"Halo."
Oh, demi Tuhan.
Jungkook tidak tahu apa yang terjadi dengan sel tubuhnya.
Jelas-jelas ia baru bisa terlelap persis tengah malam, itupun dengan bantuan Kim Yerim yang sengaja ia tahan demi menenangkan hatinya pasca pertemuannya dengan Namjoon.
Mendadak, matanya tidak mau berkompromi dengannya. Tak peduli betapa matahari masih pulas, tak peduli betapa embun fajar menyusup masuk lewat lubang-lubang rumah yang harusnya membuat tidur Jungkook semakin nyenyak--mata pemuda itu terbuka lebar persis pukul lima pagi.
Dan karena tidak adanya fasilitas rumah yang dapat mengisi waktunya, jadilah ia membangunkan Yeri. Mengetuk seluruh permukaan mahoni sampai muncul sosok mungil yang berantakan itu.
Dan kerja kerasnya terbayarkan, Kim Yerim akhirnya membuka pintu sekalipun Jungkook yakin gadis itu sama lelahnya dengan dirinya. Dengan mata yang masih menolak untuk bangun, Yeri tetap duduk di bangku dapur--membiarkan Jungkook menikmati sarapan paginya.
Menatap puas penampilan kacaunya sampai gadis itu benar-benar bangun.
"Yerim lapar?"
Kalau saja Jungkook punya kekuasaan untuk membiarkan dunia tahu apa saja hal favoritnya, sudah pasti memanggil nama gadis itu masuk di toplist.
Top ten.
Nomor 1.
"Sedikit. Kak Jungkook kan semalam tidak masak."
Ugh.
Terlebih dengan wajah masamnya yang hampir tertutup seluruhnya oleh rambut Yeri yang bagaikan tumpukan jerami, itu lebih dari cukup untuk stok mood Jeon Jungkook hari itu.
"Ah iya!" Seru Jungkook, sukses membangunkan gadis itu dari kantuknya. "Aku kan semalam lupa membawakan pengganti susu.."
"Huh?"
"Susumu 'kan kurebut waktu sarapan kemarin?"
"Susuku?" Pertanyaan polos Yeri justru menimbulkan rona padam di wajah Jungkook.
Beruntung, gadis itu masih terlalu berat untuk membuka kelopak matanya jadi Jungkook bisa menampar pipinya sendiri atas pikiran joroknya yang timbul bahkan saat masih pagi.
"Susu strawberry.." Pikirannya sudah kembali normal dan tugasnya saat ini hanyalah membangunkan Kim Yerim yang terus saja mendongakkan wajah karena mengantuk. Alhasil, ditangkupkannya telapak tangan Jungkook di wajah mungilnya kini berhasil membangunkan Yeri seutuhnya. "Kau masih tidak ingat?"
Demi Tuhan, siapa pula anak gadis yang tidak bakal mati kalau seorang Jeon Jungkook mendekatkan wajahnya dan hanya meninggalkan ruang sebesar empat senti?
Dan Kim Yerim rupanya termasuk golongan menyedihkan itu, ia bahkan menolak menatap langsung mata Jungkook hanya agar pemuda itu tidak dapat mendeteksi pupilnya yang bergetar grogi.
Tangan raksasa itu yang tadinya terasa hangat, mendadak lebih dingin akibat suhu kulit wajah Yeri yang semakin meninggi.
"Kau masih ingin minum susu itu?"
Pertanyaan Jungkook seketika menegakkan tubuh Yeri. "Mau!"
*****
"Kau tahu kak?"
"Apa?"
"Tanganmu berat, tahu."
Pada siapa lagi Jungkook akan pergi hanya untuk mendapat segelas susu strawberry hangat gratis?
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Do You Know
Fanfiction"Tinggal dengan seorang yang tak seharusnya tahu soal rahasiamu, tentunya kau juga harus jadi pribadi yang lain 'kan?"