With Daryl part 2

538 38 25
                                        

Sidang skripsi telah sukses dilalui oleh dua makhluk ajaib ini, Nea dan Imi. Mereka sudah mendaftarkan diri sebagai calon bupati eh kok bupati sih, calon wisudawan bulan depan. Ini saatnya untuk mereka rehat sejenak. Membuang stres alias tekanan mental akibat skripsi.

Nea dan Imi akhirnya menengok Daryl di panti asuhan. Rasa kangennya sudah tak terbendung. Bendungannya jebol jadi banjir deh, banjir air mata saat menemui Daryl yang sekarang sedang asik nemplok digendongan Nea. Daryl senang sekali nyungsep didada Nea, tujuannya sih kayanya ngelapin mulutnya sendiri abis makan bubur bayi. Alhasil baju Nea belepotan bubur bayi.

Nea tak hanya berdua dengan Imi, tapi mereka ditemani sahabatnya yang lain, Rimbo, Dwi, Randy dan Lis si gentong. Begitu tiba di panti, mereka langsung mencar bermain sama anak-anak panti asuhan.

Rimbo keliatannya dia sedang asik jadi objek penderita, main kuda-kudaan keliling halaman panti asuhan yang luas banget loh, kebayangkan tuh bakal encok. Anak-anak rebutan naik ke punggung Rimbo. Bahkan ibu pengasuh juga ikut antri. Loh kok ikutan ya.

Dwi, yah dia sedang sibuk main suit, yang kalah dicoret tuh mukanya pakai sepidol, muka Dwi udah penuh sama coretan bagaikan lukisan seni abstrak. Hadeuh, masa iya dia kalah main suit sama bocah balita? Memalukan.

Randy, dia daritadi gak keliatan loh, katanya main petak umpet, anak-anak yang tadi main sama dia lagi asik nyari, sampai akhirnya gak ketemu terus mereka bosan, main deh gabung sama Dwi. Nah loh Randy ngumpet dimana?

Lis, karena dia ini cewek jadi mainnya sama anak cewek juga, Lis paling kalem disini, dia sedang asik bercerita sama anak-anak. Eh tapi tunggu Lis nyeritain dongeng apa ya?
What! Sangat tidak disarankan, masa iya ngedongeng pocong vs kuntilanak. Gak banget deh.

Nah kalau Nea masih asik sama si Daryl.

"Kak, kak," panggil seorang anak laki-laki sambil narik baju Nea.

"Apa dek?" tanya Nea dengan senyum ramah.

"Celana dalam kakak warna pink ya pasti gambar hello kitty, iya kan?" pertanyaan bocah itu seketika membuat Nea terperangah.

"Hah!" ucap Nea sambil mencari-cari sumber berasal si anak tau warna dan motif celana dalamnya.

"Perasaan celana Jeans gue gak bolong deh, baju juga nutup sampai ke pantat, jadi gak mungkin keliatan dari belakangnya juga." gumam Nea lirih. Imi dari seberang yang sedang memangku anak balita usia 1,5 tahun itu pun tertawa terbahak mendengar pertanyaan bocah laki-laki yang sedang tertawa usil dihadapan Nea.

"Tuhkan bener tebakan aku kak, hahaha," si bocah langsung berlari meninggalkan Nea yang diam terpaku sambil garuk-garuk kepala efek kutuan mendadak melanda lagi.

"Woi, beneran lo pake sempak warna pink motif hello kitty?" tanya Imi meledek.

" Au ah!" jawab Nea sambil menghentakan kaki karena kesal. Imi malah tertawa.

"Kak, kak," bocah laki-laki itu balik lagi dan menghampiri Imi.

"Waduh jangan-jangan giliran sempak gue ditebak sama ni bocah." pekik Imi.

"Nah loh syukurin,hihi." timpal Nea cekikikan.

"Kak, kak,"

"Apa sih dek,"

"Parfum kakak kok kaya wangi kuburan ya, hahahaha..." bocah itu langsung berlari lagi menyisakan luka yang mendalam untuk Imi. Lebay!

"Hahaha, pake minyak nyong-nyong lo Mi?" Ledek Nea. Imi mengerucutkan bibir mungilnya.

"Sialan bin kamvret tuh bocah, parfum impor kayak gini dibilang wangi kuburan, ini namanya aroma Jasmine woi!"

Nea hanya tertawa. Melihat kesekitar panti asuhan tampaknya ibu kepala yayasan sejak tadi tidak ada, biasanya jika mereka datang selalu disambut oleh ibu kepala yayasan panti. Nea dan Imi berjalan menuju ruang kepengurusan panti asuhan. Sambil tetap menggendong Daryl yang asik nyungsep diketek Nea kali ini.

Oneng & O'onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang