19

4.9K 352 15
                                    

●Ae Ri POV

Sudah saatnya aku melakukan hal-hal layaknya seorang istri. Bagaimana aku akan memulainya jika pikiran tentang Jimin dan sekretarisnya masih terngiang di ingatanku?

"Huh! Baiklah, pertama-tama aku akan mencuci semua pakaian yang berada di lemari, kemudian aku akan mencuci piring yang berada di rak, setelah itu aku akan mengepel dan setelah itu aku akan menyiram tanaman didepan dan kemudian aku akan mu─," Arrgggh! Aku berjongkok dan memeluk lututku gemetar, aku mulai mengeluarkan beberapa tetes air mata. "Jimin-ah ... aku tahu kau berbohong padaku, aku tahu dia bukan sekretarimu. Wajahmu mengatakan seperti itu."

Ting tong...

Suara bel rumahku berbunyi dan membuatku menyudahi kesedihanku begitu saja. Ku jajakkan kakiku keluar dan melihat siapa yang datang.

Sial! Umpatku. "Ada apa?" kataku sesantai mungkin.

Ia mengulas senyuman. Senyuman yang menurutku senyuman iblis. "Setidaknya persilahkan tamumu untuk masuk."

"Tck, masuklah."

Yoora yang datang kembali ke rumah. Entahlah untuk apa.

"Aku kemari tidak ingin berbasa-basi. Jadi ku harap kau menerimanya dengan ikhlas, itu hanya masa lalu."

Baiklah masa lalu. Prediksiku benar bahwa dia bukan sekretaris Jimin. Tapi kenapa Jimin mesti berbohong padaku?

"Dia tidak berbohong padamu."

Huh! Apa? Kenapa dia bisa membaca pikiranku? Apa dia punya kekuatan super?!

"Dia tidak berbohong. Hanya saja dia belum mempunyai keberanian untuk menjelaskan semuanya padamu," katanya lagi.

Aku menatapnya sinis. "Kau bilang tidak ingin berbasa-basi. Ada apa kau kemari dan untuk apa kau membahas Jimin?" kataku sarkastik.

Ia tertawa renyah, kemudian kembali memasang wajah seriusnya. "Aku dan Jimin dulu adalah sepasang kekasih. Kami saling mencintai dan menyanyangi."

Benarkah? Ku rasa aku merasa ada yang aneh pada hatiku sekarang ini. Ada perasaaan yang takut, ada perasaan sedih yang menghiasi relung hatiku. Ketukan itu seakan-akan membuatku sakit tak berdarah.

"Benar, dia mantan kekasihku."

Lagi-lagi dia membaca pikiranku dengan cepat. Ayolah, apa kau seorang penyihir handal?

"Kau salah. Aku bukan penyihir, hanya saja aku bisa menangkapnya dengan pergerakan dan dari raut wajahmu yang berubah-ubah. Aku tahu kau kesal─Jimin tidak bermaksud membohongimu. Dia hanya mengulur waktu untuk mengatakan semuanya padamu. Apa kau tidak mengerti? Tsk, bagaimana seorang Park Jimin yang terkenal pintar sama sepertiku mencintai wanita seperti dirimu?" ucapnya panjang lebar tanpa jeda. Apa dia baru saja menghinaku bahwa aku bodoh? Haha. Menyebalkan.

"Kenapa kau tidak tanyakan langsung pada Jimin? Bagaimana dia bisa jatuh hati padaku, bagaimana dia bisa menyanyangi orang seperti aku?"

Aku bukan orang yang suka berdebat dengan hal-hal seperti ini. Tapi berurusan tentang Jimin lain ceritanya. Apalagi ini menyangkut masa lalunya.

"Dia tidak mengatakannya padaku, tetapi aku sudah mengetahuinya. Dari wajah kalian berdua. Aku kemari untuk minta maaf padamu, aku membuat Jimin goyah dengan kedatanganku." Ia telah mendudukkan bokongnya di kursi panjang yang terletak diruang tamu.

Akupun ikut duduk disampingnya dan siap mendengar semua penjelasannya.

"Goyah? Aah, kalian pernah bersama. Wajar saja Jimin sempat goyah karenamu. Aku tidak akan melarangmu berhubungan dengan Jimin, hanya saja kenali batasanmu dan kenali siapa dirimu sekarang. Kau adalah masa lalunya dan aku masa depannya–kau juga wanita yang cerdas, aku yakin kau akan mendapatkan pria yang lebih daripada Jimin yang kini memiliki seorang istri."

My Vault Sky [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang