Vote dulu ya...
"Heh, gadis pensil, bangun! "
"..."
"Shit".
.
.Mingyu berjalan menuju meja yang ditunjuk Eunha tadi dengan tergesa-gesa. Dilihatnya ada sebuah tas yang tergantung di salah satu kursi di meja itu. Diambilnya HP dari dalam tasnya. Mungkin ini agak lancang, kan belum tentu juga itu tas nya Eunha. Bisa aja tasnya orang lain ya kan?
Mingyu juga mempertimbangkan itu tadi tapi dia menjadi yakin setelah melihat wallpaper foto yang dipasang di lockscreen. Dan untungnya HP mahal tersebut tidak dipasang sandi apapun. Hanya layar usap.
"Ckckck,HP kok gak ada pelindungnya sama sekali?" gumam Mingyu.
Dia membuka daftar kontak dan menelpon kontak atas nama 'Papi'.
"Halo sayang? Ada apa?"
"Halo, om? Saya temannya anak om, saya mau bilang kalau anak Om masuk rumah sakit X"
"Oh? Beneran? Ini bukan penipuan kan?"
"Gak lah om, saya beneran!"
"Oh yasudah, terimakasih info nya nak!"
Mingyu mengakhiri telfon dan menatap lurus kearah wallpaper HP yang terpasang saat ini.
"Gadis pensil, lo udah hutang nyawa sama gue" kata Mingyu sambil tersenyum.
Gadis pensil, entah kenapa Mingyu merasa senang jika memanggil gadis itu dengan sebutan gadis pensil. Lagian Mingyu juga lupa nama gadis itu siapa, kan mereka belum berkenalan secara resmi.
Sesaat kemudian senyum Mingyu luntur menjadi wajah datar dan dia kembali menatap wajah Eunha dalam HP gadis itu. Selintas kilasan masa lalu terputar bagai film dalam kepalanya. Sederetan masa lalu yang menceburkan dirinya dalam kesedihan yang berlarut-larut.
"Semoga lo bisa bantuin gue untuk langkah selanjutnya"
✳✳✳
Sudah 4 hari sejak kejadian di ballroom waktu itu dan sampai sekarang Eunha masih berpikir kenapa Mingyu si anak baru bisa ada di sana?
Sebelumnya Eunha sempat berpikir untuk berterima kasih pada anak itu, namun disadarinya satu hal yang menjanggal. Senyuman Mingyu sewaktu menolongnya terlihat tidak tulus. Seakan dia meminta imbalan atas pertolongan yang telah dia berikan. Senyum dengan maksud lain, itu yang dipikirkan Eunha.
"Eunha, Jung Eunha!"
Lamunan Eunha buyar seketika ketika Yerin menyenggol lengannya.
"Eh ? Ya?" Eunga kikuk.
"Lo tuh ya, gue panggilin dari tadi tau! Ngelamunin apa sih?"
"Eh... Siapa juga yang ngelamun! Gue ini lagi mikir ulangan besok"
"Cari alesan yang bagusan dikit deh, kan besok gak ada jadwal ulangan apa-apa"
Eunha merutuki kebodohannya, bagaimana bisa dia membuat ulangan sebagai alasan. Dan kenapa juga dia mesti memikirkan si anak baru? Toh dia bukan siapa-siapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore U; Mingyu-Eunha[COMPLETE]
Fanfiction--- [Cinta itu datang tanpa disadari, dan susah untuk ditebak] Eunha menyukai Jungkook. Jungkook juga menyukai Eunha. Awalnya niat Mingyu adalah membuat Eunha baper sehingga Mingyu dapat melancarkan balas dendamnya pada Jungkook. Lelaki yang telah...