•Author POV
Lupakan pertengkaran sejenak untuk menyakinkan hati kalian yang sebenarnya ingin bersatu, ingin bersama selamanya, ingin menjadi satu-satunya pemilik hati kalian. Dengan ketulusan hati mereka berdua akhirnya mereka dapat merasakan akan adanya cinta sejati yang terbangun dari pertemuan singkat mereka.
"Aku menyayangimu Ae Ri-ah..."
"Nado. Nado Jimin-ah," balas Ae Ri setengah berbisik didaun telinga Jimin.
Jimin melepaskan pelukannya dengan sangat hati-hati begitu pula dengan Ae Ri yang ikut melepaskan pelukannya.
Mereka berdua saling menatap. Ada perasaan canggung yang terbangun, ada perasaan bahagia, ada perasaan malu-malu diantara keduanya. Pada siapa mereka akan berbagai kebahagian jika bukan mereka berdualah yang akan saling bertukar kebahagian.
Pemilik marga Park itu tidak ingin melepaskan tatapan lamatnya diiris kecokelatan mata Ae Ri istrinya. Apa ini semua hanya mimpi? Jika ini mimpi, ku mohon jangan bangunkan aku tetapi jika ini nyata ku harap aku bisa membahagian Ae Ri, mengulangnya dari awal, membangun rumah tanggaku agar lebih baik. Tidak ada pertengkaran, tidak ada pikiran yang egois, tidak ada perasaan gengsi lagi dan tidak ada air mata lagi. Kata Jimin membatin.
Ae Ri yang ditatap oleh Jimin semakin tersipu malu. Pipinya merona, degupan jantungnya semakin cepat, matanya mengerjap-ngerjap. Bagaimana aku bisa menghindari kontak mata yang sangat memacu degupan jantungku? Pikir Ae Ri.
"Bi-bisakah... kau berhenti menatapku seperti itu?" ujar Ae Ri menutupi wajahnya dengan tangannya.
Jimin melepaskan tangan Ae Ri. Ia masih ingin melihat wajah istrinya lebih lama lagi. "Wae? Aku hanya menatapmu saja," kata Jimin tak terima.
Hening
"Lupakan. Aku ingin kau jujur padaku." Ae Ri mengeluarkan suara dengan malu-malu. Jimin mengangguk mengiyakan.
"Apa aku pernah membuatmu tersenyum?"
"Tersenyum?" Jimin mengulangi ucapan Ae Ri dan mengerutkan kedua alisnya.
"Ma-maksudku, tersenyum itu–aku." Ae Ri menjadi gugup. Jimin melipat kedua tangannya ke dada seakan-akan dia tidak mengerti akan ucapan Ae Ri. Entahlah, mungkin Jimin hanya mengerjai istrinya. Ae Ri yang melihat tingkah laku Jimin hanya mempoutkan bibirnya.
"Aku tidak mengerti apa yang kau ucapkan," ketus Jimin semakin membuat Ae Ri geram. Ia hanya menginkankan kejujuran dari Jimin.
"Eish, kau benar-benar menyebalkan." Dia mengikuti pergerakan Jimin dengan melipat kedua tangannya ke dada kemudian Ae Ri menatap Jimin dengan intens. Ia tidak percaya Jimin akan berkata seperti itu. Ibarat kata Ae Ri tidak terima jika ada orang yang tidak tertarik dengan tingkah lakunya atau senyumannya. Dia adalah ratu yang dapat meluluhkan hati pria hanya dengan menatapnya dan hanya mengumbar sedikit senyumannya.
"Hmm, kau tidak pernah membuatku tersenyum. Jika kau ingin aku mengakui sesuatu, aku akan mengatakannya sekarang juga. Aku tidak pernah tersenyum dengan tingkah lakumu, aku tidak pernah senyum hanya karena melihatmu tersenyum, aku tidak pernah tersenyum hanya karena kau itu menarik. Apa kau puas?"
"Benarkah?" Ae Ri yang tidak terima akhirnya mendekatkan wajahnya ke depan wajah Jimin. Jimin membelalakkan matanya. Ia semakin membuat Jimin gugup, Jimin menahan napasnya, ia tidak bisa berkutik dengan sikap tiba-tiba Ae Ri. Bahkan dengan menelan salivanya sendiri terasa sulit untuknya. Jimin merasakan hembusan napas Ae Ri yang menerpa wajahnya.
●Ae Ri POV
Ragu-ragu aku kembali menanyakan hal yang sama dengan memundurkan wajahku ke belakang. "Apa benar kau tidak pernah tersenyum walaupun hanya sekali saja?" Jimin menjawabnya dengan anggukkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Vault Sky [✔]
RomanceWARNING NC21+ "Dalam hitungan detik berikutnya, aku pasti akan mendapatkan hatimu." -Jimin "Aku rasa kau yang akan jatuh duluan ke dalam pesonaku tuan Park." -Ae Ri "Bisakah kau melupakannya? Aku akan membahagiakanmu, tinggallah bersamaku." -Jungko...