Prologue

5.9K 421 34
                                    

"Hyung, apa tugasku?"

Kemunculan ketiga pemuda berpakaian serba hitam, tentunya akan mengundang rasa curiga penghuni perumahan mewah tersebut. 

Tapi sekali lagi perlu ditekankan, 

Orang-orang kaya lebih peduli pada kesibukannya dibanding bersosialisasi dengan tetangga.

"Kurasa aku dan Jimin sudah cukup untuk menghabisi suami istri pemilik rumah." Bisik Taehyung, mengangkat sedikit kupluk hitam yang menutupi seluruh wajahnya. "Kau langsung saja masuk ke kamar utama dan kamar anak mereka, ambil semua barang berharga disana."

"Baiklah hyung."

"Jimin! Pistolnya kau pegang 'kan?" Tanya Taehyung yang lalu dibalas anggukan simple dari sang pemuda pendek.

"Kalian semua sudah hapal dengan perkataan Hoseok hyung 'kan? Mari kita habisi malam ini."

Ketiganya menendang kasar pintu magoni di depan mereka, menyebabkan suara yang sangat menyakitkan telinga siapapun yang mendengarnya. 

Aksi mereka malam itu, dimulai dengan tembakan bebas Jimin sebagai peringatan kepada sang tuan rumah bahwa malam ini saatnya mereka harus mulai merasa takut.





"Dimana tuan dan nyonya rumah?"

Tak butuh waktu banyak untuk menghentikan segala pemberontakan suami istri itu. Memang dasarnya tuan Kim yang sudah renta sehingga ia tak punya kekuatan apa-apa lagi untuk melindungi keluarganya dan hartanya, nyonya Kim juga sudah langsung hilang nyawa begitu Taehyung memutar kepalanya. Jimin menghabisi nyawa sang suami hanya dengan beberapa tikaman di perut, membuat ketiganya menghadapi masalah baru.

Darah tuan Kim terlampau banyak untuk mereka hapus tanpa jejak.

"Sudah kusembunyikan di halaman belakang." Balas Taehyung sembari mengelap peluhnya di kening. Menyeret dan menimbun sepasang mayat itu cukup menguras energinya, membuatnya kembali tak bisa memutar otak untuk menuntaskan problematika soal bercak yang dihasilkan Jimin tadi.

"Jungkook, kau sudah membawa semuanya?"

Kedua hyungnya meliriknya bingung. 

Saat ini mereka berkumpul di ruang tengah yang paling besar disitu, berdiri mengelilingi darah sisa tuan Kim dan tiba-tiba bocah yang paling muda muncul dengan dua koper besar. Melihat betapa terengahnya nafas Jungkook, rasa heran kedua temannya itu semakin memuncak.

"Yup." Pemuda itu memamerkan deretan gigi kelincinya, berusaha memastikan kedua pemuda lainnya bahwa seolah ia mendapat harta yang melimpah hasil jarahannya barusan. "Seokjin hyung memang tidak salah lagi. Keluarga ini kaya bukan main!" 

Tawa puas si bocah paling muda, ternyata tidak menyurutkan rasa penasaran Jimin dan Taehyung yang masih berusaha bernafas normal setelah agak 'berolahraga' tadi.

"Ya sudah. Jimin, keluarkan minyak dari mobil. Kita bakar habis rumah ini sekarang juga, sebelum matahari terbit." Langkah ringan Jimin yang berlari menjauh, Jungkook segera merekatkan dirinya dengan kedua koper yang dibawanya begitu Taehyung bergerak mendekat sambil memasang senyum separuh menakutkannya.

"Bersumpahlah kalau kedua koper itu adalah benda berharga keluarga Kim."

"Iy--iya hyung."

********

"Siapa saja yang ada di markas?"

"Semuanya. Mereka semua menanti hasil kita."

Agak menakutkan bagi Jungkook, soal bagaimana tak seorangpun tetangga keluarga Kim yang berkutik sedikitpun meski rumah megah itu sedang dilalap api. Kobaran api yang mendadak jadi sumber cahaya utama di kompleks itu tak membuat satu orang warganya sadar akan kejahatan ketiga pemuda itu. Alhasil, mereka semua saat ini bisa berkendara santai dengan membawa dua koper raksasa hasil rampokan mereka.

"Koper pink itu milik putri tuan Kim?"

Koper merah muda itu memancing penasaran Jimin yang duduk santai di sebelah Taehyung yang fokus menyetir, sangat menarik perhatian terlebih Jungkook bahkan membawanya sampai diatas pangkuannya. Agak menghalangi kaca, itu sebabnya Taehyung juga ikut penasaran.

"Iya, hyung."

"Apa saja yang kau dapat dari kamarnya?"

"Terlalu banyak barang tidak berguna disana. Tapi untung saja aku mendapat buku tabungan dan perhiasan emas milik Yeri."

"Yeri?"

"Nama anak tuan Kim."

"Oh."

Begitu kedua hyungnya tampak tidak tertarik lagi dengan koper dalam pangkuannya, perlahan jemari Jungkook menarik resleting kopernya. Membiarkan udara malam masuk dan dihirup oleh tubuh gadis mungil yang terlipat didalamnya.

"Aku akan melindungimu dari mereka, Kim Yerim."





NB: Story ini terinspirasi oleh fmv jungri yang bisa ditemukan dengan mudah di youtube. Bikinan orang lain, kuhanya terinspirasi aja.

((THIS IS SO BEAUTIFULLLL I'M CRYING ALREADY TTT.TTTT))

Little Do You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang