20

4.9K 330 14
                                    

•Jimin POV

Aku tahu Ae Ri akan membuatku menggila. Bagaimana tidak, semua presentasi rapatku menjadi kacau balau. Bahkan aku lupa jika sekarang aku tengah menghadapi klienku yang dari Tokyo, memalukan sekali–ditambah lagi masalah tadi pagi dengan Yoora. Brengsek!

Aku mengurut pelepisku dengan kuat ketika bersandar ke kursi empuk milikku. Baru saja aku ingin bersantai untuk meringankan pikiranku, suara ketukan pintu telah menggangguku.

"Permisi Presdir Park. Maaf, apa aku mengganggu istirahatmu?" kata sekrektarisku tuan Kim.

"Ya, tentu. Kau sudah sangat mengganggu dengan kedatanganmu kemari," kesalku dengan mata tertutup.

Dia terbatuk kemudian. "Ada yang ingin bertemu denganmu Presdir."

Aarrgh!!! Akupun berteriak sembari berdiri. "Siapa lagi kali ini? Jika ada orang yang ingin bertemu denganku, katakan aku tidak sedang tidak di ruangan. Mengerti?" perintahku dibarengi anggukan sekrektaris Kim.

"Saya permisi Presdir." ku jawab dengan berdehem dan kembali duduk.

Mengapa wanita sangat merepotkan?

"Tapi tuan, kau tidak diperbolehkan masuk ke dalam. Presdir sedang tidak di ruangannya."

Ku dengar suara keributan di luar ruanganku. Sial. Siapa lagi sekarang yang akan menerobos masuk ruanganku?

"Sebentar saja. Aku ingin bertemu dengannya, aku adiknya."

Ceklek

Pintu ruanganku terbuka dan ku dapati sekretaris Kim bersusah payah menahan seorang pria yang tidak di kenal–menerobos masuk ruanganku.

Dengan gagah aku berdiri dan menghampiri mereka. "Ka... Kau? Ada apa kemari? Bukannya kau seharusnya belajar?!"

Lihatlah siapa yang datang yang mengaku-ngaku sebagai adikku.

"Hoyy... Lama tidak bertemu, aku ada urusan denganmu." Ia menerobos masuk namun ditahan oleh sekrestaris Kim.

"Biarkan saja, dia adikku yang bodoh."

Dia menatapku dengan intens. Harusnya kau mengucapkan kata terima kasih karena telah berpura-pura menjadi keluargaku.

Dia melepaskan cengkraman sekretaris Kim–segera saja ia berlenggak masuk dengan indahnya. Kemudian duduk di kursi empuk milikku. Dasar bocah!

"Tolong siapkan dua kop–,"

"Cola. Aku tidak menyukai kopi," sambarnya begitu saja. Akupun mengangguk dan disetuji oleh sekrektaris Kim.

Ku hampiri ia dengan pikiran kacauku. "Tata kramamu dimana, Jeon? Panggil aku hyung bukan hoyy seperti tadi." Aku duduk dimeja kerja dengan melipat kedua tanganku ke dada.

•Author POV

"Woaah... Lihat siapa yang berbicara?" ia membalikkan papan nama bermika yang tertera nama Jimin. "Presdir Park Ji... Min."

"Em, itu namaku."

"Dimana tata kramamu tuan Park? Bahkan atasanmu duduk dengan santainya dikursinya–dan kau seenaknya duduk di atas meja kerjanya," lanjut Jungkook kemudian.

"Sialan kau Jeon!" umpat Jimin dengan intonasi suara tingginya. Namun kemudian mereka tertawa melihat perdebatan seperti kakak-adik. Ya, mereka bahkan tidak akur layaknya seorang keluarga.

Tok tok...

Jimin berjalan menghampiri pintu yang terketuk kemudian mengambil pesanan mereka. Segera saja Jimin menutup pintu dan melenggakkan tubuhnya ke meja kerjanya.

My Vault Sky [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang