Niko Heryawan seorang pengusaha muda dibidang makanan, lebih tepatnya dia punya sebuah usaha resto cireng salju bumbu rujak, dan restonya itu selalu penuh pengunjung bahkan sering di sewa untuk acara meeting atau acara event lainnya. Dia belum lama lulus kuliah tapi usahanya sudah maju. Dia merintis usahanya sejak masih kuliah, dengan modal yang tadinya hanya sebuah kios, dan berkat kerja kerasnya usahanya sudah menjadi sebuah resto besar dan dipercaya perusahaan lain untuk mengadakan event ditempatnya. Kalau ada yang mengira dia anak orang kaya, itu salah, Niko anak dari seorang pensiunan guru SD biasa. Sejak kuliah dia selalu bekerja sampingan sampai akhirnya dia menggunakan tabungannya untuk membuka usaha sendiri. Inilah yang Imi suka dari Niko, bukan karena melihat Niko sekarang yang terbilang lumayan mapan, tapi karena kerja keras Niko selama ini, walaupun Imi gak tau persis tapi mendengar cerita tentang hidupnya, Imi merasa salut pada Niko.
****
Kereta Serayu pagi membawa mereka kembali ke Purwokerto, tempat mereka saling bertemu. Tempat dimana semua kenangan indah ada disana.
Dikereta seperti biasa mereka mengobrol, walau tak sekaku saat mereka menuju Bandung kemarin. Canda tawa sudah mulai terdengar.
Imi duduk sederet dengan Nea, sementara didepannya Niko, Alvian dan Arga.Om telolet om..om telolet om..
Hp Nea terdengar dan menjadi bahan bully oleh mereka. Nea segera membuka ponselnya. Sebuah pesan whatsapp dari Arga.
Hah, Arga, ngapain sih dia kirim wa segala. Apaan sih isinya.
Nea membuka pesan whatsapp dari Arga.
Arga : 😊
Hanya emoji senyum doang, maksudnya apaan sih, gue gak ngerti.
Nea menggaruk kepalanya bingung dan menoleh menatap Arga dengan memberi isyarat seolah bertanya " apaan sih?" Arga hanya menggeleng kepala dan tersenyum.
Nea : apaan sih mas? Gak jelas banget.
Balas Nea. Tak lama kemudian Arga membalas lagi. Sementara yang lain sibuk mengobrol.
Arga : emang kenapa?
Nea : dih, situ yang wa cuma emoji senyum doang. Apaan sih mas?
Menunggu balasan dari Arga, Nea membuka air mineralnya, tenggorokannya kering setelah tertawa tadi. Kemudian tak lama sebuah balasan dari Arga muncul.
Arga : gak apa kok, kangen.
"Uhukkk..uhukkk..uhukkk," Nea tersedak minumannya sendiri setelah membaca pesan chat Arga.
" Dek, kamu kenapa? Pelan-pelan dong minumnya," Alvian khawatir dan menepuk punggung Nea.
" Gak apa kak, keselek."
" Hati-hati minumnya dek, jadi keselek kan,"
" Biasa minum dibaskom, ini gaya minum aer mineral botolan jadi ya gitu kak," ledek Imi. Yang lain tertawa. Nea mengerucutkan bibir mungilnya. Arga malah salfok alias salah fokus, dia hanya menatap bibir mungil Nea yang sekarang lagi membentuk bibir tweety.
Om telolet om..om telolet om..
Nea membuka hpnya lagi.
Arga : jangan manyun gitu.
Nea : kenapa? Mau ngeledek lagi? Awas aja!
Arga : enggak kok.
Nea : terus?
Arga : mau nyium kamu. Mangkanya jangan manyun gitu, bikin aku pengen nyium kamu tau gak!
Membaca itu langsung membuat Nea mengembalikan bentuk bibirnya seperti semula gak ngerucut lagi kaya pantat ayam, eh pantat ayam emang ngerucut ya? Ah masa bodo, pokoknya kaya pantat aja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oneng & O'on
HumorMasih perlu banyak revisi yah, jadi mohon dimaklum. Typo juga bertebaran dimana-mana, harap maklum! kalau part pertama garing baca halaman selanjutnya, terus aja gitu, kalau masih garing juga coba celupin aja ke air tar juga basah. Mereka dikenal y...