13

852 141 57
                                    

"KANG SEULGI! BAE IRENE! HENTIKAN! Kenapa kalian menjijikkan sekali sih?!"

Pemuda yang memunggungi sang pemecah suasana hening itu kini menyeringai, puas akan dugaannya yang tepat sasaran.

"Kim Taehyung! Lakukan sesuatu pada mereka!"

Sosok mungil yang baru saja berteriak, kini mempercepat langkahnya menuju Taehyung yang dengan santainya mengunyah mashed potatonya sekalipun dibalik punggungnya terdapat suatu adegan nista.

Istrinya--Bae Irene kini sedang bercumbu dengan Kang Seulgi.

"Aku tidak masalah dengan mereka." Pemuda beralis lebat itu mengedikkan pundaknya, sukses membuat Jimin menanarkan tatapannya. "Kalau kau yang risih, kau saja yang menghentikan mereka."

Selepasnya tangan Jimin yang menggoyangkan pundak Taehyung, pemuda itu kini kembali melemparkan tatapan nanarnya pada sepasang wanita yang seolah sedang bergelut--menggunakan lidah mereka sebagai senjata.

Mengeryit jijik, langkah Jimin yang ogah-ogahan menghadapi Seulgi dan Irene yang nampaknya sungguhan tidak menganggap keberadaan pasangan 'normal' mereka yang ada diruangan yang sama--mendadak terhenti dengan lompatan excited Wendy dengan wajah penuh harap yang ia pamerkan ke Jimin seorang.

"Hei, Jimin." Pemuda yang dipanggil berkedip non stop, berusaha memahami maksud tatapan gadis pucat itu.

"Aku boleh bergabung dengan mereka? Seulgi membuatku 'gerah' sejak tadi pagi.."

"Seriously?!!"

Balasan amarah Jimin sudah pasti jadi persetujuan bagi Wendy. Tanpa menunggu lagi, gadis itu segera menarik sepasang wanita yang sangat sibuk dengan aktifitasnya menuju kamar terdekat dan membanting pintu keras-keras.

"Kapan hidupku kembali normal, ya Tuhan.."

Taehyung tak bisa mengendalikan kekehannya saat mendapati sang sahabat menghempaskan pantatnya begitu saja di bangku kayu sebelahnya, menemaninya kembali menyantap makan siang.

"Kau sendiri tahu betapa horny-nya Seulgi noona.." Membaca ponsel, Taehyung masih menangkap bayangan Jimin yang tak bisa melepaskan matanya dari kristal-kristal mahal lampu ruang makan. "Salahmu yang tak pernah memberikan apa yang dia mau."

"Itu bukan salahku, by the way. Ini sudah pekerjaanku."

Terpancing, pemuda berkulit gelap disisi Jimin kini menghentikan seluruh kegiatannya. "Kalau aku boleh koreksi, rasanya akan lebih terpuji untuk menuruti Seulgi noona dibandingkan kau harus melakukan dua pekerjaan yang kontras disaat yang sama."

Mengabaikan protes Taehyung, Jimin semakin menempelkan punggungnya di senderan bangku. "Kau tahu, hidup kita sudah tak punya arti lagi sejak bertemu mereka, Taehyung. Kita tidak ada artinya lagi."

Kim Taehyung yang tak pernah kehabisan kosa kata, untuk kesekian kalinya mati kutu dihadapan Park Jimin.

Tak ada yang bisa mereka salahkan atas kondisi saat ini.

Kecantikan para gadis dan kelemahan hati para pria yang tak mampu menahan gairahnya, paduan yang sangat tepat untuk menuntun mereka ke lembah neraka.

Sekalipun ini kali pertama Taehyung bertemu gadis sehangat matahari yaitu Son Seungwan, punya charm yang berbahaya seperti yang dimiliki Kang Seulgi dan super menggemaskan menggemaskan seperti Joy--pemuda itu tak pernah menemukan setitikpun rasa sesal telah mengenal Bae Irene.

Sekalipun sang gadis telah merenggut seluruh hidupnya, Taehyung justru baru merasakan kehidupan yang sesungguhnya bersama gadis pucat itu.

Little Do You KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang