Purwokerto, kota yang cukup tenang, tidak bising seperti kota metropolitan. Ada sebuah universitas negeri disini. Banyak mahasiswa mahasiswi dari berbagai macam daerah merantau disini untuk kuliah. Dan di kota inilah cerita ini dimulai, cerita persahabatan, cinta dan kebersamaan.
"Krrrrrriiiiiiinnnngggggg...krrriiinnngggg.." suara alarm begitu sangat nyaring terdengar dari kamar kos nomor 10 paling ujung dekat dengan kamar mandi. Yang tak lain adalah kamar yang dihuni dua mahasiswi cantik bernama Imi dan Nea.
"Woiiii bangunnn woiii... tu alareeemmmnya berisik!!" Teriak Putri sesama anak kos yang kebetulan kamarnya bersebelahan dengan imi dan Nea.
Alarm terus berbunyi, suara ketukan pintu pun nyaris membuat seluruh penghuni kos keluar melihat keadaan sekitar yang gaduh." ada apaan si Put? berisik amat." protes Lia sambil benerin celana kolornya yang hampir melorot karena buru buru keluar kamar akhirnya tu tali kolor kecantel siku meja.
" ini nih,alarm mereka bunyi daritadi, tapi orangnya gak kedengaran sama sekali, pintunya dikunci, diketuk juga gak nongol, ni orang tidur apa pingsan si ya."
"Coba intip dari lobang pintu,jangan jangan bunuh diri." kata Fika salah satu penghuni kos paling tua,dia satu satunya penghuni kos yang sudah berstatus karyawan.
"Ah mba Fika ini jangan nakutin dong." kata Lia yang mulai panik
"Bentar aku intip dulu." putripun mencoba mengintip dari lubang pintu.
"Gimana Put? mereka ada gak?" Kata Fika penasaran.
"Duh kok yang keliatan kaya bolong bolong gitu ya?"
"Apanya Put yang bolong-bolong?" Tanya Lia semakin penasaran.
"Itu kok kaya kain bolong ya,"
"Hah,kain bolong...???" Fika mengrenyitkan dahinya karena bingung.
" bentar, aku coba liat lebih detail lagi." Putri semakin memajukan badanya demi dapat melihat lebih jelas, tapi tiba-tiba..
"Gubraaaagghhhh.." Putri tersungkur kedepan saat pintu kamar terbuka.
"Lo ngapain Put nungging-nungging gitu, pake guling guling ke depan lagi, olahraga lo?" Kata Nea dengan santainya sambil mengucek matanya dan menguap.
"Sembarangan, gue jatoh nih,lo buka pintu gak bilang bilang si,gue jadi nyungsep kan." gerutu Putri sambil mencoba berdiri.
"Lagian ngapain lo pake nyungsep pagi pagi gini." kata Imi mencoba membantu putri berdiri.
"Kalian ini tidur kaya bangke sih,tu alarm bunyi daritadi masa iya kagak denger, gue gedor pintu kalian kagak bangun juga, tidur apa pingsan si? Sampe gue intip yang gue liat kain bolong, ternyata baju daster lo Nea bolong, sampe gue nyungsep nih, malah dikira olahraga, hufth..." cetus Putri kesal.
"Oalah..jadi kalian berkumpul disini demi kita, khawatir sama kita, wah aku terharu..ya ga Nea." mata Imi berkaca kaca.
"Ya ampun..BUKAN KHAWATIR, TAPI BERISIK TU ALARM BUNYI GAK DIMATIIN. AAAARRGGHHH...!"Putri mulai kehilangan kesabaran.
"sabar..sabar Put..." Fika dan Lia mencoba menenangkan Putri.
"Iya sabar yah Put, semua ini pasti ada hikmahnya." kata Nea malah gak nyambung.
"Astagfirullohaladzim, aaarrgghhh..au ah." Putri menarik nafasnya, mengelus dadanya dan berbalik berjalan kekamarnya. Diikuti dengan Fika dan Lia yang hanya menggelengkan kepalanya.
"Mereka kenapa Mi, geleng-geleng gitu?" Tanya Nea heran
"Mungkin mereka sedang dzikir Nea, sudahlah, kita matikan dulu alarmnya, tar malah pak RT yang datang kemari."

KAMU SEDANG MEMBACA
Oneng & O'on
HumorMasih perlu banyak revisi yah, jadi mohon dimaklum. Typo juga bertebaran dimana-mana, harap maklum! kalau part pertama garing baca halaman selanjutnya, terus aja gitu, kalau masih garing juga coba celupin aja ke air tar juga basah. Mereka dikenal y...