✳ Twenth ✳

728 75 7
                                    

Hari ini biasa saja. Di sekolah gak ada yang spesial. Pelajaran biasa, kerja tugas satu-dua, terus pulang.

"Eunha, lo udah gak dapet note aneh-aneh lagi kan?" Mingyu iseng bertanya saat membuka pagar.

"Masih kadang-kadang, Shinbi yang naruh"

"Bukan cowok kan?"

"Bukan..."

Mereka berjalan beriringan masuk kedalam rumah. Berjalan ringan seperti biasa tanpa beban.

Kicauan burung, matahari berinar, udara yang segar, awan yang bergerak perlahan. Santai sekali.

Membuat Eunha maupun Mingyu ingin bermalas-malasan di rumah seharian. Toh besok juga libur.

Sampai...





















Ketika sudah masuk di dalam rumah, terdengar suara barang yang diobrak-abrik. Suaranya berasal dari kamar Eunha.

Sang pemilik kamar langsung menatap Mingyu dengan tatapan "apa ada maling? "

Mingyu menggerdikan bahu, gak tau. Dia mengambil tongkat baseball yang ada di dekat rak sepatu. Menopangnya di bahu kanan lalu mengendap-endap berjalan ke kamar Eunha.

Eunha mengikuti di belakang. Sambil mencubit jaket Mingyu sedikit. Takut jika itu memang maling. Mingyu memutar kepalanya pelan ke arah Eunha. Membisikan aba-aba.

"Satu... Dua... "

Brak/!

Pintu kamar Eunha, Mingyu buka dengan keras hingga menghantam tembok.

Mereka berteriak keras siap menyerang.

"AAARRGGGGGGG!!!!"

"WWWAAAAAAAAAAAA!!!" teriak paman dan tante Kim di depan mereka.





Tunggu bentar?









Lho?

"MAMA? PAPA?" Mingyu melempar tongkat baseball nya asal ke lantai.

"Duh Mingyu! Ngagetin mama aja! Untung mama gak punya penyakit jantung!" tante Kim mengelus dadanya pelan.

"Mama papa kapan pulang?" Mingyu mendekat dengan wajah sumringah.

"Tadi pagi jam 10, papa lupa gak ngasi tau ya? Maaf" paman Kim menepuk punggung Mingyu.

"Papa ini. Mingyu kirain maling tadi!"

Mereka tertawa. Bukan mereka sih, tepatnya keluarga Kim. Karena Eunha gak di notice sama orang tua Mingyu. Dia ngerasa cuma jadi pajangan.

Jadi cuma diem.

Gak ngapa-ngapain.

"Papa mama ngapain di kamar Eunha?" tanya Mingyu.

"Ooh... Packing. Ada banyak banget barang yang harus dimasukin kotak"

"Packing buat?"

"Buat persiapan nyusul orang tuanya lah! Emang kamu gak dikasi tau sama Eunha?"

Seketika wajah sumringah Mingyu luntur.

"Ke-Ke... Jepang..." suara Mingyu tertahan.

Jepang? Berbeda rumah bahkan beda negara? Terpisah beratur-ratus kilometer?

"Kenapa lo gak bilang, Eunha?" Mingyu menoleh kearah Eunha. Wajahnya antara marah, shock, dan panik.

"G-Gue..."

Adore U; Mingyu-Eunha[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang