Hai, saya kembali. Anggap saja ini chapter bonus karena comment kalian yang membuat saya kian merasa bersalah.
Jujur saya benar-benar tidak menyangka kalian menanti kelanjutan cerita ini.
Awalnya saya kira kalian hanya bercanda dan mencoba menghibur saya dengan memberikan pujian di cerita ini.
Tapi, ya sudahlah. Saya malah bingung mau bilang apa. 😂
Selamat membaca,,,
***
Setelah makan malam, Lucy bergegas melarikan diri ke kamar. Berharap bisa bebas dari introgasi mengerikan seorang Michael Belluci. Sayang, harapannya harus kandas karena tanpa diduga meski pintu kamar sudah dikunci rapat namun sang iblis rupawan tetap bisa masuk tanpa hambatan.
"Hoam ngantuknya." Berpura-pura, Lucy masih mencoba peruntungan.
"Cih, jam 8 malam masih terlalu pagi untuk kucing betina tidur."
"Wah lihatlah, mulut pintar Michael kembali bersuara," batin Lucy meradang.
"Kau tidak lupa untuk menjelaskan sesuatu padaku bukan?"
Deg...
Lucy terdiam kehilangan kata-kata.
"Gawat, aku kan tidak ahli dalam hal berbohong. Jangan sampai desa kecil ini diratakan dengan tanah oleh sang malaikat terbuang," dewi batin Lucy gemetar.
"Kau tidak sedang merangkai cerita untuk menipuku bukan?" Memicingkan mata, Michael menatap Lucy curiga.
Bukannya menjawab, Lucy malah memasang senyum manis tak berdosa. Membuat Michael semakin curiga dan bertanya-tanya, 'apakah sang kucing betina sudah gila?'
"Oh ayolah Michi, tidak kah kau lelah? Bobok yuk. Sini-sini tidur di samping kakak cantik."
Mengeluarkan senyuman lugu, Lucy mengedip-ngedipkan mata seperti kucing manis. Sayang, bukannya terlihat seperti kucing manis, dia justru terlihat seperti kucing liar di mata Michael.
Meletakkan kedua tangan di kantong celana, Michael kembali menatap Lucy tajam. Tatapan intimidasi yang sejak dulu tak pernah mempan pada seorang Lucy Blackstone.
"Michi, aku bahkan sedang berkabung karena skandal murahan itu, bukannya menghibur, kau malah berniat membuatku semakin berduka." Memasang wajah wanita tertindas, Lucy kembali bersandiwara.
Sandiwara yang bahkan terlihat lucu di mata Michael. Tersenyum tipis, wajah keras Michael mendadak melunak. Wanita absurd bernama Lucy Blackstone memang dari dulu selalu mampu membuat seorang iblis sepertinya mendadak menjadi jinak.
"Kau yakin mengajakku tidur bersama?" Menaikkan satu alis, Michael memilih mengalihkan pembicaraan. Menurutnya, untuk saat ini, menggoda sang kucing liar jauh lebih menyenangkan.
Memiringkan kepala tanda berpikir, Lucy tetap gagal paham. Dia bahkan tak menangkap makna tersirat yang ditujukan untuknya. Bukannya marah karena digoda, dia bahkan tak sadar telah digoda.
Mengedipkan mata polos, Lucy kembali bersuara, "memangnya kau mau tidur di luar? Seingatku kau tidak menyuruh Josh untuk membersihkan kamar sebelah. Jadi tentu saja kita harus tidur bersama."
Gubrak...
Kini giliran Michael yang tak bisa berkata-kata.
"Bocah ini. Aahhh, bagaimana mungkin si bodoh Jerry itu bisa meninggalkan kucingku di sini sendirian. Sial. Dasar Jerry sialan!" batinnya mengumpat.
Melihat wajah Michael yang kembali mengeras, dewi batin Lucy kembali panik.
"Michi, meski aku belum mandi tapi tubuhku tidak bau. Lagipula sepertinya aku tidak mendengkur saat tidur, jadi kau tak perlu cemas. Oke?" Mendekat, Lucy mendekati Michael yang masih mematung sambil mengumpati Jerry di dalam hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Obsession
RomanceMature content (21+) Lucy Blackstone merupakan wanita yang selalu di agung-agungkan dunia. Bentuk tubuh dan wajah yang rupawan menjadikannya model papan atas yang digilai para kaum hawa. Namun sebuah skandal tak terduga mengharuskannya berlari dan b...