18

5.5K 330 32
                                    

●Jimin POV

Ya Tuhan, apa yang dipikirkan wanita ini? Kenapa ia tidak sabaran dan datang mengancamku seperti ini?

Ku lihat mimik wajah Ae Ri yang siap melontarkan beberapa pertanyaan, aku tahu ada banyak pertanyaan yang ada didalam pikirannya. Sayangnya aku tidak bisa jujur saat ini, baru saja aku ingin membahagiakan istriku. Ahh! Sial.

"Jimin-ah, siapa dia? Apa dia sekre―,"

"Sekretarisku. Ya, sekretarisku. Dia Han Yoora. Dia dan sekretaris Kim adalah bawahanku." Untung saja aku cepat tanggap memotong perkataannya. Ku mohon jangan sekarang, aku hanya ingin bersamamu.

"Aah, baiklah. Cepat habiskan makananmu," ucapnya kemudian. Aku tersenyum pada Ae Ri dan mengelus surainya. Ia tersipu malu dengan menundukkan kepalanya. Dapat ku lihat kemerahan dipipinya. Merona.

"Hey ... ayolah, aku masih disini. Aku tidak ingin makananku terbuang begitu saja akibat ulah kalian," kata Yoora. Benar, dia adalah Han Yoora. Mantan kekasihku. Dia seorang Dokter yang bekerja di Rumah Sakit Daehan. Dia juga akan segera menjadi seorang Dosen di Universitas ternama. Entahlah universitas apa. Aku tidak peduli.

Tak lama setelah sarapan bersama-sama, akhirnya Ae Ri merapikan meja makan dan aku membantunya mengangkat piring serta gelas yang kami pakai menuju dapur. Aku mulai mencuci beberapa peralatan rumah tangga yang telah ku bawa ke wastafel.

"Biarkan aku yang mengerjakannya," sahut Ae Ri mengagetkanku. Aku menggeleng dan melanjutkan cucianku.

Ae Ri mencebikkkan bibirnya gemas yang membuatku ingin mengerjainya dengan cipratan air mengalir.

Ia tampak kesal dan tidak membalas perlakuanku. "Jangan bercanda, kau akan terlambat. Bergegaslah hm." Tampaknya ia sedang dalam mood yang tidak baik. Aku tahu banyak pertanyaan-pertanyaan yang mengambang di otakmu. Sebentar saja, ku mohon bersabarlah sebentar saja. Setelah itu aku akan jujur dan menjelaskan semuanya padamu.

●Author POV

Benar, banyak yang harus Ae Ri tanyakan pada Jimin perihal wanita yang datang ke rumahnya di pagi buta ini. Bagaimana tidak, wanita itu seakan-akan telah menggoda Jimin secara tak sengaja dengan menggunakan pakaian yang tak layak pakai–belahan dada terlalu terumbar. Bukan Jimin namanya jika ia tidak akan tergoda, namun semua itu─Jimin menepisnya dengan pertahanan diri bahwa "Ae Ri adalah miliknya. Sekaranag ini, saat ini juga."

"Oppa ... cepatlah, kita akan terlambat," teriak Yoora dengan kesal. Jimin yang mendengarnya pun buru-buru keluar dari dapur. Ae Ri menyusul mereka berdua setelah membereskan beberapa piring ke tumpukan piring.

Oppa? Kenapa dia memanggil atasannya seperti itu? Seharusnya ia memanggil Jimin seperti Presdir atau mungkin Tuan? Monolog Ae Ri membatin ketika kakinya telah menapakkan ke depan pintu utama.

Jimin mendaratkan ciumannya sekilas ke puncak kepala Ae Ri membuat Ae Ri terperanjat dan mengulas senyumannya pada Jimin─suaminya. "Aku akan cepat pulang. Tunggu aku, mengerti?" pinta Jimin seraya mengambil tas kantornya dari genggaman Ae Ri. Mereka berdua saling menatap.

Yoora memutar bola matanya jengah. Ia tampak tak terima perlakuan Jimin pada Ae Ri. Harusnya ia yang menjadi Ae Ri sekarang ini, bukan Ae Ri. Harusnya ia yang menerima perlakuan manis itu dari Jimin. Namun apa yang telah terjadi maka terjadilah.

"Palli, kita akan rapat pagi ini. Jangan sampai terlambat," dusta Yoora.

Ae Ri terlonjak dan mendorong tubuh atletis Jimin keluar dari pintu utama. "Benar kata nona Yoora. Kalian tidak boleh terlambat."

My Vault Sky [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang