Bahagia itu bersamamu.
Tak peduli suka ataupun duka, bahagiaku adalah saat bersamamu.Hujan deras berlalu, hanya tinggal gerimis. Gerimis mengundang. Mengundang siapa? Setan. Loh kok setan? Iyalah setan juga kan perlu kondangan pake batik.
" Rain..rain go away, come again another day. My friends wants to play, rain..rain go away." Nea malah menyanyi, katanya ini nyanyian ampuh biar hujan berhenti, kata siapa? Jawabannya kata orang dewasa dulu pas kita masih segede unyil pasti banyak di bohongin begitu. Nyanyi lagu itu nanti hujannya berhenti. Katanya.
" Mas, Nea yang boncengin yah gantian."
" Emang bisa?"
" Beuh, jangankan motor, dokar aja Nea jago."
" Hm, oke. Nih tangkep kuncinya, mas mau ngunci rumah dulu." Arga melempar kunci motornya dan Nea menangkapnya dengan sempurna.
" Mau pakai jas hujan gak?" tanya Arga. Nea menggelengkan kepala dan udah nangkring diatas motor.
" Cuma gerimis mas, males ah pake jas hujan. Kan udah ada helm sama jaket."
" Tar kamu sakit lagi,"
" Kan ada obat."
" Apoteknya tutup gemana?"
" Digedor lah pintunya."
" Kalau gak dibukain?"
" Kita dobrak."
" Kalau pintunya berlapis gemana?"
" Remuk dah badan kita, ini mau jadi nganter Nea pulang atau masih mau bahas dobrak mendobrak?" ujar Nea kesal bibirnya kembali mengerucut. Pemandangan bibir bentuk pantat ayam malah membuat Arga kembali memperhatikannya. Seakan sadar bahwa bibirnya sedang ditatap oleh Arga, Nea menutup bibirnya dan mengembalikan ke bentuk semula.
" Ki..ta.. pergi se..karang yah," ucap Nea terbata. Rasa gerogi melanda lagi.
" Hem." Arga mengangguk. Dia duduk di jok belakang, membiarkan Nea memboncengi dirinya.
" Pegangannya ke belakang, jangan ke depan." Nea mengultimatum.
" Ah oke."
Nea melajukan motor matic milik Arga dengan kecepatan sedang. Lima belas menit berlalu dalam keheningan perjalanan. Nea mulai merasakan sesuatu yang tak bisa tertahankan. Semakin dia mencoba menahannya, semakin sesak rasanya. Konsentrasinya mulai buyar, padahal dia masih menyetir motor.
" Nea jangan gleyang gleyong gitu dong bawa motornya. Kenapa sih?"
" Anu mas, aduh gemana ini, Nea gak kuat lagi,"
" Kenapa Ne? Kamu cape? Mau gantian?"
" Enggak mas, bukan cape, aduh."
" Kenapa sih, kamu sakit? Udah sini gantian,"
" Nanggung mas, mau berhenti jalanan ramai tuh."
" Ya udah pas lampu merah didepan tar berhenti, mas yang bawa motornya."
" Ya udah deh. Nea ngebut ya mas nguber lampu merah."
Nea menaikan kecepatannya.
Ciitttt... Motorpun berhenti di lampu merah.
" Mas ayo gantian. Cepetan!" Nea masih mencoba menahan sesuatu. Tapi sayang saat Arga akan turun dari motor, sesuatu yang ditahanpun akhirnya terlepas.
Peeeeessstttt...tiuuuttttt. Nea menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
" Astagfirullohaladzim.. " Arga kaget bukan kepalang dia terjengkang ke belakang. Untung di lampu merahnya masih sepi. Hanya ada orang yang berjalan kaki di terotoar. Mereka menengok melihat Arga yang terjatuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oneng & O'on
HumorMasih perlu banyak revisi yah, jadi mohon dimaklum. Typo juga bertebaran dimana-mana, harap maklum! kalau part pertama garing baca halaman selanjutnya, terus aja gitu, kalau masih garing juga coba celupin aja ke air tar juga basah. Mereka dikenal y...