelidik.

Beberapa saat berselang, tetap tak ada jawaban. Melirik ke samping, Nea mendengus kesal saat melihat Sean hanya memfokuskan atensinya ke arah sang babi peliharaan.

"Seaaannn, jawab pertanyaanku." Merengek, Nea kembali mengeluarkan jurus andalan.

"Kau tahu Nea, alasan kenapa aku tidak suka berurusan maupun berdekatan dengan seorang gadis?"

"Tidak. Memangnya kenapa?" Nea menjawab polos.

"Karena seorang gadis cenderung berisik dan selalu ingin ikut campur hingga melewati batas kewajaran. Itu membuatku bosan."

"Tapi Sean. Aku...."

"Kau gadis." Setelah mengatakan itu, Sean membawa Vitto menjauh. Nea yang melihatnya hanya terdiam dengan pandangan berkaca-kaca.

"Kenapa, kenapa mengambil hatimu sangat susah Sean. Aku bahkan sudah bersabar begitu lama. Bahkan disaat aku sudah dewasa sekalipun, kau tetap menganggapku tidak layak bersanding denganmu. Tidak, aku tidak akan menyerah. Kau milikku Sean, selamanya akan selalu seperti itu."

***

Malam pun tiba, para masyarakat Gimmelwald sudah mulai berkumpul di lapangan luas tempat acara. Acara ini merupakan acara panen raya yang selalu mereka adakan setahun sekali. Acara yang melambangkan rasa syukur akan hasil panen para petani dan pekebun yang melimpah.

My ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang