Urusan dengan dosenku telah selesai. Terima kasih telah membantuku Park Jimin.
"Sebaiknya kau kembali. Jika kau melewati beberapa wanita dikampus ini, jangan dihiraukan. Anggap saja mereka benda mati, aku tidak menyukai mereka."
Jimin tampak kesal. Lagi-lagi ia harus mengejar Jungkook yang menggunakan langkah kaki seribunya. "Kau! Setidaknya ucapkan kata terima kasih padaku, aku sudah membantumu. Dasar anak nakal!" teriaknya seperti anak kecil, ia membuka mobilnya dengan membunyikan klakson pada kuncinya. Pertanda pintunya ikut terbuka.
"Ke kantor atau pulang saja? Jika kau pulang, aku ikut denganmu." Jungkook sudah memasuki mobil sport milik Jimin, ia memasang seatbeltnya dengan antusias. Betapa antusiasnya ia jika benar Jimin akan pulang ke rumah menemui Ae Ri.
***
Sesampainya dikediaman Park. Jungkook dengan tergesah-gesahnya melepaskan sabuk pengamannya sebelum Jimin memarkirkan mobilnya dengan sempurna.
Rasa lelah terpancar dari wajah Jimin yang seharian kesana kemari membantu Jungkook. Belum lagi ia harus mengejar langkah seribu Jungkook yang membuat napasnya tersengal tak karuan.
Ting Tong...
Jungkook menekan bel penuh semangat. Tampaknya ia tidak kelelahan sama sekali, berbeda dengan Jimin yang kini memasang wajah masamnya.
"Noona!" girang Jungkook ketika pintu terbuka, didapatinya Ae Ri lalu memeluknya. Buru-buru Jimin keluar dari mobil sportnya ketika melihat pemandangan istrinya dipelukan orang lain.
"Jeon Jungkook. Ada apa? Kenapa kemari? Ada masalah?!" tanya Ae Ri khawatir. Jimin memberhentikan langkahnya mendengar kekhawatiran Ae Ri pada Jungkook. Percuma saja memisahkan mereka kalau Jungkook sama sekali tidak memberikan lampu hijau pada Jimin.
Jungkook mamanyunkan bibirnya gemas, ia menggeliat dipelukan Ae Ri. Ae Ri mencoba menetralisir desiran darahnya yang mengalir sangat cepatnya, jantungnya kembali berdegup tatkala Jungkook melepaskan pelukannya dan beralih menatap iris kecokelatan mata Ae Ri.
Kontrol dirimu Nam Ae Ri. Kenapa Jungkook sekarang terlihat sangat tampan? Ya Tuhan, apa yang ku pikirkan?
Ae Ri pun menghampiri Jimin dan mengambil tas kantornya, tetapi ia berjalan dengan mata yang masih tertuju pada Jungkook.
Jungkook menyisir rambutnya ke belakang, menambah kesan ketampanannya–hingga mengagetkan Ae Ri ketika Jimin berdehem sangat keras. "Ada apa? Kau membuatku kaget saja," kesal Ae Ri. Jimin malah melihatnya gemas–dengan gerakan secepat kilat, Jimin mendaratkan ciuman sekilasnya. Membuat sang istri dengan gerakan refleks memukul bahu Jimin.
"Aku pulang, bagaimana kalau kita masuk. Diluar sangat dingin," ucap Jimin dengan nada meledek menatap Jungkook.
Jungkook yang melihatnya pun menatap sembarang tempat, ia duluan menerobos masuk ke rumah Jimin.
"Noona, aku ingin bicara denganmu. Penting, sangat-sangat penting," Jungkook sembari berbalik menatap Ae Ri.
Ae Ri mengangguk mengiyakan. "Jimin-ah, aku sudah menyiapkan makanan dimeja makan. Kau bisa makan duluan."
Dengan kesalnya Jiminpun melenggak meninggalkan Jungkook dan Ae Ri.
"Duduklah," tawar Ae Ri, Jungkook mengikuti Ae Ri duduk disofa. Ae Ri masih saja goyah dengan perlakuan Jungkook yang tiba-tiba, ditambah lagi kini perubahan drastis Jungkook yang membuat Ae Ri bersusah payah agar tidak tergoda mengingat statusnya sebagai seorang istri.
"Noona, aku hampir di Drop Out dari kampus."
"Apa? Kenapa? Kenapa tidak memberitahuku?! Aku ini keluargamu, harusnya kau memberitahuku." Dibandingkan dengan amarah dosennya, ia lebih menakuti Ae Ri ketika sedang marah. Wajah Ae Ri akan memerah ketika ia benar-benar sangat marah.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Vault Sky [✔]
Storie d'amoreWARNING NC21+ "Dalam hitungan detik berikutnya, aku pasti akan mendapatkan hatimu." -Jimin "Aku rasa kau yang akan jatuh duluan ke dalam pesonaku tuan Park." -Ae Ri "Bisakah kau melupakannya? Aku akan membahagiakanmu, tinggallah bersamaku." -Jungko...