BANDUNG

530 44 25
                                    

I stopped... Because I'm tired.
I stopped... He comes back to you.
I stopped... Because my heart has been destroyed.
I stopped... Because I'm tired of waiting for you.
And I stopped... I want to forget you.

Kehadirannya mampu membuatku ingin menjauh dari kehidupan masa lalumu. Dia datang kembali untuk membawamu pergi menjauh dariku. Entah mengapa terasa sangat menyesakan. Kali ini dia memintaku untuk menemaninya menemuimu, mampukah aku?

****

" Neaaaaaaa..aaaa..aaa, Neaaaaaa..." teriak dua orang dari balik pagar rumah Nea. Nea terbangun dari tidur nyenyaknya.

Siapa sih pagi-pagi berisik banget! Padahal gue pengen bangun siang!

" Eh, sini masuk, Nea mah masih bobo tuh, siram aja gih!" terdengar oleh Nea suara si mamih menyambut tamu tengilnya. Nea reflek membuka pintu kamarnya.

" Taraaaaa...a'o!" bak teletubies Imi dan Niko berucap serempak.

" Ye...berpelukan..."

" Hayuk!" sahut Niko semangat. Dan berhasil mendapat toyoran kepala oleh Imi.

" Lo KDRT mulu ma gue!" Niko mendengus kesal.

" Lo masih haram,"

" Haram, mang gue babi diharamin!"

" Ya gitu deh," mendengar perdebatan Imi dan Niko membuat Nea terkekeh geli.

" Sini masuk kamar gue aja," Nea menarik Imi, Niko mau ngikutin tapi pundaknya lebih dulu dicekal bapaknya Nea.

" Temenin om main catur," mendengar itu Niko garuk-garuk kepala.

" Sana gih, kalahin dulu bapaknya Nea gih baru ikut kita nimbrung," ledek Imi.

Imi masuk ke dalam kamar Nea yang berantakan. Imi membuka kotak yang ada diatas meja.

" Lo masih nyimpen semua ini Ne?" Nea hanya mengangguk.

" Lo gak bisa move on dari kak Ian?"

" Gue juga bingung. Satu sisi gue seneng bisa lihat dia lagi, tapi satu sisi gue juga marah sama dia."

" Arga?" seketika hening. Hanya terdengar suara kentut yang berasal dari luar. Entah siapa pelakunya. Membuat Imi dan Nea mengehela nafas panjang.

" Gue ngerasa bersalah o'on."

" Ngerasa bersalah atau perasaan lo juga ikut sakit lihat reaksi dia kemarin di kereta?" sidik Imi. Nea mengangkat bahunya.

" Nea, temennya dibikinin minum atuh ih, gak sopan kamu mah!" ucap mamih Aty yang masuk ke dalam kamar Nea. Dengan cepat Nea menyembunyikan isi kotak itu.

" Iya mah nanti kalau Imi haus ke dapur sendiri kok mah," jawab Imi, mereka sudah saling menganggap orang tua sahabatnya adalah orang tua mereka juga. Nea juga memanggil orang tua Imi dengan mamah dan bapak, ngikutin Imi juga.

" Gemana kabar mamah kamu Mi, besok kalau kalian wisuda, mamah mau barangkat bareng ya sama mamah kamu,"

" Oh iya mah, tadi mamahnya Imi bilang gitu juga, katanya suruh bareng aja nyarter truck,"

" Lah nyarter truck atuh kaya bawa kambing,"

" Eh nyarter mobil maksudnya mah"

" Tah kitu mobil. Eh itu pacar kamu Mi, kasep euy ( ganteng ih )" si mamih mulai genit.

" Iya pacar Imi mah," sahut Nea meledek. Imi reflek lempar bantal.

" Apaan sih oneng! Bukan mah, temen,"

Oneng & O'onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang