Imi bersiap pergi kekampus hari ini dia ada janji dengan dosen pembimbingnya,begitupun Nea,hari ini dia udah janji dengan Arga,Nea janji akan masuk kelas statistik. Nea berusaha untuk bangun pagi agar tidak telat lagi.
" Neng ayo tar kamu telat lagi,kalau gue sih nyantai cuma nemuin pak Opang doang," kata Imi yang sudah menunggu didepan gerbang. Sementara Nea masih mengikat tali sepatunya.
" iya bentar lagi,emang lo gak ada kelas yah?" Tanya Nea
" ya ada sih tar jam satu,kelas ekonomi makro nih," jawab Imi sembari memperhatikan Nea.
" yups selesai,yuk kita capcus!" ajak Nea. Mereka berjalan kaki menuju kampus. Kebetulan jaraknya lumayan dekat dengan kosan mereka,hanya memakan waktu 15menit saja untuk tiba dikampus.
" tumben hari ini lo semangat berangkat kelas si Arga?" kata Imi curiga. Nea memang tidak menceritakan bahwa kemarin dia bertemu Arga saat dia menjadi SPG.
"Emmm gak ada alasan khusus sih,cuma udah bosen aja kena omelan si Arga,mentang mentang dia dosen lebih tua,terus juga gue bosen masa iya ngulang mulu,gue juga kan mau cepet cepet selesein."
" ho'oh ya,kuliah itu pusing,pusing mata kuliahnya,skripsi,belum ntar seminarnya,pendadaran,bushet dah rintangan yang menakutkan," kata Imi.
"Kalau udah rampungkan ayem ya?"gumam Nea.
" boro boro oneng,cari kerja juga puyeng,masa iya mau nganggur,percuma dong kuliah,kalau ada modal sih enak bikin usaha." pekik Imi dengan nada seolah olah stres.
" eh iya ya,hadeuh hidup adalah perjuangan tanpa henti henti,berhentinya kalau mati!"
" et dah kaya lagu dewa 19,20,21,22," sahut Imi.
" hehe ya gak pake dilanjutin kali cukup dewa 19!"
" enaknya kalau usaha ya,gak pusing cari kerja,diomelin bos,pulang malem,kerja usaha sendiri kan enak,bisa semau kita ya?"
" iyah,tapi gak enaknya dimodal yah,coba kalau gak ada modal bisa usaha sukses."
" iyah,kayaknya ayem tuh hidup,tapi mustajab ya."
" mustahil o'on.." sahut Nea membenarkan.
" nah itu maksud gue."
" enak kali ya kalau ngadopsi tuyul,bisa dapet duit buat modal tuh," ucap Nea sembari ngebayangi bentuk tuyul yang bulet,buntet,botak. Seketika bayangannya berubah bentuk menjadi pak Kisworo sang dekan. Nea menggeleng gelengkan kepalanya,mencoba membuyarkan bayangannya itu.
" woi.. cita cita adopsi tuyul,kagak ada yang bagus apa, adopsi kucing persia kek,kerenan dikit!" gerutu Imi
" ye..kalau adopsi kucing yang ada boros duit buat perawatannya,"
" lah kalau tuyul,kasih miminya gemana tuh,lo mau nyusuin tuyul,gue mah ogah!" ucap Imi bergidik.
"Lah suruh nyusu aja sama kebo,bingung amat." timpal Nea datar.
Mereka mengobrol ngalor ngidul,ngekhayal kesana kesini. Yang gak ada juntrungnya, Sampai akhirnya mereka tiba di kampus.
" Neng,lo masuk kelas digedung mana?"
" di gedung bioskop,hehehe." kata Nea nglenyeh. Imi cuma menepuk pantatnya eh jidatnya.
" serius oneng!" perintah Imi gregetan.
" digedung A dilantai 2,kenapa? emangnya lo mau bunuh diri lompat dari sono?" Tanya Nea datar.
" beuh,seneng lo ya kalau gue mati?"
" ya kagaklah,tapi kan lebih keren dari atas gedung daripada gantung diri dipo'on tomat hayo,"
" BUNUH DIRI KAGAK ADA YANG KEREN ONENG,BISA SETRUK GUE NGOMONG LAMA LAMA MA LO,MENDING GUE NEMUIN PAK OPANG AH!" teriak Imi kesal dan seraya pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oneng & O'on
HumorMasih perlu banyak revisi yah, jadi mohon dimaklum. Typo juga bertebaran dimana-mana, harap maklum! kalau part pertama garing baca halaman selanjutnya, terus aja gitu, kalau masih garing juga coba celupin aja ke air tar juga basah. Mereka dikenal y...