17

6.4K 379 24
                                        

●Author POV

Pagipun menjelang namun pemilik tata surya belum menampakkan sinar menyengatnya. Ae Ri mulai membuka matanya perlahan-lahan, mengerjap-erjapkannya, mengumpulkan semua nyawanya dan meregangkan otot-otot tubuhnya.

Ia merasakan berat pada pinggangnya. Jelas saja, kini tangan besar nan kekar melingkar dipinggangnya. Apa itu Jimin? Batinnya. Ae Ri membalikkan tubuhnya ke belakang dan mendapati wajah Jimin yang begitu tenang, begitu polos, begitu mulus. Tanpa ragu Ae Ri mendekatkan wajahnya ke hadapan Jimin, dimana sang pemilik tangan kekar itu masih terlelap dengan tidurnya. Ia menyentuh wajah Jimin dengan lembut.

"Kenapa kau sangat tampan hm?" pujinya disertai cengiran. "Lihat bibirnya, terlihat seperti bebek." Lagi, Ae Ri menyentuh bibir Jimin-tapi kali ini ia menyentuhnya dengan sensual.

Samar-samar Jimin mendengar cengiran khas Ae Ri hingga membuatnya tersadar akan tidur lelapnya. Ia mengerjap-erjapkan matanya dengan cepat, dimana Ae Ri masih menatapnya lekat.

"Ae Ri-ah ... ada apa?" masih dengan setengah sadarnya.

"Eh, apa aku mengganggu tidurmu?"

Jimin tersenyum dengan tingkah Ae Ri. Dia memperbaiki tidurannya dan menindih tangannya sebagai tumpuan bantal.

Jimin mengukir seulas senyuman. "Tidak, apa kau baru saja memujiku?" ucapnya, membuat Ae Ri seperti tertangkap basah-Ae Ri memalingkan wajahnya dan merutuki dirinya sendiri. Betapa malunya ia ketika Jimin menangkap basahnya.

Ae Ri pun memasang wajah datarnya dan berakhir ke wajah polosnya. "Huh, kapan? Dari tadi aku hanya memandangi wajahmu saja," elak Ae Ri.

"Tapi tadi aku mendengarmu mengatakan bahwa aku tampan." Jimin menekan kata terakhirnya.

Merasa pipinya mulai memanas, Ae Ri pun bangkit dari tidurnya dengan tubuh yang masih terbalut dengan selimut tebal berwarna putih bersih. Tetapi bukannya hendak bangun―Jimin malah menarik selimut itu dan membuat sang pemilik selimut terjatuh ke kasur.

Ae Ri yang terjatuh hanya menghela napas panjang dan menengadah ke atas. "Ka-kau kenapa?" gugupnya dengan wajah yang semakin memerah. Jimin malah memerhatikan iris kecokelatan Ae Ri.

WINK

Goda Jimin mengedipkan sebelah matanya. Tampak Ae Ri mulai risih akibat ulah Jimin, Ia berusaha ingin bangkit dari kasurnya dengan gusar-tapi Jimin malah sibuk memainkan rambut panjang Ae Ri dan menghirup aroma mint yang ada pada rambut istrinya.

Ae Ri yang mengertipun menggelangkan kepalanya sebagai tanda ia tidak setuju. Oh ayolah, baru saja kalian melakukan beberapa ronde semalam😰😁

"Tidak sekarang. Bersiaplah, bukankah kau akan ke kantor?" tolak Ae Ri sarkastik.

Ciri khas Jimin mulai keluar dengan menggunakan puppy eyesnya. "Ayolah, sebentar saja. Aku akan melakukannya dengan cepat dan hati-hati hm."

Ae ri menggeleng mantap dan berbicara penuh penekanan. "Ti... dak, tidak dan tidak."

Saat ini pula Jimin benar-benar kesal dengan keputusan Ae Ri. Akhirnya ia bangkit dari tidurannya dan berjalan meninggalkan Ae Ri sendiri dikasur. Jimin berjalan ke kamar mandi dengan menyentak-nyentakkan kakinya kesal. Sangat kesal.

Ae Ri malah terkekeh melihat tingkah laku Jimin yang berlaku bak seorang anak kecil―ia pun menyusul Jimin ke kamar mandi tetapi Jimin lebih duluan menutup pintunya sebelum Ae Ri menyentuh gagang pintu. Sedikit kesal dan membuat Ae Ri terpaksa mengetuk pintu kamar mandi dari luar.

"Jimin-ah..." lirihnya.

Tak mau menghiraukan panggilan Ae Ri―Jimin malah sibuk berendam ke dalam bath up yang telah terisi air hangat.

My Vault Sky [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang