14

8.9K 431 23
                                    

Ae Ri menerima perlakuanku dan aku semakin semangat memperdalam pagutanku dengan memegang kedua pipinya.

Aku melepaskan ciuamanku dan menatap manik matanya yang bersinar dan berbinar. Ae Ri menengadah ke atas dan ku usap kepalanya dengan lembut. Aku mencium puncak kepalanya turun ke dahinya, kemudian mencium alisnya yang rapi menuju ke kedua matanya, hidungnya, kedua pipinya, bibir atasnya, bibir bawahnya, dagunya dan berhenti ke leher jenjangnya. Segera ku isap lehernya dan memberikan bercak merah kebiruan akibat ulahku sendiri. Sayang harus melewatkan aksi yang belum pernah ku lakukan. Ku isap dengan penuh antusias kemudian naik lagi ke bibirnya.

Tak mau merasa dirugikan, aku bangkit dari baringanku tanpa melepaskan ciuman kami. Ya, aku menuntun Ae Ri untuk berbaring ke tempat tidur. Ku baringkan tubuhnya secara perlahan dan melepaskan ciumanku kemudian tersenyum padanya-iapun membalasnya dengan tulus. Senyumanmu mengalihkan duniaku.

Aku mulai menciumnya kembali. Dia mulai menggodaku dengan memainkan lidahnya dirongga mulutku. Pria mana yang tak akan tergoda dengan sensasi yang menegangkan seperti saat ini? Akupun mulai menggodanya dengan menggelitik langit-langitnya dengan ujung lidahku. Ae Ri mulai mengikuti kelakuanku yang membuatku akan melayang tinggi. Aku geli, aku terangsang, aku benar-benar tidak tahan lagi. Nikmat.

"Ouuuhh... Ri aaaahhhh..." lenguhku. Apa barusan aku melenguh dengan perlakuannya?

Dia semakin gencar memainkan lidahnya. Dia juga menggelitikku dengan ujung lidahnya. Damn it. Aku bergerutu didalam hatiku. Ya, aku baru tahu jika Ae Ri dapat berkembang dengan cepat melakukan ciuman seperti ini.

Tak mau berlama-lama lagi, tangan nakalku mulai menyusuri perut ratanya yang sangat mulus. Sungguh dia benar-benar menggodaku. Istriku begitu menggodaku. Aku menyesal baru mengetahuinya sekarang.

"Nngggghh..." lenguhnya ketika tanganku sudah berhasil meramas payudaranya.

"Aku tidak ingin melewa―,"

"Lanjutkan," potongnya disela-sela ciuman kami bahwa dia mengerti. Huh! Aku bersmirk penuh kemengangan.

Aku kembali meramas payudaranya, mengulumnya, memainkan puttingnya dari luar yang masih tertutupi oleh branya.

●Author POV

"Sssssshhhhh... ngggghhh..."

"Lama kelamaan ciuman mereka semakin meninggi, semakin penuh nafsu, semakin menggoda, semakin memicu adrenalin dan semakin menggila seperti orang yang haus akan ciuman tersebut. Ae Ri tidak tahan dengan perlakuan Jimin yang tengah meramas payudaranya secara bergantian kiri-kanan.

Jimin akhirnya mulai mengangkat kaos polos milik Ae Ri untuk membantu melepaskannya. Terlepaslah kaos Ae Ri yang menyisahkan branya saja. Tak ada motif bunga-bunga ataupun motif teddy bear karena pada dasarnya Ae Ri menyukai pakaian polos serta dalaman yang polos.

Ae Ri melepaskan ciumannya secara sepihak. Ia mengangkat tubuh Jimin dan menatap manik mata Jimin yang sedang berkabut, kelam dan sendu itu. Jimin nampak kebingungan dengan menautkan kedua alisnya pertanda menanyakan ada apa?

"Apa sekarang kau tidak mabuk?"

Jimin yang mendengar perkataan itu malah terkekeh. Ia membelai pipi Ae Ri dengan lembut dengan punggung tangannya. Ia memindahkan beberapa helaian rambut Ae Ri yang menutupi wajah cantiknya. Menurut Jimin.

"Kau ingin berapa ronde hmm?" frontal Jimin.

"Mboya? Kau ingin membunuhku huh!" ketus Ae Ri mempoutkan bibirnya.

CHUP

"Bibir ini milikku." Satu kecupan kembali mendarat ke bibir Ae Ri.

BLUSSSSSH...

My Vault Sky [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang