Update lagiiii
Tapi sebelumnya mau ngasih tau ya, bagi para readers yang masih pengin beli PANJI DAN ANJANI, ready stock di penerbit ya
Yang mau pesen, boleh langsung inbox FB Penerbit Djantik Publisher, or FB Maya Batari ya
Atau yang mau beli buku 11 KISAH KECE PENULIS WATTPAD, ini masih masa PO sampai tanggal 20 Mei 2017, dengan harga Rp 50000 aja (belum ongkir) dapat hadiah pigura keren plus tanda tangan penulis.
Kalo nanti ada yang liat penampakannya di toko buku, tolong diadopsi yaa
Selamat baca aja, dan jangan lupa tinggalin jejak yaa
Ehm, typo bertebaran, no edit
Harap maklum
Suara musik lembut seakan menghanyutkan segala khayalan romantisku ke langit paling tinggi. Merasakan hangatnya dada bidang Ed, membalutku dalam keheningan yang magis. Rengkuhan tangan kekarnya di pinggangku, serasa akan melelehkan seluruh akal sehatku. Dia mengajakku bergerak, dalam irama halus merayu, seolah hanya ada kami berdua di dalam ruangan itu.
Denting gelas, suara canda para tamu, atau cemoohan dari mulut yang iri melihat kebersamaan kami, seolah tenggelam, menyatu bersama dengan alunan musik klasik yang menggema mengisi tiap relung ruangan berhias kemewahan ini.
Senyum kecil tersungging di bibirku, kala dapat mendengarkan degup jantungnya yang teratur. Andai saja waktu dapat berhenti, inginnya tetap di dalam dekapannya seperti sekarang. Tidak harus merasakan siksaan neraka di dalam rumah ini, terbang bebas menjaring angina seperti hari-hari lalu.
"Kau sungguh ingin tidur di sini? Begitu hangatkah di situ?" ledek Ed dengan suara lembut merayunya, ada tawa tertahan manakala melepaskan tubuhku secara perlahan dari balutan tubuhnya yang hangat.
Pipiku sudah semerah udang goreng, dan aku hanya mampu terpekur menatap lantai marmer berwarna kuning gading di bawahku. Sementara darahku memompa cepat, menciptakan degup jantung yang menggeliat liar.
Satu tangannya singgah di daguku, mengangkatnya dengan lembut hingga mata kami bertemu pada satu titik. "Kamu cantik, lelaki manapun pasti akan terpikat melihatmu."
Ada nada penuh ironi dalam ucapannya, seperti dirinya adalah pendosa besar jika lebih lama lagi berdekatan dengan diriku. Wajah tampannya terlihat berkilauan terkena cahaya lampu kristal di atas langit-langit berbentuk kubah. Bagai bulan purnama yang menggantung tinggi di langit, dapat dinikmati indah pancaran pesonanya namun sulit tangan untuk menggapainya.
Tapi aku hanya ingin bersamamu. Namun ucapanku seakan tertelan kembali ke dalam gelombang gemuruh menyesakkan.
"Terima kasih atas pujianmu."
Kami berjalan menuju salah satu meja, menikmati makan malam yang tertunda. Theo Sembiring, lelaki yang diperkenalkan kepadaku sebagai pengacara keluarga almarhum ayahnya, duduk dengan tatapan liciknya bersama sang putri tersayang, Lidya Sembiring, perempuan yang tadi menempel seperti lintah pada Edward.
"Kalian sudah selesai? Jika tidak keberatan, bolehkah saya meminjam pria tampan ini untuk menemaniku melantai barang beberapa jenak?" Lidya mengerling penuh minat kepada Edward yang baru saja menyelesaikan tegukan pertamanya dari gelas.
"Biarkan Mr. Castleford menarik nafasnya dahulu, sayang." Theo yang berbadan gempal dan sedikit botak, sama sekali tidak berniat menyapa atau beramah tamah denganku. "Bukankah begitu, Sir?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Sasi (Sudah Terbit)
RomanceSasi Kirania, gadis 19 tahun yang terpaksa terjebak dalam sebuah pernikahan yang tidak diinginkannya bersama seorang pria keturunan ningrat Inggris. Dia hanyalah pengganti dari kakaknya, yang melarikan diri di hari pernikahannya. Meski sesungguhnya...