Arga : Nea, skripsi kamu udah fix, bagus dan gak ada yang salah lagi, kamu jilid sekedar rapihin aja, terus secepatnya kamu adakan seminar skripsinya.
Sebuah pesan whatapp dari Arga mendarat di ponsel Nea. Raut wajah Nea berubah ceria seketika.
Nea : Oke, kalau gitu balikin itu tumpukan bahan skripsiku.
Arga : kenapa aku yang balikin, kamu dong ambil ke rumah sekarang.
Nea : what! Gak mau! Mas aja ke kosan, rumah mas jauh.
Arga : yang butuh siapa? Kalau gak mau ya udah gak usah diambil, print aja lagi, pasti kamu juga punya copyan nya kan dilaptop?
Nea : dih, lagi bokek! Print segitu tebelnya, printer dikosan lagi ada sikomo.
Arga : hah? Si komo? Siapa tuh?
Nea : hahaha.. Kepo! Si komo alias macet! Printer macet. Udah deh gak usah mempersulit lagi. Bawa ke kosan ya, please.
Arga gak membalas whatapp Nea lagi. Dan membuat Nea galau akan skripsinya.
"Gue harus ngajuin seminar skripsi, oh emji! Waduh mati gue, perjalanan menuju wisuda masih mengerikan. Mana materi gue ribet lagi, gemana gue presentasinya, gue ke laut aja deh, ke laut, ngapain? Tenggelemin gue lah. Masa iya cari belut" gerutu Nea yang tak berhenti mengutuk dirinya.
"Neng, ada si dosen muda tuh di luar nyari lo, " ucap Imi ngagetin Nea.
"Hah? Arga di kosan? Kapan? "
"Tahun lalu," jawab Imi gemas.
"Oh tahun lalu, syukurlah, "
"Ya sekaranglah oneng! Tu udah nungguin lo di kursi tamu depan! " Imi gregetan sambil gigit gelas yang dibawanya. Bentar lagi jadi kuda lumping.
"Hah! Oh no, baru aja whatsapp ma gue, masa iya udah nongol didepan. Kok bisa? " tanya Nea heran.
"Mana gue tau, tu dosen udah duduk nungguin lo, temuin gih, kasian. "
"Iya, iya bentar, gue pake kaos dulu, masa pake tengtop doang, malu. Lagian kok cepet amat sih, oh iya, bapaknya aja jin, pasti dia bisa ngilang berkat bapaknya."
"Hahaha.. Iya bener, gih temuin dulu. Gue mau lanjut belajar besok gue seminar, " ucap Imi sambil dorong badan Nea keluar kamar. Nea berjalan gugup. Entah kenapa perasaannya jadi gugup gak karuan. Nea melihat Arga duduk di bangku panjang teras kosannya. Celana jeans hitam, sepatu timberland hitamnya, serta kaos biru dongkernya yang pas di badan idealnya, semakin membuat seorang Arga sangat tampan.
"Mas, " panggil Nea ragu. Arga menoleh dan tersenyum.
"Sini duduk. " Arga menarik lengan Nea. Nea pun duduk disampingnya.
"Kok, mas bisa tau-tau disini gitu? Ngilmu ya? " tuding Nea. Arga cuma tertawa.
"Pake pintunya doraemon tadi, " wah ternyata Arga bisa becanda juga, pikir Nea.
"Tadi mas whatsapp kamu tuh pas lagi dijalan kampus aja, jadi sekalian mampir kesini. Mau mas jilidin sekalian ga skripsinya? Cuman biar rapih aja." bukannya jawab pertanyaan Arga, Nea malah pegang jidat Arga.
"Normal kok gak panas, gak dingin, kesambet apaan mas tadi dijalan? " celetuk Nea masih bingung. Arga hanya tertawa.
"Kenapa sih? Orang ditanya bukannya jawab malah meriksa suhu tubuh mas. "
"Atau mas abis salah makan ya? Coba muntahin lagi, salah makanan kali nih. "
"Please deh Ne, gak usah lebay gitu, mas serius kok, mau gak sekalian mas jilidin itu skripsinya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneng & O'on
ComédieMasih perlu banyak revisi yah, jadi mohon dimaklum. Typo juga bertebaran dimana-mana, harap maklum! kalau part pertama garing baca halaman selanjutnya, terus aja gitu, kalau masih garing juga coba celupin aja ke air tar juga basah. Mereka dikenal y...