11

8.3K 553 11
                                    


•Jimin POV

Lagi-lagi aku membanting pintu dengan keras. Lagi-lagi aku berdebat dengan Ae Ri. Kakiku bergerak menuju ranjang milikku. Ku dudukkan bokongku di ujung ranjang, menyatukan kedua tangannku.

Aaarrrkh!!! "Kenapa harus sesusah ini mengungkapkannya? Apa benar aku mencintai Ae Ri?"

Aku harus menemukan moment yang pas untuk mengungkapkannya. Tapi kapan? Kapan aku akan menjadi pemberani? Kenapa aku menjadi pengecut seperti ini?! Kenapa aku sangat bodoh dalam hal percintaan?

KREEEK

Ku dengar suara pintu kamar terbuka. Aku melirik dengan ujung mataku. Wanita menyebalkan itu masuk ke kamar dengan mengukir senyumannya.

Ada apa dengannya? Apa obatnya sudah habis?

Ragu-ragu aku ingin menyapanya duluan tapi dia sudah membuatku kesal hanya karena masalah makanan.

"A... aku ingin me-mengatakan sesuatu padamu," tegur Ae Ri terbata.

Aku mengangkat sebelah alisku sebagai tanda apa yang akan kau katakan?

"Aku ingin mengatakan sesuatu?"

"Apa?" singkatku. Ae Ri menatapku tajam.

"Aku ingin..."

"Ingin apa huh!" gertakku sedikit membentak dan membuat Ae Ri terperanjat.

Aku benci ini. Kenapa nafsuku berteriak tidak bisa terkontrol. Lihat perbuatanmu sendiri PARK JIMIN?

•Author POV

Jimin dan Ae Ri berpikir dua kali untuk mengungkapkan perasaan mereka masing-masing. Ae Ri yang sudah tidak tahan dan geram dengan sikap Jimin yang berubah-ubah akhirnya menyusul Jimin ke kamar.

"Jimin-ah... ku rasa kita harus menjaga jarak, aku sudah lelah berdebat denganmu." Ae Ri mengeluarkan suara bergetar berjalan menuju almari tanpa harus menatap Jimin. Ia membuka almari dan mengambil koper yang terletak didalamnya. Ae Ri mengambil semua pakaian miliknya.

"Yaak! Apa yang kau lakukan?" ketus Jimin berkacak pinggang.

"...."

"Kenapa kau mengambil semua pakaianmu? Kau masih sadar kan? Kau mau kemana?! Ini sudah malam, apa kau tidak takut kel―,"

"Mari kita berpisah..."

DHEG

Perkataan Ae Ri sontak membuat Jimin membelalakkan kedua matanya, ia tidak percaya jika Ae Ri meminta untuk berpisah dengannya. "Bagaimana... a-aku... tidak mengerti."

"Jimin-ssi, mari kita berpisah. Mari kita akhiri hubungan pernikahan kita yang sebenarnya seperti bukan hubungan pernikahan," lirih Ae Ri sesengguk-sengguknya.

Jimin bersmirk. "Tck, apa kau bercanda? Kau bercanda kan?" kata Jimin dengan nada meninggi.

Ae Ri menggelengkan kepalanya. Apa aku yakin ingin berpisah dengan Jimin? Pikirnya.

Ae Ri menelan ludahnya yang terasa susah ia telan. "Tidak. Mari kita berpisah, mari kita bercerai, mari kita akhiri pernikahan kita. Hari ini, saat ini juga untuk selama-lamanya." Ae Ri mengatakan semua itu dengan menutup kedua matanya.

"Mwo? Kau yakin huh!"

"...."

"Terserah, terserah kau saja Ae Ri-ah. Aku sudah muak denganmu, aku membencimu." Lagi-lagi Jimin meninggikan suaranya.

"Aku juga lelah, aku lelah denganmu. Aku muak denganmu, aku membencimu, aku sangat membencimu. Aku lelah dengan sikapmu, aku lelah menangis hanya karena dirimu. Sudah cukup, aku selalu mengalah untukmu dan bodohnya aku sudah terlalu banyak air mata yang ku tumpahkan hanya karena dirimu."

My Vault Sky [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang