DETEKTIF DADAKAN

680 57 5
                                    

Nea baru keluar dari ruang kelasnya, diikuti Arga dibelakangnya. Nea berjalan berdampingan dengan Arga, tapi tak sepatah katapun dari mereka berbicara. Nea sedang asik dalam pikirannya yang tertuju pada Daryl.

"lagi apa ya Daryl sekarang dipanti, pengen kesana sekarang tapi gue mesti masuk kerja lagi jadi SPG karena ada event di alun alun" pikirnya dalam hati. Arga hanya memandang Nea dengan penuh tanda tanya.

" dia kenapa tumben gak cerewet kaya biasanya, tumben juga daritadi gak ngeliat aku" pikir Arga dalam hatinya. Arga tak terbiasa bicara gue dan lo. Arga menghentikan langkah Nea.

" ada apa Ne, kayanya ada yang kamu pikirkan? " tanya Arga cemas. Nea menggelengkan kepalanya.

" ada masalah dalam skripsi kamu? " tanya Arga lagi. Nea kembali menggelengkan kepala.

" terus kenapa diem? " tanya Arga lagi. Nea menarik nafasnya dan berbalik menatap Arga.

" laper, makan yuk, cacing udah keroncongan nih daritadi" rengek Nea mencoba menutup kebenaran dalam pikirannya. Arga tersenyum.

" ngomong kek daritadi malah kaya orang sakit gigi aja diem mulu" protes Arga. Mereka berjalan menuju kantin kampus. Langkah Nea terhenti kembali. Dia berpikir bahwa jika dia makan dengan Arga dikantin maka semua mata akan tertuju padanya, apalagi tatapan para mahasiswi penggemar Arga.

" gak mau dikantin" celetuk Nea, Arga menatap.

" terus mau makan dimana?"

" emmm, di warung nasi padang aja, mendadak pengen makan gado gado" Nea beralasan.

" gado gado?? Sejak kapan gado gado dirumah makan padang? " tanya Arga bingung seketika. Nea hanya nyengir.

" salah ya, maksudnya gado gado rasa rendang"

"emang ada? " tanya Arga kembali semakin bingung.

" deuh ni orang kagak bisa becanda dikit kali ya, mana tu muka tambah ganteng kalau lagi bingung gitu" batin Nea. Seketika Nea membuyarkan pikirannya sendiri.

"ngomong apa si gue, kok bisa berpikiran gitu" dumel Nea lirih. Arga menatap.

"yuk, naik mobilku ya, kita makan di restoran padang langganan keluargaku" ajak Arga. Nea mengangguk setuju. Mereka menuju parkiran mobil dan segera pergi. Arga hanya menatap Nea yang masih tenggelam pikirannya kepada Daryl.

Setelah hening selama setengah jam mereka sampai direstoran masakan padang. Nea duduk didepan Arga, dan mereka memesan makanan selera masing masing. Nea memainkan tali tas miliknya. Arga hanya menatap bingung. Makanan tiba dimeja mereka. Dengan lahap Nea menyantapnya. Arga menelan ludah melihat nafsu makan Nea.

" akhirnya kenyang juga,, eeeuggh" Nea bersendawa.

Arga memicingkan matanya. Nea menatap Arga. Nea tak berkata hanya memberi isyarat dengan dagu diangkat. Arga menggelengkan kepalanya.

Mata Nea melihat sosok dibelakang Arga, sosok yang dia kenal, bukan..kali ini bukan makhluk astral atau alien, atau wujud tuyul. tapi lebih tepatnya makhluk kasat mata berbaju kemeja hitam dengan dada sedikit terbuka. Disampingnya seorang wanita cantik dengan pakaian yang sexi, lebih cocoklah buat SPG BH import. Arga ikut menoleh memastikan pandangan Nea.

" Yugo" pekik Nea lirih. Arga sedikit mendengar namun tidak jelas.

"apa, bakso? Mana ada bakso? " tanya Arga heran. Nea langsung menatap Arga dengan garukan kepala yang tiba tiba gatal. Mulut sedikit melongo.

"bakso, kapan gue bilang bakso, ah cakep cakep congean nih jadi budeg" gumam Nea lirih. Arga mengrenyitkan dahinya.

" kenapa sih, tadi bilang apa, bakso? Kamu mau bakso? " Arga masih butih jawaban pasti sebelum dia gantung diri penasaran.

Oneng & O'onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang