8

11.1K 563 6
                                    


•Jimin POV

Pagi ini aku bangun dengan rasa sakit yang teramat sakit di kepalaku. Perutkupun rasanya mual, mungkin karena mabuk semalam.

Aku berlari ke kamar mandi karena sudah tidak tahan memuntahkan isi perutku. Aah.. sudah lama aku tidak mabuk lagi seperti semalam. Aku sedikit terkejut ketika memandang pantulan diriku di depan cermin dalam keadaan naked. Ya, mungkin saja karena semalam aku benar-benar mabuk sehingga aku membuka seluruh pakaianku.

Tak lama kemudian, bayangan itu entah kenapa selalu muncul saat aku menutup kedua mataku. Bayangan dimana aku sedang melakukannya dengan Ae Ri. Huh! Mungkin efek mabuk semalam belum sepenuhnya hilang. Akupun menunduk ke wastafel untuk membasuh wajahku dengan gusar di air mengalir.

Aku menarik napasku dengan panjang, membuka pintu kamar mandi dan berjalan menuju lemari untuk mencari boxer. Setelah mengenakan boxer aku membalikkan tubuhku ke ranjang untuk sekedar berbaring karena sakit di kepalaku belum hilang. Aku terus membolak balikkan badanku ke kiri dan ke kanan. Entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang aneh di ranjangku.

"Ae Ri-ssi?" Aku sungguh terkejut saat melihatnya ada disisi lain tempat tidurku. Tubuhnya terbungkus dengan selimut tebalku tetapi tidak dengan pundaknya. Aku merasa yakin dia tidak mengenakan apapun di balik selimut itu.

Seketika itupun bayangan tentang aku melakukan dengannya semakin jelas di kepalaku. Kulitnya, wajahnya, lekuk tubuhnya dan bahkan desahannya begitu nyata diingatanku.

"Nnnnggh... Jimin-ah," panggilannya yang hampir menyerupai bisikan itu menyadarkanku dari lamunanku. Ku lirik dia dan menatap matanya dimana ada kesedihan dimatanya.

Apakah aku sungguh melakukan itu dengannya?

"Ae Ri-ssi, aku..." aku benar-benar bingung harus berkata apa.

"Tak apa, aku tidak apa-apa. Kau tidak perlu merasa bersalah, aku tahu kau dalam keadaan tidak sadar melakukannya," ucapnya menenangkanku dengan mengusap lenganku.

"Tapi aku... aku sudah mengam―,"

"Keperawananku? Aku tidak apa-apa selama itu kau Park Jimin," nadanya, dia mencoba seceria mungkin. Tapi aku bisa melihat pancaran kesedihan di matanya.

"Jangan Ae Ri-ah, jika kau ingin marah maka marahi aku. Jangan memendamnya sendiri. Maafkan aku, aku benar- benar minta maaf." Aku menggenggam tangannya karena rasa bersalahku.

Ae Ri memegang pipiku dengan kedua tangannya. "Aku baik-baik saja. Bukankah kita sepasang suami istri? Bukankan kita berdua berhak melaku―," ucapnya menjeda perkataannya. "Aku tidak apa-apa jika kau yang pertama."

Apa dia sadar dengan ucapannya? Kenapa dia tidak keberatan aku melakukan itu?

"Ae Ri-ah, apa kau sadar dengan ucapanmu? Maksudku, aku adalah orang jahat. Aku orang yang selalu menyakitimu." Sungguh, aku belum mencerna ucapannya.

"Kenapa? Bagaimanapun juga aku ini seorang wanita Jimin-ah, aku juga istrimu. Aku tahu kau ke club untuk menyewa para j****g disana," lirihnya dengan nada kecewa.

"Apa? Jadi kau tahu aku ke club?"

Dia mengangguk. "Aku tahu, mungkin aku orang kedua yang kau sentuh. Aku juga tidak tahu bahwa kau mungkin melakukannya dengan j****g itu," nada suaranya semakin meninggi.

Kenapa kau terlihat kecewa? Apa kau cemburu? Aku masih bergeming, sebenarnya aku tidak menyewa para j****g untuk melakukan itu.

"Aku sedikit kecewa, mungkin kau melakukannya dengan mereka dalam keadaan sadar penuh. Sedangkan semalam kau melakukannya denganku dalam keadaan mabuk berat," lanjutnya lagi tapi dengan nada lirih.

My Vault Sky [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang